"Bunda!!!! Adek rese nih bun!!!!".
"Yaaaa Kim Yohan!!!! Berhenti disana!! Bundaaaa...... Adek gangguin hyung lagi nih!!!".
"Yohan, kalau kamu nggak mau berhenti, hyung buang semua barang-barang kesayanganmu ke tong sampah!!!! Yaaakkkk, adek stop!!!!".
"Hyung, kau sangat lambat. Palli palii, kalau bisa kejar saja aku!! Hahahahaha".
Suara kegaduhan sore ini terdengar dari lantai atas di sebuah rumah. Dua orang pria terlihat saling kejar-kejaran dan berlarian menuruni tangga. Yang satu terlihat tertawa terbahak-bahak sambil memegang handphone di tangan kanannya, satunya lagi memasang wajah cemberut sambil terus meneriakkan nama pria yang di kejarnya. Kegiatan saling kejar mengejar tersebut membuat seorang wanita berusia hampir 50 tahunan yang tak lain adalah Bunda mereka ini menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Adek, berhenti gangguin Wooseok hyung!", Bunda menegur Yohan, sang adik yang kini sudah mencari perlindungan dibelakang punggung Bundanya. Ia terlihat menjulurkan lidah sambil menggoyang-goyangkan handphone di tangannya ke arah hyungnya yang sudah ngos-ngosan. Seakan tidak mempedulikan teguran bundanya, ia terus saja berlari sambil tertawa terbahak-bahak setelah melihat sesuatu di layar handphone yang ia pegang. Wooseok, yang tidak lain adalah kakak Yohan, kembali mengejar Yohan yang kini tengah berlari secepat kilat. Bahkan mereka berkejar-kejaran sampai keluar rumah tanpa menggunakan alas kaki, lalu kemudian masuk lagi ke dalam rumah.
"Adekkkkkkk, laptop kesayanganmu hyung banting kalo kamu nggak berhenti!!", Wooseok berteriak dengan kencang, hingga membuat Bundanya kini benar-benar tidak bisa menahan amarahnya meskipun beliau masih bungkam dan tidak berkomentar.
"Banting saja hyung! Hyung tidak akan berani melakukannya", Yohan mencebikkan bibirnya, ia sengaja memperlambat langkah kakinya.
"Hyung keringetan lagi nih padahal udah mandi!!", Wooseok berhenti berlari, ia mengawasi gerak gerik Yohan sambil mengipas-ngipas tubuhnya yang mulai berkeringat.
"Biar sajaaa,, wleeeee", Yohan menjulurkan lidahnya, lalu kembali berlari ketika Wooseok mengejarnya lagi sambil tertawa terbahak-bahak. Sepertinya mereka berdua memang tidak sadar kalau Bundanya sedari tadi sudah berhenti melakukan aktvitasnya, dan sekarang berdiri sambil melipat kedua tangannya. Mengamati gerakan kedua putranya yang sudah terlalu dewasa untuk bermain kejar-kejaran di dalam rumah, hanya karena memperebutkan handphone yang tidak tahu apa isinya. Sangat gaduh.
"Yohan, Wooseok, kalau kalian tidak berhenti, Bunda marah!", Bunda mengucapkan kalimatnya dengan keras dan tegas, membuat kedua pria itu langsung terdiam di tempatnya. Wooseok menatap Bundanya dengan tatapan memelas. Ia menunjuk ke arah Yohan, seolah mengatakan bahwa adiknya lah yang menjadi sumber keributan sore itu.
"Adek tuh bun...", Wooseok membuka suara, ia terlihat sangat ngos-ngosan setelah mengejar adiknya. Bukannya takut dengan teguran bundanya, Yohan makin menjadi-jadi.
"Adek tuh bun...", Yohan menirukan kalimat yang diucapkan Wooseok dengan nada mengejek. Membuat Wooseok menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal lalu berjalan ke arah bundanya. Ia menatap Yohan dengan pandangan yang seakan bisa membunuh adiknya kapan saja ia mau.
"Bundaaa....", Wooseok memeluk bundanya sambil memasang wajah seolah meminta bantuan.
"Bundaaa.... Aigooo, mengadu saja terus hyung. Seperti anak kecil, hanya bisa mengadu", Yohan kembali mengikuti ucapan dan setiap gerak gerik Wooseok sambil tertawa. Ia merasa menang karena hyungnya kini sudah tersengal-sengal, tidak mungkin bisa mengejarnya lagi. Entahlah, Yohan merasa sangat puas melihat wajah hyungnya yang sedang merajuk dan bersikap manja pada bundanya. Sang Bunda memberikan tatapan tajam kepada Yohan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS LOVE || FF Seungseok & Yocat of X1
Fanfiction"Hyung, adek penasaran... Bagaimana hyung mendefinisikan kebahagiaan dan cinta untuk Seungyoun hyung? Maksudku, kenapa hyung bahagia bersamanya?",- Kim Yohan. "Lalu bagaimana denganmu? Apa kamu sudah mencoba untuk membuka hatimu?", - Kim Wooseok Seb...