Mr.Wang

8.1K 596 87
                                    


Wang Yibo, salah seorang dosen Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Yunshen, hingga kini masih setia menjadi bujang diusianya yang mendekati kepala empat, 36 tahun. Tidak ada seorangpun yang tahu kenapa seorang yang tampan, baik hati, berpendidikan tinggi, dan sukses seperti dirinya masih saja setia menjalani hidup seorang diri.

Kalau saja ia benar-benar mau untuk melepas masa lajangnya, ia bisa saja memilih seorang mahasiswi yang paling cantik dan pintar dikampusnya atau dosen perempuan yang masih single di Universitas Yunshen. Siapa yang berani menolaknya? Justru itu adalah peluang yang selalu diincar oleh mahasiswi-mahasiswi dan dosen muda, baik yang berada di lingkungan kampus tempat ia mengajar maupun di kampus lain.

Namun sayangnya, tak seorangpun yang menarik perhatiannya. Sekeras apapun usaha para mahasiswi dan dosen muda itu untuk menarik sedikit saja perhatian dosen idola itu, imannya sama sekali tak goyah. Entah wanita seperti apa nanti yang dapat meluluhkan hati Mr.Wang yang sedingin es di Kutub Utara itu? Tak ada yang tahu bahkan, ibu Wang Yibo sekalipun tak bisa menebaknya. Mungkin hanya Tuhan saja yang tahu isi hati pria itu.

Di awal perkuliahan, Mr.Wang selalu mengumumkan tiga peraturan yang tidak boleh dilanggar saat mengikuti kelasnya. Pertama, tidak boleh terlambat saat hendak mengikuti kelasnya. Ia adalah orang yang teramat disiplin. Mr.Wang selalu tiba di kelas lebih awal dari jadwal, yaitu sepuluh sampai lima belas menit sebelum kelas dimulai, ia pasti sudah stay di dalam kelas.

Kedua, ia menolak keributan di dalam kelas. Selain waktu diskusi atau saat ada pertanyaan, ia melarang siapapun untuk mengobrol di saat ia berceramah.

Peraturan terakhir, yaitu no gadget! Ia tidak suka apabila ada mahasiswanya yang sibuk memainkan gadget-nya saat ia sedang menyampaikan materi.

Seperti itulah kurang lebihnya kontrak kuliah yang ditawarkan Mr.Wang kepada mahasiswa-mahasiswanya di pertemuan awal perkuliahan. Jika ada yang melanggar maka, ia tidak segan untuk mencoret nama-nama pelanggar itu dengan spidol hitam. Sehingga, sudah dipastikan mereka tidak akan bisa meraih nilai B. Lebih parahnya lagi ia bisa sampai mengusir si pelanggar dari dalam kelasnya.

Mr.Wang memang dikenal sebagai dosen yang disiplin dan ketat akan peraturan yang telah dibuatnya. Ia juga tipe dosen yang jujur. Ya, ia tidak pernah main-main dengan nilai mahasiswanya. Ia akan memberikan nilai sesuai dengan yang telah diusahakan setiap mahasiswanya. Ia tidak pernah pandang bulu. Ia memang memiliki ingatan yang kuat sehingga, ia dapat mengingat nama setiap mahasiswanya. Tetapi, ia tidak pernah subjektif. Nilai yang diberikannya selalu objektif. Dengan catatan, tidak melanggar kontrak kuliah yang telah disepakati.

Dua orang pemuda, Xiao Zhan dan Zhuo Cheng, dua mahasiswa yang baru semester satu itu baru saja tiba di kampus Pendidikan Bahasa Inggris yang rindang karena ditanami beberapa pohon. Kedua pemuda itu berjalan santai menuju ruang kelas mereka.

"Eh tau, tidak? Katanya dosen kali ini terkenal galak. Sulit dapat nilai A juga," Zhuo Cheng memberitahu Xiao Zhan gosip yang ia peroleh dari kakak tingkat tentang dosen mereka kali ini.

"Ah yang bener?" Xiao Zhan tidak serta merta percaya akan penuturan sahabatnya itu.

"Ya, katanya sih gitu. Aku juga tahu dari kakak tingkat kok," Zhuo Cheng mengangkat kedua bahunya.

Kedua pemuda itu sampai di depan kelas dan memasuki ruang kelas yang sudah terisi oleh beberapa mahasiswa baru yang mengambil mata kuliah sama seperti mereka. Xiao Zhan dan Zhuo Cheng memilih tempat duduk di deretan paling depan.

Tepat pukul sembilan pagi, seseorang berpakai rapi memasuki ruang kelas itu. Seketika ruangan yang tadinya gaduh menjadi hening. Pria berperawakan sedang mengenakan setelan hem berwarna putih dan celana kain panjang berwarna abu-abu itu berdiri di depan kelas. Penampilannya yang rupawan dengan gaya rambut layered undercut, wajah tirus dengan rahang yang menonjol, tatapan sendu namun tajam, serta hidung mancung bak perosotan sukses membuat seluruh mata di dalam ruang kelas itu tak dapat terpejam untuk beberapa saat.

My Lecturer Mr.WangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang