~ D E L A P A N ~

1.6K 110 6
                                    


Jangan lupa komen dan vote yaa kawan :) ku tunggu looo



Dalam lelapku sepertinya aku merasakan hembusan nafas lembut di leherku. Badanku pun seolah diikat oleh benda yang sangat kuat namun lembut dan tidak menyakitiku. Kucoba membalikkan badan tetapi seakan ada yang menahannya. Aku coba untuk membuka mataku walau sangat berat.

"Ssstt..tidurlah lagi sayang. Kau pasti lelah. Jangan takut. Aku akan menjagamu disini." Suaranya lirih dan memanjakanku. Tangannya mengelus rambutku dengan lembut. Apalah daya keinginan membuka mata terlalu lemah dengan rasa nyaman ini. Dan aku menikmatinya.


~ 0 ~ 0 ~


Matahari mulai menyinari kamar, aku baru memejamkan mata namun hari seolah-olah berlomba untuk berganti. Aku yang terlalu lelah atau waktu yang terlalu cepat berlalu atau mungkin keduanya.

Menghembuskan napas, aku bangun dari tempat tidur, "sepertinya aku butuh tenaga yang banyak sebentar lagi." sambil beranjak pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri.

Aku menyisir rambut sambil memikirkan apa yang akan kuceritakan pada kakek dan nenek. Belum selesai berpikir tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamar.

Tok tok tok

Tok tok tok

"sayang, kau sudah bangun? Buka pintunya?"

Sambil membuka pintu, aku berteriak "berhenti menggedor pintu seperti itu. Kau akan memperbaikinya kalau rusak?"

"jangankan pintu, hatimu pun bisa kuperbaiki, " tentu saja itu David yang berbicara plus tampang mesumnya.

Aku memutar bola mata sambil berlalu meninggalkannya.

"sayang, jangan meninggalkanku." Membuntutiku.

Aku menghiraukannya dan pergi menuju ruang makan. Karena seperti biasa, kita akan selalu sarapan bersama.

Kakek melihat kedatanganku dan langsung tersenyum hangat, "duduklah Lili, ayo kita makan."

Aku mengangukkan kepala sekali dan duduk diantara Aldrik dan David. Kenapa kursi yang kosong hanya diantara mereka? Sial sekali hidupku hari ini.

Manusia kutub dan manusia mesum. Aku berada diantaranya. Oke, cukup hari ini saja. Perutku juga sudah sangat lapar.

Sesekali saat makan, David menaruh lauk yang ada di meja makan di piringku. Sambil tersenyum manis dia berkata, "makanlah yang banyak. Aku tidak suka melihatmu sekurus itu."

Whaatt? Badanku kurus? Apakah dia harus mengatakannya didepanku? Tiba-tiba sekelebat pikiranku berbicara. Daripada mengatakannya dibelakangmu?

Tetap saja dua-duanya aku tidak suka. Apa tidak ada yang memberitahukan padanya bahwa menyinggung berat badan perempuan itu adalah hal yang tabu. Mulai hari ini akan kuajarkan padanya, "Bukan urusanmu."

Aku yakin suaraku sangat ketus. Namun dia hanya tersenyum bangga seolah itu pujian untuknya.

Aku berdehem dan mencoba makan dengan tenang. Aku tidak boleh kehilangan kewarasan hanya karena David yang terus menganggu.

"biarkan aku yang mencuci piringnya." Sambil mengambil tumpukan piring yang ada ditanganku. Viktor berlalu ke tempat pencucian piring didekat sumur.

Aku sempat tercengang namun kaki membuntutinya. Tak urung aku berkata, "baiklah, biar kubantu."

"terimakasih" sambil tersenyum manis, membuatku sadar bahwa sebenarnya dia tampan. Aku segera menggelengkan kepala berharap pemikiran ini cepat hilang.

IMRUS KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang