~ L I M A ~

1.7K 118 4
                                    


Jangan lupa vote + comment yaa teman-teman :)

Desa ini memang indah, penduduknya juga ramah dibandingkan dengan penduduk di desaku. Sebenarnya aku tidak ingin membandingkan desa ini dengan desaku hanya saja memang begitu kenyataannya. Desa ini dan desa ku sama-sama indah hanya saja mungkin orang-orang yang tinggal di dalamnya yang membuatku berpikir bahwa disini lebih indah dan nyaman. Membuatku merasa aman seperti kembali ke tanah kelahiranku sendiri.

"Apa yang sudah kupikirkan? Bagaimana mungkin tempat ini menjadi tanah kelahiranku? Mungkin aku harus sedikit mengurangi imajinasi liarku", aku terkikik sendiri dengan pikiranku.

Tanpa Lili sadari dari kejauhan ada seseorang yang mengamatinya cukup lama.

"I found you" bisiknya sambil menyeringai.

~ 0 ~

Sudah satu bulan aku tinggal dirumah kakek-nenek ini. Aku merasa bahwa mereka seperti kakek-nenekku sendiri. Selama hidup dengan Ibu, aku tidak tahu siapa kakek dan nenekku. Memikirkannya sekarang, sepertinya senang mempunyai kakek dan nenek.

Rutinitasku setiap hari hampir seperti dirumah ketika Ibu masih hidup. Tugasku mencari tumbuhan obat yang ada di hutan. Kebetulan kakek dan nenek disini juga menjual hasil obat tradisional yang sudah diracik sendiri.

Hanya saja tumbuhan-tumbuhan disini sangat berbeda dengan yang ada di tempat tinggalku sebelumnya. Sehingga aku harus belajar dari awal lagi untuk mengenali tumbuhan-tumbuhan obat di desa ini terlebih dahulu.

Sampai saat ini aku telah terbiasa keluar masuk hutan bahkan tempat tumbuhnya tanaman obat itu pun dapat kuingat dengan tepat. Namun dalam perjalanan pulang, aku tidak sengaja menemukan beberapa pohon yang tumbang. Anehnya, aku tidak melihat pohon tumbang ketika aku melewati tempat ini.

Beberapa pohon yang tumbang itu saling menyilang dan membentuk sebuah jalan. Pohon itu seperti habis tersambar petir karena bagian bawah pohon tidak hangus. Aku berjalan lebih dekat mengamati pohon-pohon tersebut. Aku begitu kesal dengan perasaan ingin tahuku ini. Mungkin aku akan menempatkan diriku sendiri dalam bahaya jika tidak bisa mengendalikan rasa penasaranku.

Aku mendekati pohon tersebut tanpa curiga. Mencoba melihat lebih dekat lagi. Kusentuh batang pohon yang tidak hangus. Tidak ada yang terjadi. Aku menghela nafas lega. Kuteruskan berjalan masuk diantara pohon-pohon yang tumbang itu.

Sambil terus melangkah, aku menoleh ke belakang. Entah penglihatanku benar atau tidak, jauh disana aku melihat seseorang berpakaian serba hitam dengan mulutnya tak henti menggumamkan sesuatu.

Apa yang dia ucapkan? Apakah mantra? Bukankah mantra dan sihir hanya mitos belaka?

Ketika aku menghentikan langkah tiba-tiba orang itu berhenti menggumamkan sesuatu namun dia malah menyeringai. Setelah itu dia pergi. Aku tidak bisa melihat sosoknya dengan jelas karena jubah dengan kudungnya yang menghalangi pandanganku. Entah dia laki-laki atau perempuan.

Kuarahkan lagi pandanganku ke depan, tidak jauh dari pohon tersebut terdapat makam yang beberapa diantaranya sudah hancur. Lagi-lagi rasa penasaran mengalahkan akal sehatku. Terus kususuri makam tersebut satu persatu. Tidak ada yang aneh, layaknya makam-makam biasa pada umumnya.

Diujung makam terdapat sebuah bangunan tua yang menarik perhatian. Kulangkahkan kaki menuju bangunan tersebut. Bangunannya tampak kusam dan banyak sekali daun-daun berserakan. Kudorong pintu bangunan itu. Dengan segera bunyi berdecit pintu terbuka memenuhi pendengaran.

"Wow..!" dengan penuh takjub, aku memandangi isi bangunan kecil tersebut. Benar-benar berbeda. Diluar bangunan ini tampak lusuh tetapi jika kalian masuk kedalamnya. Kuyakin kalian tidak ingin keluar lagi. Eits, stop! Bukankah ini makam. Aku akan tetap keluar dari bangunan ini walau sebagus apapun itu.

IMRUS KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang