πρώτο μέρος

4.8K 283 14
                                    


Hujan lebat menguyur perumahan kawasan elit di Myeongdong, bunyi petir membuyarkan lelaki manis itu dari lamunannya. Banyak hal yang ia pikirkan saat ini, guratan-guratan lelah terlihat begitu jelas.

"apa benar begitu? Tapi kalaupun aku tanya ayah, jawabannya pun akan selalu sama" monolognya.

Pandangnya sendu melihat halaman rumahnya yang basah diguyur oleh air hujan lewat jendela kamarnya.

Hingga pandanganya jatuh terhadap entinsitas pemuda dengan pakaian serba hitamnya berdiri didepan pagar, "ahh pria itu lagi, sebenarnya siapa sih?" katanya dengan menutup tirai.

Baru selangkah menuju kasurnya tiba-tiba terdengar bunyi ketukan dari jendela kamarnya.

"Astaga!!" katanya memandang horor kearah jendela, kakinya tidak bisa di gerakan, bahkan untuk bersuara seakan ada beban berat yang menahannya.

"Tidak berniat membukanya manis?" tanya seseorang dari balik jendela kamarnya.

Lelaki manis itu tidak menjawab, takut, dirinya benar-benar takut, "Jungkook-ah jangan takut aku bukan orang jahat" kata pemuda itu lagi.

Ia tetap tidak menjawab.

Gila-siapa itu astaga, ayah aku takut.

Guyuran hujan semakin menambah kesan seram pada kamar itu, hingga tiba-tiba jendela itu terbuka lebar, menampilkan pria yang tadi berdiri di depan pagar.

"Hei manis kenapa tidak dibuka?" pemuda itu kini berdiri tepat didepannya.

Pupil matanya melebar, "k-kau siapa ?!" hendak melangkah mundur namun tak bisa, ada sepasang lengan yang menahan pinggangnya.

"Lucu sekali sih" ucap pria itu dengan mengusakan hidungnya pada perpotongan leher Jungkook.

Sedangkan Jungkook sendiri diam terpaku, baginya, semua ini terlalu tiba-tiba, semuanya.

"A-apa yang kau lakukan?" tanyanya pada pemuda yang ada dihapannya.

Menatap tepat pada manik biru saphire pria manis itu, "Ikut denganku mau?" tanyanya dengan frontal.

"Apa-apaan kau i-
Tiba-tiba pintu kamar terbuka lebar, lalu menampilkan figur sang ayah.

"Jungkookie sayang ayah pu-

-kau?! hei kenapa kau ada disini?! Lagi, anakku kan belum legal!" sungutnya ketika melihat pemuda itu dikamar anak bungsunya.

"Ya ya ya aku tahu itu, hanya ingin melihatnya memang salah?" katanya dengan wajah pongah dan merengkuh pinggang ramping Jungkook.

"A-ayah...." merentangkan tanganya, berharap sang ayah peka untuk menariknya.

Menghembuskan nafas, "Baiklah V kuberi waktu 10menit, selepas tu tolong tinggalkan anakku, dan jangan pernah muncul lagi".

"Ck, iya iya bawel sekali sih!"

Dengan begitu Ayah menutup pintu kamar anaknya dan pergi ke kamarnya.

"S-sesak-aduh!" ahh kita melupakan si manis.

"Astaga maafkan aku manis" melepaskan pelukanya dan membiarkan si manis menjauh.








Kini keduanya duduk di tepi kasur milik Jungkook, tentu dengan jarak sekitar 5 jengkal.

"Ekhem!" Pemuda serba hitam itu memecah keheningan.

"Omong-omong kenalkan aku V namun khusus untukmu kau boleh memanggilku Taehyung-sayang juga boleh hehe, kau pasti Jungkook kan?" menjulurkan tanganya dengan cengiran kotak diwajahnya.

Alih-alih menjawab Jungkook malah bertanya, "k-kau itu s-siapa? Dan kenapa kau bisa tau namaku?" meremas sprei kuat-kuat.

Melihat itu membuat Taehyung terkekeh renyah, "Astaga...hei santai saja aku tak mengigit kok" mengengam tangan Jungkook.

"Habisnya kau tiba-tiba masuk kamarku, mana lewat jendela pula-ah iya kau belum menjawab pertanyaanku!" serunnya.

"Baiklah akan kujawab, tapi sebelum itu maukah untuk duduk lebih dekat lagi ? Kau duduk jauh sekali manis, bisa-bisa kalau kau mundur sedikit maka kau akan terjatuh"

Menyadari itu cepat-cepat Jungkook duduk sedikit lebih dekat lagi, "sudah".

"Sedikit lagi-
Menarik pingang ramping itu hingga tidak ada jarak antara mereka berdua.

-nah ini baru sudah" lagi-lagi dengan cengiran kotaknya.

"T-tapi ini terlalu dekat" cicit Jungkook.

"Tak apa, nah akan kujawab pertanyaamu tadi-aku tau namamu karena takdir yang memberitahu".

Kerutan didahi terlihat, "takdir? Takdir apa?".

"Takdir kalau kau itu jodohku manis" mengelus pipi gembil Jungkook.

"Jodoh? Berarti kau jahat ya?".

"Eh ? Jahat bagaimana?".

"Iya soalnya kata ayah kalau ada seseorang yang mengaku jodohku dia orang jahat" Jawabnya dengan polos.

"-_- kurang ajar pak tua itu".

"Hei siapa yang kau sebut pak tua?!" gerangnya tak terima.

"Ayah mu i-oke lupakan, mau ikut aku tidak?".

"Tidak mau" tolak si manis memalingkan wajahnya kearah lain.

"Yakin tidak mau ikut?" Tawarnya lagi.

"Tentu tidak, kau pasti akan menjualku kepasar gelap kan? Lalu mengambil organ tubuhku?".

"Jahat sekali berprasangka buruk padaku, padahal tadinya aku ingin mengajakmu untuk bertemu ibumu" katanya memasang wajah dibuat semelas mungkin.
















































tbc.

I Got U boy | tk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang