Part 1

182 15 6
                                    

          Mengadu pada-Nya adalah pilihan terbaik. Ketika kamu senang, sedih, ataupun marah mengadulah pada-Nya. Jangan pendam, curahkan seluruh kegundahan dalam jiwa dengan mengingat-Nya. Berdzikir, sholat, shodaqoh dan beramar ma'ruf nahi munkarlah dimanapun dan kapanpun.

Flashback ON

"May, nanti besar kamu ingin jadi apa, nak ?" tanya bunda padaku ketika kami sedang masak bersama.

"em.. aku ingin jadi seorang hafizhah bunda, karna dengan begitu aku akan memberikan mahkota di kepala ayah dan bunda" ucapku.

       Bunda mengelus kepalaku dan memberikan senyum terindahnya yang selalu kuingat hingga kini.

Flashback OFF

        Dua tahun sudah aku berusaha melupakan kejadian itu. kejadian dimana ayahku dituduh sebagai seorang teroris. Dan ditembak tepat di depanku sedangkan ibuku ditusuk tepat di perutnya. Aku hanya dapat menangis tak mampu berbuat apa-apa. Kini aku telah dewasa dan berusaha bangkit dari keterpurukan semenjak kejadian itu.

"Paman, aku harus mencari siapa pembunuh orang tuaku sebenarnya." Tukasku padanya. 

       Paman tak menoleh tetap fokus pada kegiatan saat ini. Paman sedang melacak keberadaan mafia yang sedang berkeliaran di tanah kami, Indonesia. Pamanku adalah badan intelligent negara dan sosok pengganti ayah bagiku.

"Lupakan sudah peristiwa itu, jangan kau ungkit. Pertanyaanmu membuatku selalu merasa bersalah, sebab dari penyelidikan yang kami lakukan peluru itu milik aparat negara. Dan aku adalah aparat negara." Ucapnya menjelaskan.

"Tapi paman, bukan itu maksudku."balasku.

        Dia pergi meninggalkanku dengan beribu pertanyaan yang ingin kuajukan padanya. Tapi kurasa aku telah menggores hatinya.

"Maafkan aku paman" batinku.

T

B

C



Mengkuak KebenaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang