Chapter 2

79 1 0
                                    

Chapter 2 : Kelompok Baik

MPLS sudah berlalu, dan beberapa hari setelahnya, jam pelajaran diisi perkenalan dan percakapan-percakapan dengan guru mapel dikelas. Yah wajar kan ya, kalau di awal-awal pertemuan dengan murid baru pasti guru hanya mengisinya dengan perkenalan saja. Sampe gue mbatin "Ya ampun... bosen gue kenalan mulu ke temen-temen, gue aja bosen apalagi temen-temen yang dengerin sambil liat muka gue"

"Mungkin minggu ini bakal gini terus" ucap Okta di sela jam istirahat kami.

"Maybe gitu. Kayaknya Senin depan baru mulai pelajaran yang bener-bener pelajaran" jawabku. Okta, orang yang pertama kali ngajak kenalan sama aku dan dia juga yang kini jadi teman sebangku di kelas

"Bosen juga, hari-hari isinya kenalan sama cerita-cerita doang, apalagi tiap guru pertanyaannya sama lagi" tukas Okta lagi,

"Sama, gue juga ngerasa bosen. Tapi, nanti giliran kita udah mulai pembelajaran normal, pasti yang kita penginin malah kondisi kayak gini" ujarku

"Iya sih, kedepannya pasti bakal jenuh dan bosen dengan pelajaran" saut Okta. Kami berdua terduduk malas di bangku kami dengan minuman gelasan di tangan kami.

"Kalian berdua lemes amat" suara cowok terdengar dari arah sampingku. Kulirik malas, ternyata itu si Abi.

"Tau nih, sekolah udah beberapa hari gini-gini mulu" jawabku

"Nikmatin aja, besok Senin pasti pelajaran normal akan dimulai, dan sejak saat itu, saat-saat seperti ini pasti akan kalian rindukan" ujar Abi

"Kalo itu sih maybe yes" saut Okta dengan nada malas.

Hari ini bel pulang berkumandang pukul 15.15 sore, "Akhirnya pulang juga" batinku. Aku dan Okta yang udah terkapar malas sedari tadi akhirnya terbebas.

"Yes pulang" ucap Okta dengan begitu semangat, berdiri dari duduk malasnya. Merapikan buku yang tersia-siakan setelah dikeluarkan dari tasnya.

Setelah 1 minggu berlalu, akhirnya kegiatan pembelajaran dimulai, jam-jam produktif sudah dalam mode on. Kami mendapati kurtilas (kurikulum 2013), dimana murid harus lebih aktif daripada guru dalam pembelajarannya. Oleh karena itu, dibentuklah kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas, karena tugasnya juga dominan tugas kelompok.

"Mungkin sistem pembelajaran di sekolah kita ini berbeda ya dengan di sekolah kalian waktu SMP, tapi mungkin ada yang sama" ujar Bu Melly, guru Biologi, 2 jam pelajaran pertama di hari Senin.
"Kita akan melakukan pembelajaran dengan metode kelompok, jadi nanti kalian buat kelompok dan untuk seterusnya saat pelajaran Ibu, tugas kelompok dikerjakan bareng kelompok itu" lanjut Bu Melly.
"Baik Bu" jawab seisi kelas, singkat-padat-jelas.

"Jumlah siswanya berapa?"
"Tiga puluh enam Bu" jawab kami
"O Oke baiklah, nanti bikin 6 kelompok ya, jadinya dalam 1 kelompok ada 6 anggota, biar cepet kalian berhitung saja, dari 1 sampai 6" tukas Bu Melly.
"1...2...3..." kami mulai berhitung.
"Sudah semua? yang nomor 1 sama nomor 1, yang 2 sama nomor 2, begitu seterusnya" kata Bu Melly
"Baik Bu!!!" jawab kami singkat dan ngorong-ngorong.

"Kelompok 5, kelompok 5... sini"

"Nomor 3 sini aja"
"Satu mana satu, ngumpul oy sini pojok, yang enak deket charger" teriak Linda dari pojok kelas.

"Wah, gue sekelompok nih sama si Linda, bakalan berisik kayaknya nih kelompok" batinkuarena cuma dia yang manggil-manggil nomor 1, akhirnya aku pun mendekati tempat duduknya di pojok depan. Iya pojok depan, yang bilang pojok belakang siapa? Kan nggak ada pojok belakang yang sedia tempat buat charger.

Aku tergabung dalam kelompok 1, beranggotakan Abi, Okta, Feby, Ditta, dan juga Linda yang dari tadi teriak-teriak seolah-olah nggak ada gurunya. Abi si cowok mata empat (yang dua bunshin), Okta si cowok gantar dengan mata sipit walaupun dia itu Jawa tulen, Feby si cewek berkulit putih bak nasi di jajanan tradisional "Lemper", kalo bungkusnya sih hijau, kemudian Ditta yang merupakan teman akrab Linda, bahkan sangat akrab, dan sangat kayaknya bakal sama sifatnya sama si Linda.

See You : The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang