Tukang Gosip

3.6K 405 57
                                    


Jam sepuluh pagi waktu setempat. Lima orang pemuda sedang berkumpul dibawah tangga. Mereka adalah Xiao Zhan, Zhuo Cheng, Fanxing, Pei Xin, dan Guo Cheng. Mereka sedang asyik mengobrol disana. Awalnya mereka hanya mnegobrol santai sampai seorang lagi teman mereka datang membawa berita yang menghebohkan kelima pemuda itu.

"APA?!" Kelimanya kompak berteriak, kaget mendengar berita yang disampaikan Ji Li. Sontak Ji Li menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya mendengar teriakan teman-temannya yang seperti jeritan itu.

"Kamu tau dari mana emangnya?" tanya Guo Cheng lebih dulu dari teman-temannya yang lain.

"Iya, masa sih? Kok aku gak percaya gitu dengernya," sela Pei Xin. "Mana buktinya?" sambungnya lagi.

Wajah Ji Li tampak kesal dengan teman-temannya yang meragukan berita yang ia sampaikan.

"Astaga! Beneran, aku gak bohong. Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Kemaren malam, aku lagi di perjalanan pulang terus pas di jalan aku gak sengaja lihat senior Zan Jin. Awalnya mau kutegur eh ternyata dia gak sendirian. Dia pergi sama laki-laki yang kelihatannya jauh lebih tua. Mereka kelihatan mesra banget. Bayangin aja, mereka jalan sambil pegangan tangan. Aku juga lihat mereka ketawa sambil bertatapan," Ji Li menjelaskan panjang lebar kejadian kemarin malam saat ia memergoki kakak tingkat mereka, Zan Jin kepada teman-temannya yang hanya melongo antara percaya atau tidak dengan ceritanya itu. Pasalnya Ji Li memang termasuk orang yang memiliki banyak teman. Tak heran jika ia sering mendengar gosip-gosip yang beredar yang belum tentu gosip itu benar.

Tetapi apa katanya tadi? Dia melihat sendiri. Saat kakak tingkat mereka yang terkenal pintar dan memiliki popularitas yang tinggi di kampus itu lantaran kecantikannya yang disebut-sebut melebihi wanita padahal ia laki-laki, tengah berduaan dengan pria yang jauh lebih tua dan bergandengan tangan segala. Ya ampun, kalau sampai cerita Ji Li itu benar dan tersebar ke penjuru kampus, orang-orang pasti akan mencibirnya dan dia pasti akan sangat malu.

"Astaga, aku gak nyangka. Padahal dulu aku kagum sama dia. Sudah pintar, cantik lagi," celetuk Pei Xin.

"Iya, ya ampun inget gak tahun kemaren kan dia dapat penghargaan sebagai mahasiswa teladan sekaligus mahasiswa top se-universitas. Malu-maluin aja kalo sampai dia kencan sama om-om, ihh!" Guo Cheng mengedikkan bahunya saat mengucapkan kalimat terakhirnya. Ia merasa jijik membayangkan kakak tingkatnya itu berkencan dengan pria tua.

"Padahal kurang apa lagi sih dia itu? Otak encer, body idaman, wajah cantik, sikapnya juga selama ini kelihatan baik banget. Apalagi kalo dia ngomong, ya ampun! Semua kata-katanya itu gak pernah kasar, selalu lembut dan manis. Eh taunya gitu kelakuan sebenernya," Zhuo Cheng menimpali teman-temannya.

"Eh jangan nge-gosip yang belum jelas dulu dong. Siapa tahu aja itu saudaranya," Fanxing, pemuda yang sedari tadi tidak berkomentar akhirnya mengeluarkan pendapatnya. Pria satu ini dan Xiao Zhan memang berbeda dari teman-teman mereka yang lain, kalem. Tetapi Fanxing bukan hanya kalem, dia juga pendiam. Jadi ia jarang mengungkapkan pikirannya. Saat berbicara pun tutur katanya selalu lembut.

"Aduh Xing, kamu ini memang terlalu baik. Terlalu polos. Mana ada orang jalan sama papahnya atau omnya sambil mesra gitu," protes Ji Li.

"Hei Ji Li, Fanxing bener tahu. Kamu tuh jangan ember kesana kemari dulu. Kasian kan senior Zan Jin nantinya kalo misalnya itu gak bener, entar dia terluka," Xiao Zhan mencoba menasehati temannya itu yang seperti tidak bisa menahan mulutnya untuk mengumandangkan gosip tentang Zan Jin itu ke seluruh penjuru kampus.

"Eh, terus habis itu gimana? Kamu lihat gak mereka pergi kemana?" Baru saja Ji Li ingin menutup mulutnya setelah Xiao Zhan menegurnya tetapi, Guo Cheng malah bertanya lagi.

My Lecturer Mr.WangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang