Tiga

24 7 0
                                    

Setelah cukup lama Kevin berada dirumahku, Kevin berpamitan kepada Mamaku untuk segera pulang, katanya takut Ibunya mengkhawatirkan kondisinya.

"Tante, aku pulang dulu ya. Ibu pasti udah nungguin aku dirumah, takut Ibu khawatir." Pamit Kevin kemudian menggunakan tas, lalu mencium punggung tangan kanan Mamaku

Mamaku menggangguk, "Hati-hati ya Vin, sering-sering main ke rumah, Nindy gak ada teman kalau dirumah."

Aku menyenggol tangan Mamaku, "Mama ngomong apa sih?" Bisikku

Kevin terkekeh, "Iya Tante, pasti aku main lagi kok. Apa lagi kalau ketemu Caca, gak ada bosannya."

Aku menunduk kemudian tersenyum malu. Apa benar yang dikatakan Kevin?

"Ca, gue pulang ya, nanti gue kabarin kalau gue udah sampai dirumah."

Aku mengangguk, "Iya Vin, tapi gimana caranya kamu kabarin aku?"

"Pakai surat." Katanya singkat

Aku melongo, surat? Yang benar saja, memang ini masih jaman dulu.

Kevin tertawa sambil mengacak rambutku, "Lo lucu, gue makin suka."

"Kamu bilang apa?" Tanyaku

Mamaku tiba-tiba berdehem, membuat Kevin langsung salah tingkah, "Yaudah Tante, saya duluan ya."

"Vin, ini ada kue untuk Ibu kamu." Mamaku langsung memberi kotak makan yang isinya kue coklat buatan Mamaku sendiri

Kevin menerima kotak makan itu, "Pasti Ibu suka, makasih ya Tante." Mamaku membalas dengan anggukan, "Ca, gue duluan ya." Pamitnya lagi kepadaku

Setelah itu aku langsung membukakan pagar untuk Kevin. Kevin langsung pergi dengan motor besarnya, tapi sebelum ia benar-benar jauh, ia sempat mengklakson motornya, lalu ku respon dengan lambaian tangan.

.....

Drrttt... Drrttt...

Suara yang berasal dari hpku membuatku langsung tersadar jika ada yang menelfon.

+62812835××××

"Ini nomor siapa?"

Aku langsung menyentuh tombol berwarna hijau, "Halo?" Kataku

"Hai, Ca gue udah sampai rumah."

"Kevin?"

"Iya ini gue Kevin, simpan ya nomor gue."

"Kamu dapat nomor aku dari mana?"

"Tadi gue minta ke Mama lo pas lo ganti baju."

Aku tersenyum, "Iya, aku pasti simpan kok."

"Gue gak bohong kan?"

"Bohong soal apa?"

"Kalau gue akan kabarin lo setelah sampai rumah."

Aku tersenyum lagi, "Iya Vin, kamu gak usah kabarin juga gak apa-apa."

"Jadi lo gak mau gue kabarin? Gue ganggu lo ya?"

"Engga kok Vin,"

"Oh iya, bilangin ke Mama lo ya, Ibu gue udah cicip kue buatan Mama lo, kata Ibu rasanya enak."

Aku tersenyum lagi, Ibu kamu pasti bersyukur banget ya Vin punya anak kayak kamu.

"Halo? Ca, lo kok diam? Lo dengar suara gue kan?"

Ah iya, aku sampai lupa kalau masih telfonan sama Kevin, "Iya Vin, nanti aku sampaikan ke Mama."

"Yaudah, kalau gitu. Gue tutup ya telfonnya?"

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang