Ano...
Karena sepertinya ada kesalahan teknis pada wattpad yang menyebabkan part 2 saya yang sudah saya terbitkan jadi terhapus, maka saya akan pos kembali. Dan karena saya tidak punya pertinggalnya..... *crying* so, saya chap ini mungkin akan sedikit diubah dari yang sebelumnya.
Hontouni Gomenasai, minna. T-T
-
So, banyak yang udah nebak kalau multimedia disebelah adalah Lee Taemin~ Yup! dia adalah visualisasinya Alex. Saya sendiri mencoba mencari karakter yang visualisasinya mendekati peran dalam cerita saya. Dan tring.... yang saya temukan adalah Lee Taemin. Salah satu member dalam boyband K-Pop Shinee~
Yah semoga cerita ini banyak disukai.
So, here we go~ Happy Reading!^^
*Redtuce*
*
Saat ini Alex sedang duduk di sofa ruang tamu yang juga biasanya digunakan sebagai ruang santai di rumah Ben. Si pirang sejak tadik menunduk. Gesturenya menunjukkan bahwa dia sedang gugup. Bagaimana tidak jika saat ini dia sedang ditatap tajam oleh Ben, orang yang berbaik hati sudah menampungnya tadi malam.
Sesekali dia mengintip dari celah-celah rambutnya yang saat ini menutupi sebagian wajahnya karena dia sedang menunduk. Ben duduk di sofa yang berlainan dengannya, didepannya, sambil melipat tangannya di depan dada. Mata pria itu tak berhenti menatapnya.
Yah, bagaimanapun dia tau bahwa dia salah. Dia membuat kekacauan di dapur orang yang baru dikenalnya. Awalnya dia hanya ingin mengucapkan terima kasih pada Ben karena membiarkannya menginap. Lalu ide itu terlintas begitu saja. Membuatkan sarapan untuk Ben. Pilhannya jatuh pada resep Pancake yang dia lihat melalui internet. Bahannya simple dan tidak terlalu rumit, tapi ternyata dia salah. Dia benar-benar tidak berpengalaman di dapur.
Didengarnya pria bermata tajam didepannya itu mendengus keras.
"Apa tidak ada yang mau kau sampaikan?"
"I..itu.."
Alex menaautkan kedua telapak tangannya diatas paha. Sesekali meremas jari-jarinya. Dia semakin gugup.
"A..aku mi..minta maaf..."
Dia mengigit bibir bawahnya dengan gugup. bisa dirasakannya aura Ben yang semakin menakutkan.
Ben menggeram pelan, lalu memijit kepalanya perlahan. Dia tidak menyangka menampung seorang pemuda pirang akan menyebabkan kekacauan seperti ini.
Terlambat sedetik saja dia berlari kearah dapur, sudah dipastikan rumahnya hanya akan menjadi butiran debu, terbakar habis hanya karena pancake.
Dia mendesah.
"Aku membiarkanmu tinggal di rumahku bukan untuk mengacaukannya," katanya sarkas.
"Ma...maaf," ucap Alex pelan, walau masih bisa didengar Ben.
Sekali lagi dia mendesah. Entah sudah berapa kali dia mendesah pagi ini karena pemuda pirang didepannya.
"Berhentilah minta maaf. Kau sudah mengatakannya berkali-kali."
Alex menegakkan badannya. menatap ben.
"Ma..maaf," ucapnya, kemudian tersentak sendiri sambil memegangi mulutnya.
"Hm... Sudahlah..."
Ben mengibaskan tangannya di udara, terlihat tidak peduli.
Alex mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love With That Blonde (BoyxBoy)
Romance"Aku gay....." Apa jadinya jika seorang pria normal tinggal seatap dengan seorang remaja gay? Si introvert bertemu dengan mataharinya yang bersinar terik. Tanpa dia sadari, pintu hatinya yang selama ini selalu tertutup rapat perlahan terbuka. Tapi...