PART 29

1.6K 404 117
                                    


🥀

Tori memang benar.

Selama satu minggu menghabiskan waktu di rumah Tori, Chanyeol juga memikirkan Ina, masalah yang ia hindari. Sebagai pria dewasa dengan pikiran yang tentunya sematang usianya, Chanyeol jelas paham bahwa melarikan diri seperti ini hanya memperumit situasi.

Chanyeol paham itu, tapi ia tidak dapat menemukan opsi yang lebih baik daripada menghindar. Chanyeol tidak mau bertikai dengan Ina. Chanyeol tidak ingin menelan pahit yang sama setiap kali mereka bertengkar.

Ina selalu dan entah bagaimana akan berujung menyudutkannya. Membuat ia merasa bersalah dengan sikap dingin dan pasrah wanita itu. Pada akhirnya, Ina akan mengeluarkan kata-kata yang paling ia benci : Jika tidak tahan, akhiri saja.

Chanyeol benci mendengar kalimat itu. Seakan melepaskan dan menepisnya adalah hal yang gampang untuk Ina lakukan. Seakan ia tidak berarti apa-apa.

Padahal bagi Chanyeol, untuk mempertahankan Ina di sisinya ia rela mengorbankan apa saja.

"Handphone-mu ada telepon loh." celetukan Tori dari seberang meja menyadarkan Chanyeol dari lamunannya. Pria itu mengerjapkan mata beberapa kali, sebelum memperhatikan nama si pemanggil.

Ina.

Yaaah… Sepertinya garis finish telah menyapa. Pelarian ini akhirnya bertemu pada garis akhir juga.

Tidak menjawab telepon barusan, Chanyeol memilih beranjak. Ia memasukkan ponselnya ke saku celana dan memungut jaketnya dari bahu sofa.

"Aku pergi sebentar." pamitnya.

"Pulang, kah?" tanya Tori tenang.

"Apa kau sebegitu inginnya aku pergi dari sini?"

Tori membentuk lambang damai dengan jarinya lalu tersenyum lebar. "Peka sekali."

"Ck. Aku bakal kembali loh." Chanyeol menyilangkan lengan di dada. "Apa kau mau dibelikan sesuatu?"

"Ung..., belikan aku sundae."

Mengacungkan jempol di udara dan berbalik, Chanyeol pun menghilang di balik pintu.

Pria itu telah pergi. Menuju ke suatu tempat yang Tori pahami, merupakan sebuah tempat yang lebih baik daripada dirinya.

"Rasanya seperti kembali ke titik nol lagi." Tori bergumam. Ia menyeret kakinya menuju jendela, memperhatikan motor Chanyeol yang melaju meninggalkan area perumahannya; meninggalkan dia.

🥀

Chanyeol tidak pulang.
Itu adalah kepastian.
Tori tidak menunggu pria itu juga.

Pada pukul sembilan malam, Tori keluar dari unitnya dan pergi mencari sundae di kedai terdekat. Dia menyantap seporsi sundae dan beberapa gelas soju sebelum keluar dari kedai dengan tenda yang nyaris roboh tersebut. Kedua tangan Tori terbenam di saku jaket selagi ia melenggang menuju rumah.

Lalu setelah malam itu berlalu. Malam-malam lain pun berdatangan hilir berganti.

Seperti biasa, Tori melewati harinya dengan bekerja-makan-tidur. Tidak ada yang spesial belakangan ini selain Sehun yang belakangan ini sering mengantar-jemputnya. Tori pikir itu karena Sehun sedang terkena demam baik hati saja.

RESONATE (PCY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang