Part ini lebih panjang, 1k words lebih.
aku harap kalian tau rules readers yang baik, silahkan vote kalau mau tau NEXT CHAPTER nya. hargai aku yang lembur ngetik buat kalian.Koreksi kalau ada typo, ddaengkyu so much.
Reana dan Lea berjalan ke arah Loker Elang. Lea iba melihat temanya masang muka sedih, Lea juga capek nasehati Reana yang gak pernah mau dengerin kata-kata Lea.
"Na, udah sadar sampai sini? move on na! C'mon!" bujuk Lea pantang menyerah sambil membantu Reana membawa kantong sampah berisi barang-barang nya untuk Elang.
"Gak bisa Lea, susah" Keluh nya pasrah memandang kosong koridor Sekolah yang ramai, karena guru sedang rapat besar.
Lea mendesah panjang menyenderkan pundaknya di dinding gudang Sekolah. Lea yang baperan apa gimana? Reana yang harusnya sakit hati banget udah di tolak mentah-mentah oleh Elang. tapi Lea yang ikut sakit hati sampai mau nangis.
Dan bener Lea nangis sambil sesekali mengusap matanya yang berlinang Air mata oleh tanganya. Reana yang fokus memandang kosong plastik itu langsung menoleh mendengar isakan sahabat yang paling dia sayang itu.
"Lea, kenapa nangis? mag lo kambuh?" tanya Reana bingung dengan sahabatnya ini yang tiba-tiba nangis.
"Hiks---kenapa si Na, lo itu terlalu baik sama si Elang itu. lo sadar Na berapa kali lo di tolak mentah-mentah sama dia? di depan umum. lo harus inget itu."
Reana diam masih setia mengusap punggung Lea. kalau bisa dia move on sekarang juga bakal dia lakukan, tapi susah Reana udah pernah coba itu dan hasilnya nol.
"Kalau bisa gue lakuin, bakal gue laku—
"Nana, lo mau buang hadiah yang lo kasih ke Elang?"
Reana menengok melihat Juna dan Unus sedang berjalan ke arah nya sambil memegang gitar masing-masing. Dia jadi bingung mau bilang apa sama mereka berdua.
"Itu—tadi gue liat di depan loker Ka Elang ada plastik sampah dan gue liat ada tulisan tolong buang. Jadi gue bu—
"Jangan bohong, gue tau ini di suruh Elang. Biar gue sama Unus bawa. lo gak perlu repot Na buang karena gue tau sewaktu-waktu tuh Cowok bakal cari nih barang."
"Gak mungkin kali Ka, ini kan isinya gak penting."
"Siapa bilang gak penting? menurut gue penting, penting banget malah. mungkin bodoh nya Elang lagi bersarang di otaknya jadi dia gak bisa mikir—,
"Udah lah bawa tuh plastik pergi, bilangin temen lo jangan sok ganteng." Lea mengambil Uang lima ratus ribu yang tadi Elang kasih, melemparnya ke wajah Elang yang baru banget dateng di hadapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret✓
FanfictionMelukai hati gadis yang sangat mencintainya hingga depresi, lalu merengkuhnya kembali hanya karena kasihan. apa masih pantas jika suatu hari Elang berharap jika Reana tidak pernah berhenti mencintainya? s t o r y b y ©chimorayyy [Jungri lokal ver]