Jangan ada silent Reader diantara Kita•••
Note : Makasih udah mampir~♡
¦¦¦¦¦¦¦¦¦~~~
Kamu menarik nafas dalam. Memandang perutmu yang sebentar lagi akan mengempis sebab bayi yang di dalam perutmu akan keluar. Sejak kejadian itu kamu pergi dari rumah sejauh jauhnya. Sekarang kamu sedang berada di rumah sakit untuk melahirkan anak kesembilanmu, tanpa sang suami yang menemani.
"Buk Y/n, Sudah siap? Kita akan memulai proses bersalinnya." Ucap sang dokter yang diketahui bernama, Lee Dongwook.
Kamu hanya tersenyum matang. "Saya siap dok." ucap kamu meyakinkan sang dokter.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
"Ooooeeeekkkkk.... Ooekkkk.... "
Kamu hanya dapat melihat seorang bayi yang menangis. Badan kamu semuanya mati rasa. Dan semuanya mengabur dalam bayang bayang.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kamu menatap diri dari pantulan cermin lelah. Lalu, menatap bayi yang berada di gendongannya. Bayi kamu sudah mencapai usia 3 minggu, tapi kamu belum menemukan nama kecil untuk anak lelakimu. Pekerjaan Kamu sekarang adalah buruh dan babysitter.
Kamu tersenyum manis menatap sang buah hari yang sudah tertidur pulas. Tiba-tiba terlintas satu nama di kepala kamu.
"Changha, Byun Changha" ujarmu dalam senyum hangat. Kamu juga mengubah margamu dari Cha menjadi Byun, marga aslimu.
"Selamat datang di dunia yang kejam, anakku sayang" ujarmu lalu menitikkan air mata.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
13 tahun berlalu, kamu rasa sang suami bahkan keluargamu tak mencarimu sebab kamu belum ditemukan oleh mereka. Padahal kamu juga meninggalkan anakmu yang dulunya berumur 1 tahun. Bukankah kamu kejam? Tapi sudah sesak di dada mau bagaimana lagi. Rasanya pun anak anakmu yang lain akan baik baik saja tanpamu. Tentu saja, karena ada Yeri, pasti mereka hidup bahagia sekarang. Bagaimana dengan Changha? Tentu saja, ia dalam keadaan sehat dan menjadi lelaki yang hebat.
"Changha, bekalmu! " ujarmu ketika melihat Changha mulai menjauh ke pintu depan. Changha berbalik dengab cepat lalu mengambil bekalnya.
"Makasih ma, udah ingatin" ujarnya sambil menyalim tanganmu kemudian berjalan menjauh menuju pintu.
"Hati-hati! Sayang! " teriakmu dengan keras. "Iya ma! " teriak Changha.
Sekarang kamu bersiap untuk pergi bekerja. Kamu sebenarnya tidak perlu bekerja terlalu keras karena Changha mendapat beasiswa hasil kerja kerasnya dan memudahkanmu untuk tidak membayar keperluan sekolah nya.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Sekarang sudah jam 19.02 . Kamu sudah pulang bekerja. Kamu menelusuri jalan di dalam diam. Mengingat-ngingat memori masa lalu. Rasanya manis dan pahit secara bersamaan. Manis ketika melihat sang suami melamarmu dulu dan pahit ketika melihat suamimu itu berpegang tangan mesra dengan sahabatmu.
Kamu terdiam. Rasanya sakit, ingin menangis. Dalam kebisingan kota, kamu melihat Yeri bersama seorang anak gadis yang manis. Kamu menghentikan langkah pastimu. Lalu kembali berjalan ketika Yeri dan si gadis masuk ke sebuah cafe.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
"Mama pulang!" ucap mu setengah teriak mengharap anakmu mendengar lalu membuka pintu bukan tanpa alasan, kamu sekarang membawa dua kantung besar belanja bulananmu.
"Mama!" kamu mendengar samar samar suara anakmu dibalik pintu laly pintu rumah terbuka. Kamu hanya tersenyum menatap anakmu yang ceria. Tapi, tunggu...
"Sayang, wajah kamu kok lembam lembam? " ujarmu ketika melihat wajah ceria anakmu.
"Eh? Eeeuuuumm... Hhmm.. A-aku terpeleset di sekolah" ujar Changha dengan suara yang semakin mengecil. Kamu tau anakmu bohong, tapi kamu ga mau memaksa Changha untuk berkata jujur. Toh, mulut Changha itu sering ceplas ceplos.
"Eeeuuuum.... Ambil salep biar mama obatin" ujarmu dengan senyum yang mengembang dan tertular di bibir Changha.
Changha langsung mengambil salep di kamarmu lalu kembali lagi kehadapan kamu. Kamu meringis kecil melihat lembam di pipi anakmu.
"Changha.. Makanya hati hati ya.. Mama ga mau kehilangan kamu, sayang." Ujarmu setelah keheningan melanda kamu dan anakmu. Changha hanya tersenyum kecil.
"Iya ma" tapi, ga janji. Sambung Changha dalam hati.
Kamu menangis. Melihat anakmu yang luka seperti ini saja sudah sedih, apalagi, kalau meninggal. "Kalau ada apa apa bilang mama ya, sayang? Kalaupun ga mau cerita jangan kotorin tangan kamu dengan balas dendam." Kata katamu seakan menyihir Changha untuk mengangguk angguk.
Senang rasanya melihat anakmu yang manis ini. Apalagi menurut seperti ini, jadi kangen dengan kedelapan anakmu yang lain. Kamu hanya tersenyum kecut.
Pasti mereka membenciku sekarang.... Pikirmu dalam hati. Bagaimana tidak benci? Kamu saja meninggalkan mereka tanpa sepatah katapun.
TO BE CONTINUE....
Gimana?? Keren ga? Hehe. Maaf masih pemula. Kalau ada mau tambahan ceritanya bagus kayak gimana komen aja, oke? Ga berlaku cuman chap ini atau chap lusa. Chap semuaku pun boleh kalian buat kayak mana bagusnya.
Hehe..
Jangan lupa Voment dan Comment, sayang!
Next?
Or
No?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband •°•Feat. Cha Eunwoo & Bts
RomanceJangan ada Silent Reader di antara kita••• Y/n sudah membulatkan tekadnya untuk pergi dari kediamannya. Y/n melihat sang suami berpegangan tangan dengan Yeri, sahabatnya. Padahal Y/n sedang mengandung anaknya yang ke sembilan dan menganggap Yeri adi...