"Lo tiap hari pulang naik angkutan umum?" Tanya Kevin saat diperjalanan
Aku mengangguk.
"Kok gak jawab?" Tanyanya lagi
"Tadi aku udah ngangguk," Ucapku
Kevin tertawa, "Gue mana tau lo ngangguk Ca? Gue kan lagi nyetir."
Aku ikut tertawa.
Ah, iya.
Benar juga Kevin, bagaimana dia bisa melihatku mengangguk?"Lo nervous ya kalau dekat gue?"
Deg.
Pertanyaan Kevin membuatku diam seketika, kenapa jantungku berdetak sangat cepat? Apa aku suka sama Kevin? Ah, mana mungkin. Aku hanya belum biasa dekat dengan Kevin.
"Ketawa kamu nular," Ucapku
"Ah, masa?" Kevin menggodaku, ia melihatku sambil tersenyum jahil lewat spion motornya
Sungguh, aku sangat malu.
Aku menarik nafasku dalam-dalam, kemudian ku buang, "Kamu kenapa sih? Kalau lagi nyetir fokus aja." Ucapku mengalihkan pembicaraan
"Siap Bu bos!"
.....
Sesampainya di depan rumah, aku langsung buru-buru turun.
"Kevin makasih ya," Ucapku
Kevin bukannya menjawab, tapi malah ikut turun dari motornya.
"Kenapa Kevin?"
Kevin melepas helmnya, "Gue mau mampir."
"Hah?"
"Ca, bukain dong pagarnya, kalau motor gue diluar bisa hilang." Kevin langsung memakai helmnya lagi kemudian naik ke motornya
Aku mematung ditempat. Aku masih sangat bingung dengan maksudnya Kevin.
Kevin mengklakson motornya, "Ca, kok malah diam?"
Aku langsung tersadar, kemudian buru-buru membukakan pagar rumahku. Setelah ku buka pagar dengan lebar, Kevin langsung memarkirkan motornya digarasi rumahku.
Aku menghampiri Kevin, "Kevin kamu mau ngapain?"
Kevin tidak memperdulikanku, dirinya sibuk melepas helm dan merapihkan rambutnya, kemudian turun dari motornya.
"KEVIN!" Panggilku lagi, tapi kali ini cukup keras
"Gue mau mampir Caca," Jawabnya
Kevin menggandeng tanganku, "Ayo masuk!"
"Ini rumahku!" Tegasku
Kevin terkekeh pelan, "Oh iya, kebalik ya? Habisnya lo gak nawarin gue mampir sih."
Ceklek
Suara pintu terbuka membuat aku dan Kevin menoleh, ku lihat Mamaku sudah berdiri diambang pintu sambil tersenyum.
"Nin, itu siapa?" Tanya Mamaku
Belum sempat aku jawab, Kevin sudah lebih dulu menghampiri Mamaku, "Perkenalkan, saya Kevin Anggara, biasa dipanggil Kevin, dan saya adalah kembarannya Dimas Anggara."
Aku langsung berjalan mendekati Kevin dan Mamaku.
Mamaku tertawa kecil, "Kembarannya Dimas Anggara?"
"Iya, secara wajah gak kembar. Tapi nama belakang kita kembar kok." Ucapnya diakhiri dengan cengiran
Mamaku tertawa, "Kamu temannya Nindy?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
Teen FictionAkan ku persingkat, Cerita kita dimasa dulu, sebelum akhirnya kata "kita" menjadi hilang. -Dari aku, untuk kamu yang mungkin sudah menjaga hati yang lain.