Chapter 1

137 7 1
                                    

Chapter 1 : First Time We Meet

Senin, suatu tanggal di Juli 2017.

Ini adalah hari pertama MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) untuk kami siswa-siswi baru di sekolahan ini, salah satu sekolah kejuruan yang katanya favorit di kota kecil ini.

Aku lihat sekelilingku, wajah-wajah baru yang begitu heterogen, tiada satupun diantara mereka yang aku kenal. Sepertinya deretan tematku duduk saat ini diisi oleh siswa-siswi dari sekolah yang sama, mereka tampak akrab. Berbeda denganku, aku memang lahir kota ini, akan tetapi aku menyelesaikan pendidikan menengah pertamaku di kampung halaman Ayah, pantaslah aku tampak seperti orang hilang.

Mengawali hari pertama MPLS, dibuka dengan perkenalan dari kakak kelas bina damping, ada Kak Andre, Kak Novi dan Kak Elisa. Kemudian perkenalan dari kami satu per satu, mulai dari ujung depan hingga yang duduk paling akhir/pojok. Ada yang membuatku dan beberapa siswa-siswi lainnya tercengang-kaget pada saat perkenalan, pasalnya satu cewek di depan yang badannya kecil, tinggi juga nggak, tapi suaranya begitu berat, pokoknya tidak cocok dengan ukuran badannya yang kayak sendok teh. Dan ternyata namanya adalah Linda, Melinda Ayu lengkapnya. Dan asal kalian tau, dia adalah salah satu anggota kelompokku di cerita selanjutnya.

Hari kedua MPLS banyak diisi oleh pemateri dari luar sekolah di ruang aula, mulai dari BNN, Kepolisian, TNI, PMI dan lain sebagainya. Dan endingnya di hari ketiga,

"Nama-nama yang kakak panggil harap maju kedepan" seru salah seorang kakak kelas yang bertugas sebagai MC.

"Nayla Saraswati, Iqbal Khairil, Azhar Dwi Pangestu, Juliana Rahayu Putri" sambungnya, menyebut nama-nama yang diminta untuk maju kedepan.

"Ayo buruan!" seru kakak kelas lainnya dengan nada tegas. Sepertinya sesuatu yang menegangkan akan terjadi di ruang aula ini.
"Silahkan kalian berbaris menghadap teman-teman kalian" instruksi kakak kelas yang tadi menyuruh mereka untuk cepat;

"Kalian tau kenapa kalian dipanggil dan disuruh berdiri dihadapan temen-temen kalian?" lanjutnya.

"Enggak kak" jawab mereka serentak dengan wajah tertunduk malu dan mungkin juga rasa takut. Tiba-tiba dipanggil sama kakak kelas panitia MPLS dengan nada emosi, nyuruh mereka buat berdiri menghadap ratusan peserta MPLS lainnya, yang notabenenya banyak yang belum mereka kenali, pasti rasanya campur aduk antara malu dan takut.

"Kalian tau tata tertib sekolah?"

"Saat hari pertama sudah dijelaskan, dan kalian diberi buku panduan, didalamnya ada tata tertib sekolah. Nggak dibaca? Cuma buat dibawa mondar-mandir, kanan-kiri saat MPLS ? Dibaca!!!" bentak kakak kelas tadi, yang

ternyata adalah komandan tatib kegiatan MPLS ini.

"Iya tau kok kak. Sudah kami baca"

"Terus kenapa kalian langgar? Peraturan/tata tertib itu ada untuk dipatuhi bukan

buat main-main de!"

"Ini punya siapa? Ngaku!!!" bentak kakak kelas tadi sambil mengacungkan 2 bungkus rokok dan korek api ke hadapan Azhar Dwi.

"Bukan punya saya kak" jawab Azhar Dwi diselimuti rasa takut.

"Punya kamu?" pertanyaan beralih ke Iqbal sekarang,
"Bukan kak, itu bukan punya saya" jawab Iqbal lirih.
"Lalu ini punya siapa hah!!! Nggak ada yang mau ngaku? Nggak mungkin anak putri yang bawa barang kayak gini" kemarahan kakel makin menjadi-jadi ketika tidak ada salah seorangpun diantara mereka yang mengakui kepemilikan barang tersebut. Suasana di aula kini berubah menjadi hening, sepertinya semua peserta ikut merasakan takut sekaligus kasihan, melihat mereka-mereka yang tengah di interogasi oleh kakel.

See You : The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang