CHAPTER 1

20.1K 496 5
                                    

Happy reading!!!

***

"Akhirnya kau lulus juga." Ucap teman-temannya pada Isabelle Collins yang baru keluar dari gedung tempatnya di wisuda beberapa jam yang lalu.

Isabelle tertawa senang menikmati kebebasannya dari segala kerumitan perkuliahan yang membuatnya merasa tertekan. Sejauh ini dunia pendidikan memang bukan hal yang sangat disukainya, walaupun masih bisa dilalui sampai selesai. Jadi kelulusannya ini benar-benar membuat Isabelle merasa terbebas dari beban berat yang menempati pudaknya.

"Ya ampun, ini benar-benar menyenangkan. Mengetahui aku tidak harus bertemu dosen setiap hari dan mengerjakan tugas-tugas mengerikan itu." Ucapnya masih dengan selingan tawa yang belum bisa dipadamkan.

Isabelle melanjutkan, "Dan aku sangat berterima kasih karena kalian bersedia datang ke sini. Aku tahu sekali kesibukan kalian." Isabelle mengucapkan rasa terima kasihnya atas kehadiran teman-temannya di hari khusus itu.

Salah satu dari kedua temannya yang bernama Lisa memeluk Isabelle dan berkata, "Tentu saja kami akan datang. Ini adalah hari spesial untukmu. Dan kami tidak akan berani melewatkannya, kau tahu itu kan?" Tanyanya dengan raut menegur setelah melepaskan pelukannya.

Kemudian temannya yang lain, bernama Ashley menimpali, "Kita memang sibuk, tapi bukan berarti tidak bisa meluangkan waktu untuk bersenang-senang denganmu Belle. Lagipula kerjaan bisa ditinggal sekali-kali." Ucapnya dengan mengedipkan mata jail.

Memang dari ketiga temannya itu, hanya Ashley yang paling usil dan sering bersenang-senang hanya untuk mengobati kejenuhannya. Entah bagaimana cara ia bertahan di dunia pekerjaan sebagai desainer interior di salah satu perusahaan yang cukup besar, Isabelle tidak tahu.

"Yah, percayakan padamu untuk bersenang-senang di hari kerja, Ash." Canda Isabelle yang dijawab dengan tawa kedua orang temannya itu.

"Sudahlah, lebih baik kita merencanakan ke mana kita pergi setelah ini. Kau tidak ada acara dengan orangtuamu kan?" Tanya Lisa pada Isabelle.

"Sepertinya tidak, lagipula orangtuaku punya kesibukan mereka masing-masing. Sejujurnya aku selalu merasa orangtuaku tidak pernah dekat denganku. Apalagi sejak aku tidak menjadi anak-anak lagi. Aku yakin mereka bahkan tidak terlalu peduli apakah aku baik-baik saja atau tidak." Jawab Isabelle dengan kening berkerut, tidak mengerti dengan situasinya sendiri. Sedangkan kedua temannya hanya tersenyum muram.

Mereka bertiga memang berteman sejak masa sekolah dulu, tapi setelah ketiganya terpisah saat mulai memasuki universitas, komunikasi pun jarang dilakukan. Bahkan baru satu tahun terakhir ini mereka menyambung pertemanan yang sempat renggang karena jarak yang memisahkan.

Dari ketiga perempuan itu, hanya Isabelle yang terlambat lulus, bukan karena kemalasannya, tetapi karena Isabelle harus menjalani masa pemulihan di rumah sakit selama beberapa bulan karena kecelakaan mobil yang membuatnya tidak bisa berjalan tanpa bantuan. Dan setelahnya, Isabelle harus bekerja keras untuk mengejar materi-materi yang sempat ditinggalnya, ditambah dengan pelajaran sebelum ia kecelakaan untuk menajamkan wawasannya kembali.

Saat itu ia benar-benar disibukkan dengan perkuliahan yang harus dikejarnya, jadi mungkin mengenai orangtuanya itu hanya perasaan negatifnya saja. Jauh dari rumah kadang-kadang bisa membuat seseorang tidak dekat dengan keluarga kan?

"Sudah sudah, ini kan hari bahagiamu Bel. Jangan memikirkan hal yang sedih ah. Setahuku kan orangtuamu memang sibuk sejak dulu, jadi kurasa kau akan baik-baik saja tanpa mereka." Ucap Ashley mencoba untuk mencairkan suasana.

Isabelle mengangguk dan mengenyahkan pikiran jeleknya itu. Pekerjaan ayahnya sebagai pengacara dan ibunya sebagai akuntan tentu saja membuat mereka sibuk. 'Apa sih yang kupikirkan? Seharusnya aku bersyukur karena mereka masih hidup sampai sekarang.' Makinya pada diri sendiri.

Always HisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang