Chapter 3❤

6 0 0
                                    

Happy reading guys🐣Votment mu sangat berarti💚💛💜








🍁🍁🍁🍁🍁

Perlahan kelopak mata itu terbuka, bingung dan asing dengan sekitar dinding putih dengan bau khas obat obatan.
Ia adalah Ana, yang baru saja bangun setelah kecelakaan kemarin saat pulang sekolah. Untung saja Sisil datang bersama pacarnya dan membawanya langsung ke rumah sakit, setidaknya itulah yang Ana ingat sebelum ia tidak sadarkan diri.

Tiba tiba Ana menangis dan ia histeris, semua orang yang berada di ruangan itu sangat sedih melihatnya terutama, nenek Ana yang tau akibat dari kecelakaan ini.

"Guee nggak mau disini,,gue mau pulangg mau ketemu mama sama papa, nenek tolong Ana , Ana udah ingat semuanya mama sama papa dibawa ke rumah sakit kita abis kecelakaan nek. Nek tolongin Ana,,mama sama papa butuh Ana nek.."teriakan histeris yang terus dikeluarkan Ana setelah ingatannya kembali, ingatan yang sebaiknya dilupakan karena akan sakit jika diingat.

Teriakan itu berhenti bersamaan dengan Ana yang damai dalam tidurnya, ia telah disuntik dengan obat penenang.

Tiba tiba Nenek Ana, memegang dadanya ,sesak terasa.Sepasang suami istri itu memanggil suster dan nenek Ana diperiksa keadaanya.

"Irawan,,tolong lanjutkan amanah ini,nenek percayakan Ana pada keluargamu" Dengan susah Nenek Ana berbicara kepada suami istri itu karena dadanya sudah terasa sangat sesak, setelah kata terakhir itu nenek tak sadarkan diri,kondisinya memburuk.

Skipp

"iya, halo pa"ucap pria diseberang sana sambil memakai helm full facenya

"......"

"baik,pa"

Dengan kecepatan tinggi motor sport itu melaju kencang,yang untungnya belum ada kemacetan.

"Maaf pa, Aldan sedikit terlambat,"
Ucapnya sambil menyalami orang tuanya

"Kamu langsung saja,nenek sudah menunggu di dalam, waktu kamu tidak banyak"ucap Irawan dengan tegasnya.

"Baik,pa"

Di dalam sudah ada dokter dan suster yang berjaga jaga saat nenek dan Aldan berbicara.

"Aldan,, nenek tau kamu anak baik,kamu adalah laki laki yang bertanggungjawab tidak salah Sugiono mempercayakan Ana kepadamu,.."nafas itu terengah sangat dipaksakan

Nenek pun melanjutkan,
"Nenek mohon jaga Ana",samar samar suara pelan di selingi nafas yang sudah sesak itu dapat didengar Aldan.

Dokter langsung bertindak mencoba apakah masih bisa diselamatkan atau tidak,tetapi nasib beekata lain. Nenek menutup matanya dan meninggalkan amanah untuk Aldan.

Dua hari setelah itu,

Aldan memasuki ruangan itu, tempat seorang gadis dirawat yang beberapa hari lagi akan menjadi teman hidupnya. Aldan sangat kasihan dengan nasib gadis itu.
Terbaring lemah tanpa keluarga, dan untungnya masih ada seorang sahabat yang rutin menjenguknya, walau mata itu belum terbuka.

Tetapi sebentar lagi, ia akan jadi bagian dari hidup Aldan. Aldan memandangi wajah itu, dia masih ingat dan tidak menyangka kalau gadis pembangkang yang suka melawannya dulu akan menjadi istrinya.
"wajah yang manis"ucap Aldan dalam hatinya.

Tak lama tangan itu bergerak,menunjukan respon atas kata hati Aldan yang barusan diucapkannya.

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang