"A-apa? Ulangi tolong?" tanyanya lagi memastikan.
"Tak ada pengulangan manis, baiklah aku pergi" mengusak rambut Jungkook.
Satu, dua, tiga...
Baru saja berbalik, lengannya sudah dicekal oleh Jungkook, "T-tunggu".
Kan-
Smirk terpampang diwajah pemuda itu, " iya ada apa manis?" berbalik guna melihat wajah manisnya-eh manisnya?.
"I-ikut boleh?"
Sial-imut sekaliiiii pekiknya dalam diam.
"Tadi kau bilang tak mau dan malah menuduhku yang tidak-tidak" godanya berpura-pura marah.
"Ah itu...oke maafkan aku, kau bilang tadi akan mengajakku bertemu ibu kan? Aku ikut ya ya ya?".
"Hm, boleh tidak ya?" mengetuk-ngetukan ibu jarinya pada dagunya.
"Ayolah ayolah kumohon" bibirnya melengkung kebawah dengan binar polosnya.
Oke kupastikan pasti Taehyung sinting.
"Ayahmu mengijinkan tidak? Tadi saja aku disuru cepat-cepat pergi kan?".
"Tunggu disini aku akan minta ijin pada ayah-
Ketika tangannya memegang kenop pintu ia berbalik.-tunggu aku oke?!" lalu benar-benar menghilang.
"Astaga tau begini dari dulu saja kupancing seperti ini".
"Ya ya ayah? Pilis :("
Duh ayah susah sekali sih untuk diajak kerja sama.
"Tetap tidak Kookoo, apa kau tidak tau kalau ia tiba-tiba menjualmu kepasar gelap?"
"Akan kupastikan tidak, bukankah ayah kenal dengan-Taehyung?"
"Eum-"
Kulihat ayah mengaruk tengkuknya, maka kuberikan sejuta binar-pasti ayah akan luluh hehe.
Baru ayah akan menjawab, kulihat Taehyung turun dari tangga dan menghampiri kami.
Kamar ayah dibawah omong-omong, katanya kakinya cepat pegal kalau bolak-balik naik tangga.
"Izinkan saja-kau tak perlu takut, aku takkan membawanya kesana"
Eh kesana kemana? Ada yang aku lewatkan pasti, pasti.
"Baiklah, ayah izinkan, tapi Taehyung...".
"Apa?".
"Tolong jaga baik-baik anakku, dan kembalikan secepatnya".
Ayah menatap Taehyung-? dingin, "Pasti kujaga baik-baik bodoh, diakan pasanganku".
Tunggu-apa tadi katanya ?
Pasangan ?
Maksudnya ?
"Kurang ajar, minta restu dulu sana pada kakenya"
"Berisik-ayo manis"
Astaga, aku macam orang bodoh disini tak satupun dari percakapan mereka yang aku ketahui.
"Dadah ayah!" ujarku melambaikan tanganku pada ayah.
Taehyung membukakan pintu penumpang lalu mempersilahkanku untuk duduk...
-tunggu, ini bukan mobil ayah..
Bukankah tadi ia masuk lewat jendela kamarku ?! Lalu mobil siapa ini?!
Kurasa aku akan punya penyakit jantung-astaga.
Mobil yang kami tumpangi memasuki area hutan-hutan dengan pepohonan menjulang tinggi dikiri dan kanannya.
Perasaanku mulai was-was, apakah keputusanku tepat untuk ikut dengannya.
Tuhan tolong lindungi aku, jangan biarkan aku mati dahulu tuhan, aku belum makan nasi padang yang kata orang-orang itu enak :(.
Lupakan oke-aku tak tau ia akan membawaku kemana.
"Nah sudah sampai" aku turun dan membukakan pintu untuknya.
Matanya memendar ke sekeliling dengan seksama, kulihat ia sedikit ling-lung.
"Ini dimana?" matanya tetap fokus pada sekeliling.
"Di tempat orang-orang istimewa, manis"
"Istimewa? Apa ini disurga? Apakah aku sudah mati?" tanyanya bertubi-tubi dengan alisnya menukik tanda tak paham.
Kuusak rambutnya, "Iya, ayo manis" kataku mengandengnya.
Tak jauh dari tempatku berhenti, di ujung sana terdapat gerbang tua yang besar dan menjulang tinggi.
Ketika sampai ku sentuhkan jariku pada gerbang itu san seketika terbuka.
"Eh-?!" katanya menatapku dengan kedua pupil yang membesar-astaga gemas gemas gemas.
"Tunggu apalagi ? Ayo masuk"
Ketika kami masuk, kulihat disana Jimin ; kaki kananku sedang berjalan kemari.
"Dari mana saja kau ini, tega sekali malah menghimbahkan pekerjaanmu padaku, kucari kemana-mana tak taunya malah berkencan" ucapnya mengebu-ngebu sambil menjewer telingaku.
"Aw! Aw! Aw! Sakit tau" kataku mengusap telingaku yang merah.
Sakit man biarpun badanya 'bantet' tapi kekuatannya benar-benar maut
"Salah siap-ahh kunjungan dadakan eh?" melirik Jungkook yang menatap kami kebingungan.
Ia beralih kesamping kananku, lalu mengulurkan tangannya, mungkin bermaksud berkenalan.
"Kau pasti Jungkook kan? Kenalkan aku Jimin pria tampan yang menjabat sebagai kaki kanan Taehyung" ujarnya dengan bangga.
Namun sayang seribu sayang, Jungkook pun tak membalas uluran itu, rasakan.
"Taehyung, dimana ibu?" ia mengabaikan uluran tangan Jimin.
To the point sekali, titisan nenek lampir itu memang bukan kaleng-kaleng.
"Ah iya iya ka-"
"Ibumu-? Ah aku tau dimana, ayo" setelah berkata seperti itu dia menggandeng Jungkook-ku, kurang ajar sekali aku yang susah-susah merayunya untuk ikut kemari, si bantet itu malah membawanya pergi.
Hikd..
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got U boy | tk ✔
FanfictionJungkook tak pernah menyangka, kalau hujan kala itu akan mengubah cerita hidupnya- -''♪° bromance -''♪° TAEKOOK ⚠