Chapter 8 - The Truth

1.7K 333 24
                                    

[Sesama manusia, ayo kita saling menghargai karya orang lain, ga bayar, gratis kok pencet BINTANG nya]

...

Soora terus memeluk Rayn dengan erat. Takut Rayn akan diambil kembali jika ia tidak menjaga dan mendekap anaknya yang tengah terlelap itu.

"Pak, kita mau kemana? Ini bukan jalan ke rumah sakit." tanya Soora menyadari bahwa tujuannya bukan lah ke rumah sakit.

"Tidak ada yang bilang kalau kita mau ke rumah sakit Soora." jawab Jaehyun masih fokus pada setirnya.

Soora diam. Kepalanya penuh dengan pikiran-pikiran serta pertanyaan yang susah di cerna dan ingin ia sampaikan. Soora bahkan bingung kemana Stella sekarang. Ia berjanji akan menyusul Soora. Akhirnya Soora malah terjebak bersama bos dinginnya ini.

"Berhenti panggil saya pak, kamu bisa panggil saya Jaehyun atau bahkan sayang jika kamu mau." kata Jaehyun berusaha mencairkan suasana.

Soora bergidik mendengar bos–Jaehyun mengatakan hal seperti tadi. Ayolah, Soora lebih menyukai Jaehyun seperti sebelumnya ketimbang bersikap seperti Hyunjin.

Soora tertegun ketika teringat ia pergi dengan Hyunjin sebelumnya. Apakah Hyunjin akan marah dan panik karna Soora yang tak kunjung kembali. Bagaimana pun semua karna ia juga Soora bisa mendekap erat anaknya.

"Pak eh maksud saya Jaehyun, Hyunjin gimana? Saya tadi dateng bareng dia, masa pulangnya bareng kamu." kata Soora pelan. Ia takut Jaehyun risih dan tersinggung karna kebawelannya.

"Hyunjin? Pulang mungkin?" kata Jaehyun seperti bertanya balik pada Soora.

Soora mendengus. Ia meraih tas tangannya berniat menghubungi Hyunjin. Jaehyun dengan cepat menahan pergerakan Soora. Sekilas Jaehyun menatap Soora kemudian kembali fokus pada kemudi.

"Jangan hubungi siapa pun dulu, keadaan sedang tidak memungkinkan buat kamu mengaktifkan ponsel Soora. Turuti apa kata saya kalau kamu tidak mau Rayn di ambil kembali oleh Taehyung." kata Jaehyun tegas. Soora tanpa banyak bertanya menuruti perkataan Jaehyun.

Soora lebih memilih diam dan menuruti apa mau Jaehyun ketimbang ia harus berpisah lagi dari Rayn. Ia mencium pucuk kepala Rayn beberapa kali, merasakan aroma shampo buah-buahan. Tapi tetap saja ia memikirkan keadaan Hyunjin saat ini.

Sudah 30 menit mereka di perjalanan. Keadaan jalanan yang ramai membuat mereka beberapa kali terjebak macet, hingga akhirnya mobil memasuki sebuah kediaman yang sangat familiar di mata Soora.

"Kok kesini? Ngapain kita kesini? Ini rumah orang Jae!" seru Soora kaget. Jaehyun tak mengubris seruan kaget Soora. Ia turun dari mobil. Soora masih diam melihat Jaehyun yang berjalan kesisi pintu mobil penumpang.

"Ayo turun, papa kamu udah nunggu. Kakek kamu juga." kata Jaehyun mengulurkan tangannya ke hadapan Soora.

Soora sedikit ragu untuk menerima uluran tangan itu atau tidak. Karna rasa penasarannya Soora menerima uluran tangan itu dan turun dari mobil. Rayn kini sudah berada di gendongan Jaehyun, seraya menuntun Soora menuju pintu utama.

Jaehyun bisa merasakan tangan dingin Soora karna gugup. Ia eratkan genggaman tangannya, memberikan kehangatan pada Soora. Setidaknya ia berusaha mengurangi rasa gugup pada Soora. Walau dia sendiri tidak yakin akan hal itu.

Jaehyun meminta Soora untuk menekan bel rumah. Ragu-ragu Soora menekan bel tersebut. Suara khas bel rumahnya membuat Soora rasanya rindu suasana ramai di rumah ini. Walau itu sudah belasan tahun silam. Kenangan itu akan selalu Soora simpan.

Tak lama pintu terbuka, tampak lah pria bertubuh tegap dengan mata elangnya yang tajam. Soora menutup mulutnya tak percaya.

"Papa?" lirih Soora. Suga tersenyum manis. Senyum yang hanya ia tunjukkan pada istri dan anaknya.

[✔️] Someone You Loved Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang