Fayola dan Fandy pun menuju ke taman belakang sekolah, Fandy memutuskan duduk disalah satu bangku taman lalu ia menepuk sebelahnya agar Fayola duduk namun Fayola tetap berdiri seraya bersendekap dada.
"Gak usah berbelit belit langsung to the point."ujar Fayola dengan nada datar.
"Aku minta maaf sama kamu fe."
"Basi! Lo minta maaf ke gue, tapi setelah minta maaf lo ulangin lagi kesalahan lo. Gue capek maafin lo, gue capek."
"Maafin aku, aku terlalu pengecut karena udah mencintai dua wanita sekaligus. Tapi aku sadar aku cuma sayang sama kamu, aku sadar emang dulu aku cinta sama Yura, tapi setelah kehadiran kamu rasa ke Yura berubah cuma menjadi rasa kagum semata."ucap Fandy entah tulus atau tidak, Fayola tidak bisa mempercayai lelaki itu.
"Apa jaminan buat gue percaya sama lo? Apa dengan gue ngasih kesempatan yang sama, lalu lo mengingkari janji lo lagi?"
"Aku gak akan janji janji lagi ke kamu fe, aku takut kalo aku gak bakalan bisa nepatin janji itu. Aku mau langsung ngebuktiin ke kamu fe."ucap Fandy.
Fayola menarik nafasnya, kemudian menghembuskannya."Gue kasih lo kesempatan."putus Fayola.
"Beneran?"
"Iya, tapi ini benar benar kesempatan yang terakhir."jawab Fayola sambil tersenyum.
Fandy auto memeluk Fayola dan menciumi pucuk rambut Fayol, menghirup aroma candu yang membuat selalu membuat ia rindu.
Munafik jika Fayola bilang jika ia tak rindu kepada sosok laki laki yang memeluknya sekarang ini. Ia rindu sangat sangat rindu kepada Fandy.
"Hiks hiks fan."
Acara berpelukan melepas rindu dua sejoli itu terlepas ketika Yura datang dengan menangis, penampilannya acak acakan, Yura langsung memeluk Fandy.
"Kamu kenapa yur?"tanya Fandy kebingungan.
"Hiks hiks aku di bully sama Fayola di toilet. Dia nampar aku, terus aku di pukul fan sampai pipi aku lebam trus abis itu dia ngunciin aku di kamar mandi, untung aja ada mereka berdua yang nolongin aku."ucap Yura sembari menunjuk dua teman sekelasnya.
"Bener fe?"tanya Fandy dengan tatapan selidik.
"Enggak fan sumpahan."elak Fayola sambil berdiri menghadap Fandy dan Yura.
"Iya fan, kita kan ke toilet eh denger suara orang teriak trus waktu kita buka ternyata si Yura."ucap Tari teman sekelas Fandy dan Yura.
"Hiks hiks dia gak suka kalau aku deket deket sama kamu, kata dia aku udah ngerebut kamu. Dia nyuruh aku buat ngejauhin kamu, kalo gak aku bakal dipukuli sama dia hiks hiks." lanjut Yura.
Fandy perlahan melepaskan pelukannya dari Yura. Lalu ia berdiri menghadap Fayola dengan tatapan tajam, Fayola trus mengelak karena memang bukan dia pelakunya.
"Jadi kamu nerima maafin aku karena kamu udah selesai ngebully Yura di toilet? Tega kamu ya."Fandy memandang Fayola dengan tatapan tak percaya.
"Enggak fan beneran, aku daritadi tugas OSIS. Emang tadi pagi aku ketemu sama dia di laboratorium Ipa tapi dia yang ngancem aku."elak Fayola.
"Aku gak nyangka sama kamu fe."
Fayola meneteskan air matanya tidak percaya Fandy akan lebih mempercayai orang lain ketimbang dirinya, lagi lagi harapannya dipatahkan dan naas nya secepat itu setelah Fandy berjanji.
"Fan, hiks kita baru aja baikan, tapi sekarang kamu udah tuduh aku lagi. Kamu lebih percaya sama orang lain daripada sama aku, padahal aku ini pacar kamu. Kalo kita berdua aja udah gak ada kepercayaan buat apa sih kamu mertahanin hubungan ini hah."rasanya Fayola pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fayola (Completed)
Teen Fiction#1 - Kepercayaan (25/08/2020) #1 - Kepedulian (25/08/2020) #2 - Terbuang (25/08/2020) #2 - nangis (25/08/2020) Fayola Thevani Friskananda. Seorang gadis yang merasa dirinya adalah anak paling beruntung sedunia. Putri semata wayang dari Pahlevi nanda...