Sudah banyak tes dijalani oleh kedelapan sahabat itu. Segera mereka mencapai tingkat akhir, dimana tingkat yang akan menuntun mereka ke gerbang kelulusan.
Tak dirasa 6 tahun sudah berlalu, 18 tahun umur mereka kini. Kini, gedung tes dipenuhi oleh orang tua murid yang menonton dan juga murid-murid tingkat bawah. Tes terakhir sebelum esok, yaitu hari kelulusan.
Murid yang mendapat nilai diatas 5 akan dinyatakan lulus, sedangkan dibawah 5 atau pas 5 akan mengulang kelas mereka. Jantung mereka berdegup begitu kencang begitu melihat papan pajang yang terpampang nama mereka dan lawan tanding mereka.
Kedelapan sahabat itu akan saling tanding. Tetapi, mereka tentu akan serius. Karena ini adalah tes terpenting bagi mereka. Mereka akan mengerahkan seluruh kekuatan mereka pada tes hari ini.
"Nomor urut 112 silahkan memasuki ruang tes."
Sudah 2 jam tes kelulusan berjalan, kini sudah mencapai nomor 112, Kiy dan Ai akan bertanding.
"Kiy, mari serius dan lulus bareng-bareng ya!" Seru Ai sambil tersenyum.
Kiy membalasnya dengan anggukan dan senyum."Mulai!"
Bzt!
Tiba-tiba Kiy menghilang dari hadapan Ai dan muncul dibelakangnya dengan pedang kayu(ga boleh pake pedang beneran soalnya) miliknya. Refleks, Ai menghindar dari serangan mendadak itu.
"Phew... Baru permulaan kau sudah membuat diriku jantungan, Kiy." Ucap Ai.
"Hahaha, mari kita mulai."
"Poison water!"
Kiy membuat pelindung dari sulur-sulur tumbuhan yang mengelilingi dirinya.
Kiy menjerat Ai dengan sulur tumbuhan miliknya yang membuat Ai tak bisa berkutik. Tak ingin menyerah, Ai diam-diam membuat belati air untuk memutuskan sulur-sulur tumbuhan itu.
"Hundred flower sword!"
Beratus-ratus bunga berbatang tajam turun dari langit menuju ke arah Ai.
"Rain storm!"
Ai segera membuat badai hujan dan menerbangkan bunga-bunga itu ke arah Kiy.
Dengan bersusah payah, Kiy menghindar dari serangan Ai. Tangannya sudah banyak yang tergores.
Kiy sudah tahu kalau dia akan kalah, karena bunga itu terdapat racun yang dapat membuat orang yang terkena tak dapat bergerak.
"Silahkan kembali ke pinggir lapangan. Tes sudah selesai."
"Kerja bagus Kiy." Ucap Ai sambil membopong Kiy.
"Kerja bagus juga, Ai." Kiy tersenyum pada Ai.
•*•*•
"Huwaaaa sekarang giliran ku! Aku gugup!!" Seru Ina.
"Tak usah gugup, lagi pula kau pasti menang dariku. Kau lebih kuat dariku bukan?" Jawab Eca.
"Tapi.... Tetap saja aku gugup! Huweeee bagaimana nanti kalau aku jatuh?! Kalau aku malah membunuh mu gimana?! Nanti kalau tangan atau kakimu putus gimana?!" Seru Ina.
"Eeeeee.... Imajinasimu itu terlalu-"
"Nomor urut 121 silahkan memasuki ruang tes."
"AWAWAWAWAAAAAA, AKU GUGUP SEKALIIIIIIIIIIIIII"
"T-TENANG INA, JANGAN PANIK! A-AYO KITA SUDAH DIPANGGIL!"
'pesertanya aneh-aneh ya...' batin pengawas
Ina dan Eca langsung berlari ke ruang tes menuju posisi masing-masing.
"Seriuslah Ina."
"Tentu."
"Mulai!"
Bzt!
Mereka menghilang! Cahaya putih yang tampak beradu itu!
Mereka beradu pedang dengan kecepatan yang tak biasa. Para penonton bahkan sampai tercengang. Kiy dan Ai bertepuk tangan sedangkan Ms. Helen yang berada di pinggir ruang tes melongo kaget. Ia tahu bahwa Ina dan Eca memang hebat, tetapi tak tahu sampai sehebat ini!
Tiba-tiba cahaya putih menerangi seluruh ruangan beserta tempat duduk penonton. Cahaya yang begitu menyilaukan mata. Bahkan Ina dan Eca harus menghentikan adu pedang mereka karena cahaya yang sangat menyilaukan itu.
"A-apa itu tadi?" Ucap Eca kaget.
"E-entah lah. Mataku masih agak perih... Huweeee."
"A-a-a... I-Ina j-jangan nangis. Cup-cup-cup."
Setelah kejadian aneh itu, tes masih tetap berjalan lancar sampai selesai. Hasil tes akan diumumkan esok harinya. Tetapi semua yang menyaksikan 'fenomena' aneh tadi masih bingung. Apa yang sebenarnya terjadi tadi?
'Mari kita mulai permainannya~ hehehe'
•TBC•
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic World : The True Past [COMPLETED]
Fantasíaseri 2 dari Magic World series Teryna menceritakan masa lalunya bersama teman-teman masa kecilnya. Dimana diskriminasi pada Ras Bayangan belum tercipta. Ras Bayangan dan Ras Cahaya masih hidup berdampingan, tak ada perang dan hidup damai. Masa lalu...