sebelum sejauh bumi dan matahari, kita pernah seerat manusia dan tanah
jika boeh aku ibaratkan, aku adalah mentari dan kau bumi. aku akan tetap menyinarimu, memberimu kehangatan, tanpa perduli kau dan seisimu menghancurkanku.
begitu juga dengan rasa yang aku miliki, akan tetap sama seperti dahulu, takkan berubah meski sering kau khianati.
bodoh memang, tapi memang begini adanya
naif memang, aku masih mengharapkan kau berubah, dan akan membalas segala rasa yang kupunya. walau kini nyatanya kau degannya, dengan dia gadis pilihanmu yang menurutmu jauh lebih baik untuk bersanding denganmu.
kini, semua pengharapanku hanyalah bayang semu. mampu ku hanya memandangimu dari kejauhan. merindukanmu diam-diam. \
menyakitkan bukan? aku harus meridukan seseorang yang hatinya tak untukku.
lebih menyakitkan dari apapun.
dan kini aku mengerti, bahwa rindu yang menyakitkan bukanlah rindu yang terhalang oleh jarak, tapi terhalang oleh keadaan.
tak apa, aku sudah terbiasa dengan segala rasa sakit karena mencintai dan merindukan sendrian.
denganmu, hatiku menjadi kuat. secara tak langsung, kau mengajarkanku menjadi wanita yang tangguh untuk manusia sepertimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CORETAN RINDUKU
PoetryIni hanya sebuah tulisan bacalah.. kuharap kau tertarik dan tersentuh ini hanya sebuah coretan coretan si pecandu rindu ini hanya tulisan pengaduan tentang gundahnya si perindu