SKELETON FLOWER

56 7 3
                                    

Ada sebuah fisolofi yang mengatakan bahwa kehidupan layaknya sebuah bunga kerangka. Ketika badai datang dan tetesan air membuat tubuhnya lembab, bunga itu akan kehilangan warnanya dan tak terlihat seolah dia menghilang, akan tetapi dia masih di sana. Kau hanya tak bisa melihatnya, dia menyembunyikan dirinya yang terluka karena tetesan air yang menyobek kelopaknya. Lalu ketika badai reda, angin pun menghapus tetesan embun yang ada di kelopaknya dan mulai menunjukan warnanya kembali. Menunjukan pesona dari kelopak putih bersihnya yang indah itu.

Bukankah kehidupan manusia juga begitu? Ketika kau mengalami masa sulit tak jarang kau akan terpuruk dan merasa kehilangan sesuatu dalam dirimu. Hingga pada akhirnya semangat dalam dirimu redup. Meskipun sebuah gairah hidup tak lagi menyala dalam hatimu, bukan kah kehidupan harus tetap berjalan seperti biasa? Bangun dari tidur ketika mentari mulai malu-malu muncul dan menyapa pagi harimu, berlanjut dengan melakukan rutinitas seperti biasa-bekerja hingga petang menyapa dan kembali pulang ke rumah. Tetapi jauh dalam hatimu kau merasa hampa, sebuah penyesalan yang teramat dalam melembabkan gairah hidupmu hingga perlahan ia mulai tak terlihat dan kau mulai tak bisa merasakan kehadiranya dalam dirimu layaknya setangkai bunga kerangka yang tertetes embun. Satu yang harus kau tau, kau hebat. Kau seorang yang hebat. Kau begitu kuat karena mampu menjalani harimu tanpa sebuah gairah hidup yang menemani.

Apa ini bisa disebut sebuah sikap egois? Kau begitu serakah menelan rasa pahitnya kehidupan sendirian, kau begitu tamak menikmati luka mu sendirian, kau egois karena tak mau membagi bebanmu pada orang terdekatmu. Kau begitu tak tau diri, ketika ada seseorang yang selalu mendukungmu dari belakang, mendukungmu tanpa sebuah alasan dan tanpa mengharap balas, kau justru merasa sendirian. Kau begitu payah karena tak mampu mengatakan apa yang selalu menghantui pikiranmu di setiap saatnya. Bukankah kau juga seorang penipu yang hebat? Kau berpura-pura seolah kau baik-baik saja saat matahari begitu terik menyinari bumi. Tetapi ketika malam hari dan waktu istirahat tiba, kau menggunakan itu untuk menangis bersama dengan kegelapan yang selalu setia menemanimu. Bersama dengan keheningan yang mengiringi tiap isak tangismu. Haha.. Lihatlah dirimu. Kau menyedihkan, kau payah, kau seorang pecundang besar di dunia ini. Lihatlah anjing hitam itu terus mengolokmu. Lihatlah wajah mengerikanya yang tersembunyi dalam kegelapan itu menertawakan hidupmu.

Apa yang akan kau lakukan? Kau menerima begitu saja perlakuan provokatif dari sosok gelap itu? Kau bodoh. Apa kau tak mengharapkan setangkai bunga kerangka itu merekah kembali dalam hidupmu? Apa dengan kau memberi tahu mereka kau terluka, mereka akan perduli? Apa dengan membagi lukamu bersama dengan orang yang kau cintai akan mengurangi bebanmu? Justru kau mungkin akan membuat mereka ikut terluka. Kau hebat karena mampu menjalani semuanya sendirian. Bukankah begitu sulit menjalani kehidupan tanpa sebuah gairah di dalam dirimu? Sesuatu yang harus kau selalu ingat, bahwa tak selamanya embun terus terus menetes dan membuat lembab kelopak bunga kerangka. Saat matahari menampakan dirinya dari awan abu-abu yang gelap dan kusam, detik itu juga angin akan membawa embun itu hingga terbelah dan menguap. Begitu juga dengan kehidupan. Sesuatu yang sudah terjadi biarlah berlalu. Kini saatnya kau bangkit, biarkan cahaya masuk ke dalam hidupmu. Biarkan waktu mengikis penyesalanmu, dan mulai lah lembaran hidup yang baru. Biarkan kelopakmu kembali merekah dan menunjukan pesonanya. Kau layak mendapatkanya.

Let's Talk With Me, You're Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang