5

8.1K 434 5
                                    

Setelah take dengan Ali aku kembali ke dalam basecamp dengan Ali yang ikut berjalan di belakang ku. Dari luar basecamp aku mendengar kak Mila sedang berdebat dengan Gritte, aku langsung tahu bahwa yang mereka perdebatkan adalah diriku.

Aku langsung masuk ke dalam basecamp dan suasana langsung menjadi sunyi senyap, seperti kuburan pada tengah malam. Tanpa memperdulikan yang lainnya aku langsung duduk dan mengambil ponsel ku yang ku letakkan di tas.

Dan dugaan ku benar, semua langsung heboh melihat postingan Instagram ku banyak yang menandai ku di akun gosip bahkan, aku sudah masuk ke lambe turah.

"Neng wartawan maksa mau wawancara."

"Bilang ke mereka, kalau mereka mau wawancara harus tunggu gue selesai syuting. Kalau mereka gak mau nunggu ya udah urusan mereka, dan kalau mereka maksa sekarang juga lapor aja ke polisi atas gangguan ketenangan." Siti langsung melakukan apa yang ku perintahkan, dia langsung menemui wartawan.

"Prill itu beneran anak Lo?" Tanya Gritte

"Kalau iya kenapa? Kalau enggak kenapa?" Aku membalas pertanyaan nya dengan nada sinis.

"Ya, biasa aja Prill gak usah sinis gitu. Gue kan cuma pengen tau aja apa bener sahabat gue ini udah punya anak."

"Ya gue ini udah biasa, Lo ga usah terlalu kepo deh. Kalau Lo mau tau nunggu hasil wawancara gue aja. Dan satu hal lagi emang, Lo masih anggep gue sahabat ya?" Aku yang malas dengan situasi ini lebih memilih pergi dari sana dengan membawa bekal makan siang ku. Aku duduk di taman dan mulai makan,  hingga tiba-tiba kak Mila datang dan duduk di samping ku.

"Prill, gue tau Lo orang nya gimana dan gue percaya banget sama Lo. Gue gak maksa kok Lo harus jelasin semuanya ke gue karena, gue tahu gue gak berhak ikut campur masalah lo tapi, kalau Lo butuh sandaran gue bersedia kok." Aku tahu kak Mila adalah orang yang baik dia selalu support aku gimana pun keadaan ku.

"Iya kak, makasih masih mau terima Prilly apa ada nya. Untuk sekarang Prilly memang gak bisa cerita apa-apa   dan makasih banyak kakak udah belain Prilly tadi."

"Sama-sama Prill. Aku udah anggep kamu kayak adek aku sendiri, dan gak akan aku biarin adek aku di sakitin."

"Makasih kak. Aku juga udah anggep kakak seperti kakak kandung aku sendiri." Aku meletakkan makanan ku di atas pangkuan ku, lalu aku memeluk kak Mila.

"Ya udah kamu makan aja yang banyak, aku mau balik kasihan Kevin aku tinggal sendirian."

"Kasihan kak Kevin atau kakak yang udah kangen sama kak Kevin."

"Udah ah Prill, jangan godain orang mulu, mending makan aja sono buat amunisi nanti ngadepin wartawan." Setelah mengatakan itu kak Mila langsung pergi untuk menemui suaminya.

Kak Mila dan kak Kevin merupakan pasangan yang serasi, sebelum sampai ke tahap ini mereka melalui banyak masalah. Banyak yang bilang kalau kak Kevin adalah orang ketiga dalam hubungan kak Mila dengan mantan nya tapi, pada kenyataannya tidak. Kak Kevin dan kak Mila menjalin hubungan setelah kak Mila putus, mereka menikah dan telah memiliki anak berusia kurang lebih setahun.

Meskipun hubungan mereka terlihat rumit, lebih rumit lagi jalan hidup ku ini. Daripada memikirkan hal yang tak jelas lebih baik aku makan seperti kata kak Mila sebagai amunisi sebelum menghadapi netijen.

Setelah makan aku kembali syuting lagi, dan kali ini bersama dengan Gritte. Aku memang tidak melakukan reading berdua dengan Gritte, dan dia seakan menguji ku dengan sengaja berbuat salah sehingga perlu beberapa kali take. Aku tahu dia ingin membuat ku kesal tapi aku tidak perduli dan tetap profesional.

#beberapa waktu kemudian#

Akhirnya syuting hari ini selesai dan aku bisa pulang ke rumah untuk beristirahat. Hari sudah mulai malam dan aku juga mulai lelah

"Sit, gimana wartawan nya? Mereka masih nunggu atau udah pulang?"

"Masih nunggu neng."

"Ya udah bilangin ke mereka bentar lagi gue keluar."

"Iya neng." Siti langsung berlalu dari hadapan ku. Aku langsung membereskan barang m bawaan ku dan langsung keluar menemui para wartawan.

*Wawancara*

"Kalau mau nanya satu-satu aja biar gak bingung aku jawab nya." Aku berbicara seperti itu saat semua wartawan yang ada mencoba berbicara bersamaan.

"Prill apa benar anak itu anak kandung kamu?"

"Iya itu anak kandung aku."

"Lalu siapa ayah dan dari anak kamu itu? Dan apakah kamu sudah menikah?"

"Ayah dari anak saya ya yang pasti adalah seorang pria, dan soal menikah ya aku pasti udah nikah lah. Gak mungkin aku punya anak tapi belum nikah."

"Tapi kapan pernikahan kamu terjadi? Terakhir kamu menjalin hubungan dengan Maxime, dan setelah itu tidak menjalin hubungan dengan siapa-siapa lagi, lalu dengan siapa kamu menikah?"

"Saya menikah dengan seorang laki-laki dan untuk urusan kapan pernikahan saya seperti nya tidak usah di bahas. Sudah cukup sampai sini saja wawancara nya, yang ingin kalian ketahui sudah terjawab. Permisi."

Aku langsung pergi meninggalkan para wartawan dengan rasa penasaran yang baru. Aku yakin media akan makin heboh dan para netijen akan berubah menjadi makin ganas lagi.

Aku dan Siti langsung masuk ke dalam mobil dan langsung pulang ke rumah. Mama langsung pulang dengan Siti saat aku telah sampai di rumah.

Aku melihat anak ku yang tengah bermain di ruang bermain yang di buat oleh suami ku. Aku memastikan anak ku aman lalu aku pergi membersihkan diri setelah seharian beraktifitas.

Setalah itu aku mengambil makanan yang sudah mama siapkan sebelum pulang lalu membawa nya ketempat anak ku dan aku makan di sana. Aku makan sambil menemani nya bermain. Suamiku saat ini belum pulang, dia bilang akan pulang agak malam karena masih ada pekerjaan dan aku pun memaklumi nya.

Setelah makanan ku habis aku mencuci piring bekas makan ku dan setelah itu membawa anak ku kamar karena, hari sudah malam dan waktu nya ia untuk beristirahat.

Aku membaringkan nya di kasur lalu menyalakan TV.  Dia lalu naik ke atas badan ku dan memukuli dada ku pertanda bahwa dia ingin minum Asi.
Aku langsung membuka baju ku dan memberikan apa yang anak ku inginkan.

Aku menepuk-nepuk pantat gemuknya dengan perlahan agar dia terlelap, dia masih berada di atas tubuhku dan jujur dia sangat berat. Di umurnya yang masih bayi ini dia sangat lah gempal bahkan, jika ia marah pukulan tangan nya sangat menyakitkan karena aku pernah mengalami nya sendiri.

Saat ia sedang rewel setelah di imunisasi dan aku yang tak kunjung memberi nya asi, dia langsung marah dan memukul tangan ku. Meskipun begitu aku selalu mencoba tidak marah saat anak ku melakukan sebuah kesalahan karena dengan memarahi nya tidak akan menyelesaikan masalah apalagi dia masih bayi dan wajar jika dia nakal.

Tak lama aku merasakan dia melepaskan sumber makanannya ternyata dia sudah tertidur. Aku lalu meletakkan nya di sebelah ku lalu, menaruh guling di sebelah nya sebagai pembatas.

Aku mematikan tv lalu menyusul nya menuju ke alam mimpi. Biarlah apa yang akan terjadi esok akan aku tidak perduli selama ada mereka di sisiku aku akan kuat.
.
.
.
.
.
TBC

Sorry for typo
Don't forget to click the ⭐
And give me a vomment 😀







The Secret (✓) Complete Tersedia Versi PdfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang