Melancholy

4 2 0
                                    

Lorong sekolah terasa begitu panjang bagi Aza yang mulai memasukinya. Untuk kesekian kalinya Aza melangkahkan kakinya di sekolah ini, namun ia belum pernah terbiasa bahkan merasa sengsara.

"Buta ato gimana sih lu? Temen sekelas lewat bukannya nyapa malah nunduk maen nylonong aja" bentakan dan dorongan keras membuat tubuh Aza terbentur tembok.

"Maaf Rose .. " Aza hanya bisa melirih dan menahan perih atas tarikan di rambutnya.

"Maaf lu bilang? Udah beratus ratus kali lu ngomong kaya gitu ke gue astaga, gak bosen apa?" Rose semakin geram dengan tingkah Aza yang dianggapnya munafik tersebut.

"Rose udah ayo pergi males gue liat ni cewe" Andin, teman Rose yang mencoba melerai emosi Rose.

Aza tertunduk menyesali sesuatu disana. Rose dan Andin meninggalkan Aza yang sedikit terisak akibat perbuatan mereka.

※●※


Jam makan siang seperti biasa kantin begitu ramai oleh para siswa. Aza mengambil nampan kecil dan meletakan beberapa makanan disana. Duduk sendiri, makan juga sendiri bahkan dia juga hidup sendiri, setidaknya itu yang sedang Aza pikirkan. Hingga tiba tiba sesuatu mengalir di kepala Aza, dia terdiam dan masih menikmati makanannya walau nyatanya dia menahan malu, dia menahan takut dan jelas dia menahan amarahnya.

"Din, gimana sih kok kecapnya bisa tumpah? Ini tu bukan mie yah Din" Rose mengambil beberapa surai Aza dan mengusapnya yang malah semakin membuat kecap di kepala Aza menyebar kerambutnya.

"Gak sengaja. Lagian ni kecap gak ada tutupnya, ni juga ngapain duduk disini kan jadinya tangan gua letoy pas deket sama lu" ucap Andin seraya menunjuk ke arah Aza.

Semua mata menyaksikan mereka bertiga. Hampir semua melihatnya, ya hampir semua. Tiba - tiba tangan Aza di tarik oleh seseorang dengan sedikit kasar. Kini semua orang menyaksikan hal itu, hal yang semakin membuat mereka semua penasaran.

"KLONTANGG!!"

Dengan kesal, Rose melemparkan nampan berisi makanan yang dia pegang.

"Siapa yang berani mungut dia dari gua!"

Ya. Siapa yang berani berteriak sekeras itu jika bukan Rose, cucu dari pemilik sekolahan ini. Tidak ada satupun yang berani menyela ataupun memarahi Rose disini. Dia bertingkah semaunya tanpa takut dimarahi oleh siapapun, tak terkecuali kakeknya yang merupakan pemilik yayasan Bangsa dan pemilik SMA Bangsa ini.

Aza menghempaskan tangannya dari genggaman gadis yang menariknya tadi.

"Rose .." Aza memanggil nama Rose dan mencoba mendekatinya.

"Diem! Diem disana! Jangan coba deketin gua, sampah!" Wajah Rose nampak memucat, nafasnya kini juga mulai tersengal - sengal. Tak berapa lama nyeri timbul di dadanya.

"Gue peringatin sekali lagi jangan ada yang berani mungut sampah kaya dia dari gue! Huf huf .. akhh" Rose mulai roboh, tangannya mencoba menahan sesak di dadanya.

Semua siswa yang berada di kantin saat itu menyaksikan perdebatan hebat tersebut. Tak ada yang bersuara, semua bungkam seperti tertimpa oleh bebatuan.

Rose melihat Aza yang melangkah ragu ke arahnya, dia juga melihat gadis yang menyebabkan emosinya meluap - luap seperti tadi. Rose berusaha mencari oksigen, namun nampaknya itu semua sulit ia dapatkan sekarang.

Gelap .. gelap dan










←※→

Hay Hay Hay Assalamualaikum Apa kabar salam kenal dari saya Nweh. Hehehhhh garing amat

Ini adalah pertama kali saya bikin wattpad:v gak nanya ya? Oke gak papa

Jadi saya harap kalian kalian pembaca yang budiman jangan lupa like and subcribe? Tapi sayangnya saya gak punya channel youtube, jadi Jangan lupa berikan saya ✩ → ★ dan komen kalian juga saya nanti:)

Terima kasih untuk Vote dan Komen kalian:) ♡

An AdolesensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang