Part 2

111 7 2
                                    


          Sejak kecil cita-citaku adalah menjadi seorang hafidzah. Tak pernah kulupakan mengulang hafalanku. Meski kini aku tak lagi mampu menyetorkannya pada ayah dan ibu. Aku terus melanjutkannya. Ku dengar suara adzan maghrib, segera kulaksanakan kewajibanku, kembali mengulang dan menghafal hingga isya'.

          Hampir dua jam aku berkutat dihadapan laptop. Mencari berita, artikel, dan surat kabar terkait dengan kejadian itu. Tapi tidak kuperoleh apa-apa. Aku mulai capek dan membaringkan badanku sejenak. Dan akupun terlelap.

"Ayah bunda mau kemana? Jangan tinggalkan Mayla. Jangan biarkan aku sendiri."

         Ayah dan bunda pergi menjauh, aku coba mengejarnya tapi seseorang menahanku. Aku tak mampu melawan, tenaganya sungguh kuat. Wajahnya seperti paman dan dia menodongkan pistolnya padaku. Tenggorokanku tercekat, tidak ada yang mampu menolong. Dan aku hanya dapat berserah pada Allah.

"Tidak........" teriakku ketika sadar dari tidur. itu hanya mimpi. Aku bangun menuju kamar mandi untuk berwudlu dan sholat shubuh bersama paman.

            Matahari masih malu untuk menunjukkan sinarnya. Aku kembali ke kamar dan mulai menghafal quran. Hampir 30 juz usahaku menghafalnya. Dan kejadian itu kembali teringat dibenakku. Aku kembali merintih untuk sekian kalinya, segera kuhapus air mataku.

            Rencanaku hari ini, aku akan menemui sanak saudara dan sahabat ayah menanyakan info terkait kejadian itu. Jika boleh jujur aku mulai lelah mencari kebenaran akan hal ini. Paman tak pernah sedikitpun menceritakan atau memberitahuku akan hal itu.

            Mentari telah tepat berada di atas kepalaku. Tubuh gerah. Tak sedikitpun kabar yang kuperoleh dari mereka. Semua berkata "kami tak tahu."

"Apakah mereka menyembunyikan kebenaran dariku?" batinku.

           Aku bergegas pulang menuju rumah paman. Sepi. Tak ada tanda-tanda keberadaannya. Ku telusuri semua sudut rumah, namun paman tak ada. Paman selalu melarangku untuk masuk ke kamaarnya. Dan hari ini, aku langgar perintahnya.

Kreeek.......

            Hanya ada kasur, lemari, meja kerja dan lukisan berbentuk abstrak yang tak kumengerti. Aku buka lemarinya, mungkin ada sedikit info terkait kejadian itu. Selembar foto ayah kutemukan di lacinya. Dan secarik surat yang terlihat sangat kuno. Kubuka dan tertulis.....

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (Q.S. Al-Hujurat : 6 )

Dan hatiku bergetar membaca surat ini. Ayat Al- Quran...


T

B

C

Mengkuak KebenaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang