Chapter - 2

9 1 22
                                    

▪︎¤▪︎
"Dendam bukan sesuatu yang diakibatkan karena luka melainkan hal yang diinginkan"

"Kantin kuy!" ajak Navael kepada sahabat-sahabatnya.

"Yookk!" sahut Ivana dengan santai.

"Elah, Ivana mahh apa ajaa mauu, ywd ayoo" selang Gabie.

"Gilbert gak diajak?!" tanya Michelle.

"Ciee ... Chellee ... gak biasanya niih lu perhatian, wahh jangan² lu ada apa² niihh sm Gilbert!" canda Gabie dengan penuh antusias.

"Gak kok, cuma gw bingung aja kok dia gak diajak" jawab Michelle lagi.

"Lah? Ajak aja kalau dia mau, salah dia lah, menjauh dari kita!" Navael terlihat seperti ngegas.

Lalu, Michelle dkk menyamperi Gilbert yang ada di kelas.

"Bert! Lu mau ke kantin gak?" tanya Michelle kepada Gilbert, yang hanya dikacangi oleh Gilbert.

"Woii! Udahlah Berttt! Kayak gituu doang sihh! Lu marah sama kita gara-gara yang masalah kemarin kan? Elah lu!" keluh Gabie kepada Gilbert.

"Udh lah El, ini kan juga salah lu! Lu kan yang nyari gara-gara!?" selang Ivana.

"Tau siihh El, lu juga gak ganteng kali! Gak usah sok-sok-an lu!?" Michelle terlihat ngegas.

"Lah? Kok semuanya pada nyalahin gw?!" tanya Navael dengan rasa tidak bersalah.

"Gw belain lu yaa El!? Masih bagus lu El!" selang Gabie kepada Navael.

"Hah? Yaudah dahh, Bert gw minta maaf atas perlakuan gw ke lu kemarin"

"Maafin lah Bert, kita kan sahabat selamanya" tukas Ivana.

"Yodah, gw maafin!" jawab Gilbert singkat.

●●●

Saat mereka sampai di kantin, Gabie menemui doinya.Gabie langsung memasang muka antusias dan gembira.

"Cie, lagi liatin siapa tuhh?!" goda Ivana.

"Andre lahh! Siapa lagi kalau bukan?!" Navael menjawab dengan penuh goda juga.

"Sttt, diam lah lu El! Udah tau lagi ramai, lu malah nyebut nama doi gw!" bentak Gabie.

"Yaudahh siihh Gab! Unch unch! Gausah ngegas bebebssku!" hibur Ivana yang membuat Gabie merasa jijik.

"Woii Gabie! Lu suka sama guaaa yaa?" tanya seorang cowok yang penuh ge-er.

"Anjirr apaan sii lu? Datang-datang nyari ribut! Ga usah ge-er yaa lo! Gw mending sama si Navael daripada sama lo, cowok yang udah ngehina doi gw!!!" Gabie terlihat sangat geram.

"Halah! Boong lu!" ejek laki-laki itu dan ...

"Kplakkk!" Gabie menampar laki-laki itu.Karena ia benar-benar sudah kesal, dan karena ulah laki-laki itu, ia menjadi pusat perhatian semua orang di kantin.

"Woii! Lu gak usah pakai nampar segala!? Gw anak pemilik sekolah, gw bisa aja ngelakuin apapun yang gw mau!" balas laki-laki itu kepada Gabie.

"Heh! Kennard! Gw bilangin yaa, lu tuhh jadi cowok jangan tengil gitu.Lu tuhh fucking boy banget, tau ga sih?" bentak Navael, membela Gabie.

"Apa? Lu bilang gw apa? Sialan lo!" bentak Kennard lagi sembari ingin menonjok Navael.

Mereka menjadi pusat perhatian anak-anak yang ada di kantin sekarang.Tiba-tiba, entah kenapa, Pak Agus, selaku guru BP datang ke tempat kejadian.

"Heii! Ini ada apa ini? Hah?" tanya Pak Agus.

"Itu Pak! Ada yang bikin ulah, mentang-mentang anak pemilik sekolah" teriak seorang siswi, entah siapa yang mungkin menyukai Navael.

"Oohh! Itu anak brandalan?!" jawab Pak Agus.

"Bapak! Bapak hanya kerja di sekolah ini, sedangkan saya anak pemilik sekolah ini.Jadi, bapak tidak berhak mengatur-ngatur saya" jawab Kennard dengan tegas, yang membuat semua orang illfeel.

"Tidak peduli siapa kamu! Selagi kamu murid, dan saya guru BPnya, saya berhak menasihati kamu!" balas Pak Agus dengan tegas.

Keadaan menjadi semakin riuh.
"Kringgg" bell masuk kelas berbunyi dan siswa siswi SMA Oxford Bruce, berhamburan menuju kelasnya masing-masing.

"Heh! Kamu! Ikut saya ke ruang BP" perintah Pak Agus kepada Kennard




Confusion & TensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang