PART 26

1.9K 394 213
                                    


| Aku akan membukanya! |

🥀

"Paaaagi."

Cerah senyuman Chanyeol adalah hal pertama yang menyambut Tori di pagi hari ketika ia membuka mata. Sedikit terkejut, tapi Tori tidak menyerukan protes apapun. Terlebih ketika detik demi detik berlalu kemudian, Tori mulai teringat alasan mengapa pria itu di sini. Di kamarnya jam enam pagi dan berada di bawah selimut yang sama dengannya.

Tidak, jika kamu berpikiran yang aneh-aneh, maka jawabannya adalah tidak.

Satu-satunya alasan Chanyeol bersama Tori pagi ini adalah karena dia mengantar Tori pulang semalam, dan karena Tori sedang dalam mode 'mental breakdown', Chanyeol jadi tidak tega meninggalkan Tori. Alhasil ia menenangkan Tori yang menangis dan ikutan tertidur.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Chanyeol, sedikit berharap Tori sudah lebih baik daripada semalam.

"Seperti kentang." jawab Tori, ia menutup matanya dengan lengan. "Maaf, aku sudah menyusahkanmu."

"Tidak apa, kan? Bukankah itu gunanya teman?"

"..."

"Selalu ada di saat susah dan senang."

"Bukankah aku sudah menolakmu berkali-kali. Aku tidak mau menjadi temanmu lagi. Kenapa bersikeras?"

"Jangan menanyakan sesuatu yang sudah kau ketahui jawabannya." Chanyeol menepikan selimut yang menutupi tubuhnya, dan beranjak duduk. "Lagipula, tidak peduli berapa kali kau menolakku, aku akan terus berusaha agar diterima kembali."

"Pasti menyenangkan hidup mempunyai tantangan." Tori mendengus remeh. "Kau pasti bersemangat setiap hari."

"Kau bukan tantangan untukku." Chanyeol menarik lengan yang menutup wajah Tori. Matanya yang teduh dan menyiratkan keteguhan menghujam sepasang netra Tori yang membengkak akibat tangisnya semalam.

"Aku bersalah. Kau adalah orang yang berharga untukku. Sikap pengecutku yang lari dari perasaanmu selama tiga bulan kemarin hanya membawaku pada penyiksaan diri.-

Kau adalah hal yang aku perjuangkan. Bukan sebagai tantangan, melainkan orang yang aku inginkan kembali bersamaku. Orang yang akan aku pertahankan dan aku perlakukan lebih baik dari sebelumnya."

"Apa-apaan, pagi-pagi sudah meracau." Tori mengalihkan pandangannya dari Chanyeol dan turut bangkit. "Apa kau menghapal itu semalaman?"

"Apa kau terkesan?"

Tori mengangkat bahu. "Jadi kau serius mau berteman kembali denganku?"

"Aku tidak pernah bercanda."

Menarik napas dalam, Tori melempar pandangannya pada jendela kamarnya yang memantulkan cahaya samar dari luar. "Baiklah, kalau begitu."

"Eh?!" Chanyeol mengerutkan dahi. Sepasang manik kelamnya melebar penuh tanya. Lalu berikutnya, seakan belum selesai, Tori menyodorkan tangannya di depan wajah Chanyeol. Sebuah sikap yang malah membuat Chanyeol termangu kaku.

"Damai?" ujar Tori, memulai perdamaian di antara mereka dengan tidak terduga.

Chanyeol, dengan tangan yang berkeringat, menyambut ragu-ragu uluran tangan Tori. Ia takut kalau-kalau ketika ia hendak menjabat tangan Tori, gadis itu akan menertawainya dan berteriak di depan wajahnya : PRANK!

Orang-orang di youtube sedang marak melakukan hal tersebut, kan?

"Oii?" Tori berseru tak sabaran. "Tidak mau, kah?"

"Uh, eh..., ya, iya. Da-damai!" senyum Chanyeol merekah lebar. Untuk pertama kalinya, sejak tiga bulan berlalu, ia kembali menggenggam tangan itu. Jemari kecil dan hangat yang selalu pas di genggamannya.

RESONATE (PCY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang