Part 5

38 6 0
                                    

Melangkahkan kakinya kecil, Aurel membuka pintu kedai kopi di depannya. Suara gemerincing menyambut gadis berlesung pipi itu sesaat setelah pintu itu terbuka.

Yap! Setelah pulang dari Panti ia mampir ke kedai kopi langganannya. Ia tadi memang pulang bareng Sasha. Karena Sasha ada kerjaan lain. Jadi dia di Drop Sasha saja di didepan kedai. Kan dia berasa cabe-cabean yang di turun kan oleh om-om genit. Ish nggak banget!

"Americano ice satu ya." Pesan Aurel yang di akses cepat oleh pelayan kedai tersebut. Sembari menunggu pesanannya, Aurel menikmati alunan musik di kedai kopi itu. Memang kopi tersebut ada live band-nya. Agar pengunjung nggak bosen. Tempatnya pun strategis dekat dengan kantor, kampus, dan sekolah. Di kedai kopi itu juga ada semacam perpustakaan kecil. Sangat cocok deh di jadikan tempat hang out  atau tempat nongkrong anak-anak remaja. Ada indoor dan outdoor.

"Ara..."

"Ya..." Aurel mengalihkan pandangannya ke arah laki-laki yang memanggilnya,

"Ah, Bang Andre. Apa kabar bang?" Sapa Aurel.

"Baik. Kamu dari mana?" Tanya laki-laki yang bernama Andre itu.

"Dari Panti, Bang. Kok Bang Andre udah jarang main ke panti ?. Anak-anak Panti nyariin Abang tuh!"

"Iya, Ra. Abang sibuk ngerjain tugas kampus. Mana Abang harus ngurusin kedai" ucap Andre

"Ntar deh kapan-kapan Abang main ke Panti." Lanju Andre

Ya, Andre adalah pemilik SEAN COFFEE. kedai kopi favorit Aurel. Andre Dewa Danendra lebih tepatnya. Ia memulai bisnis kedai kopi ketika dia lulus SMA.

"Ini mbak pesenan."

"Oh,iya. Makasih!" Ujar Aurel sambil mengambil dompetnya di slig bag  yang dia pakai.

"Udah, Ra. Nggak usah bayar! Untuk kali ini kamu dapat gratisan dari Abang"

"Ah, makasih Babang Andre" ujar Aurek sambil tersenyum manis menampilkan lesung pipinya.

"Ara duluan yah Bang! Ara harus belanja bulanan nih. Karna mama papa pergi ke Amerika, jadi Ara deh yang di suruh Bang Raka belanja kebutuhan dapur!"sungut Aurel kesal.

"Eh nggak boleh gitu. Itu kan udah tugasnya perempuan. Mau Abang anterin nggak?" tawar Andre

"Nggak usah Bang. Ara bisa naik Go-car" tolak Aurel

"Oh yaudah, hati-hati yah. Titip salam buat Raka"

Aurel hanya tersenyum hangat. Andre dan raka emang temanan. Mereka dulu satu sekolah waktu SMA. Sekarang aja mereka kuliah di Universitas sama. Hanya saja Andre dan Raka ambil jurusan berbeda. Tapi walau begitu mereka tetap komunikasi, terkadang kalau keduanya ada waktu luang mereka main basket bareng di belakang halaman rumah Raka.

***

Aurel menjatuh kan dirinya di ranjang kamar-nya. Kedua tangannya ia letakkan di belakang kepala. Sesaat ia memejamkan mata, menikmati sensasi kesegaran tubuhnya setelah selesai mandi. Dengan menggunakan T-shirt  putih dan hotpants ia berbaring sambil mendengarkan lagu-lagu Top Ten dari ponsel.

Pikirannya melayang tentang kejadian di Panti tadi pagi. Dia baru ingat, kalau cowok di panti tadi cowok yang sama yang menabrak dia di depan ruang guru tempo hari. Siapa sih tuh cowok? Apa maksudnya datang ke Panti?

Hari ini Aurel capek banget. Masalahnya, hari ini ia di suruh kakaknya untuk belanja bulanan buat di dapur. Makanya pas pulang, ia langsung mandi air hangat biar segar.

Maklum orang tuanya lagi pergi keluar negeri. Papanya tidak menetapkan Asisten Rumah Tangga. Papanya ingin mengajarkan anak-anaknya mandiri. Dirumahnya hanya ada satu satpam, dan satu supir. Unutk mengantarkan Aurel. Aurel memang belum di perboleh kan untuk mengendarai kendaraan sendiri. Karna ia belum punya SIM. Tidak seperti dua kakaknya yang sudah memiliki SIM. Tapi kadang ia suka nebeng sama kakaknya.

Lagu Just The Way You Are  milik Bruno Mars  terdengar dari ponselnya. Aurel menggerak-gerakkan bibir mengikuti lirik yang sebenarnya nggak begitu ia mengerti artinya. Ia bangkit sambil memegang sisir di depan mulutnya. Dalam beberapa detik sisir tersebut telah berubah menjadi mikrofon dadakan.

Aurel melenggak-lenggokkan tubuhnya di depan kaca meja rias miliknya. Ia bergerak layaknya penari profesional. Aurel melompat ke atas ranjang. Gayanya udah kayak Agnes Monica naik ke atas panggung. Ia tampak begitu menikmati gerakannya.

Suara decitan pintu menghentikan gerakannya. Tanda ada orang yang masuk. Aurel buru-buru turun dari ranjangnya lalu duduk di meja belajarnya dan melihat siapa yang masuk. Ternyata yang masuk Ray kakak keduanya. Kakak angkat lebih tepatnya! Mereka berdua satu sekolah.

"Lagi ngapain Ra?" Tanya Ray sambil membaringkan tububnya di ranjang Aurel.

"Lagi santai aja kak"

"Yaudah, yuk turun makan. Bang Raka udah masak tuh."

"Kakak duluan aja, ntar aku nyusul. Aku mau susun daftar pelajaran dulu."

"Besok mau bareng nggak?" Tanya Ray sembari beranjak dari ranjang Aurel dan berjalan ke arah pintu.

"Iya" balas Aurel singkat sebelum pintu benar-benar di tutup Ray.

Jangan lupa vote comen follow and share bye bye😊😊
Terima kasih sudah membaca😘💕

The Dimple GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang