Lima

1 0 0
                                    

"Caca!"

Suara itu membuat ku menoleh ke belakang, "Kenapa Vin?"

Kevin berjalan menghampiri aku lebih dekat, "Mau pulang ya?"

"Iya,"

Kevin tersenyum, "Bareng yuk!"

Aku menggeleng, "Gak usah, Vin."

"Emm," Kevin menggantungkan ucapannya sambil seolah berpikir

"Kalau seandainya lo udah ngerjain tugas capek-capek, tapi ternyata tugas lo ditolak karena lo telat ngumpulin, apa yang akan lo lakuin?" Tanya Kevin dengan ekspresinya yang jahil

"Bujuk gurunya, biar tugasnya diterima. Lebih tepatnya maksa sih, emang kenapa?"

Kevin mendekatkan tubuhnya, "Sama kayak gue, kalau ditolak gue bakal terus bujuk lo sampai lo mau."

"Ih, Kevin! Apa sih?"

Kevin mencolek pipiku, "Ciee.. pipinya sampai merah gitu,"

Aku menunduk, "Kevin, aku malu!"

"Yaudah, ayo pulang sama gue." Ajaknya kemudian menggandeng tanganku sampai parkiran

Kevin membukakan pintu mobilnya untukku, "Silahkan masuk, cantik."

Aku tersenyum, "Makasih."

Setelah aku masuk, Kevin beralih menuju kursi pengemudi, tetapi belum sempat Kevin menutup pintunya, seseorang menahan pintu mobilnya, "Vin!"

Kevin tersentak kaget kemudian menoleh, "Gila, ngagetin aja. Ada apa?"

"Gue numpang sampai perempatan, boleh ya?" Pinta seseorang yang aku yakini teman sekelas Kevin

"Yaelah, ganggu orang mau ngedate aja." Ucap Kevin

Seseorang itu menoleh ke arah samping Kevin, yaitu aku.

"Gebetan baru sekarang adek kelas ya," Goda orang itu membuat aku menoleh ke arah lain

Kevin sepertinya tau kalau aku malu, "Udah buruan kalau mau bareng,"

"Ah, makasih Mas Kevin." Godanya sambil mencolek pipi Kevin

Kevin meringis geli, "Gue tau lo udah lama jomblo, tapi jangan homo bisa kan?"

Orang itu hanya terkekeh pelan, kemudian memanggilku, "Emm.. Lo yang disamping Kevin, gak apa-apa kan gue numpang sampai perempatan?"

Aku menggeleng, "Gak apa-apa, Kak."

"Oke!" Katanya kemudian langsung masuk ke dalam jok mobil belakang

"Yuk, jalan!" Semangatnya

Kevin membenarkan kaca mobilnya, "Apa-apaan lo? Lo kira gue supir lo?"

"Yaudah, sini gue aja yang nyetir," Pintanya

"Gak, usah! Nanti lo modus lagi sama Caca."

"Oh jadi namanya Caca, cantik kayak orangnya."

Kevin menunjukkan wajah dinginnya, membuat aku sedikit ketakutan karena ini pertama kalinya Kevin sepertinya marah, sepertinya ya.

"Eh engga, Vin. Bercanda kok bercanda."

Aku melirik kaca mobil, melihat ekspresi teman Kevin membuat ku menahan tawa, "Kenapa?" Tanya teman Kevin tiba-tiba sambil membulatkan kedua matanya kepada ku

"Eng--ga Kak, gak apa-apa kok." Jawabku sedikit takut

Tinnn

Kevin mengklakson mobilnya, membuat aku dan Temannya tersentak kaget.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang