Prolog

50 16 4
                                    

       Suasana kota London di United Kingdom memang sangat berbeda dengan suasana kota Las Vegas yang sibuk dan berdosa. Kini London sedang bermusim gugur makannya udaranya cukup dingin, jalanan menuju rumah baruku nampak dipenuhi daun-daun Maple yang berjatuhan, memang indah dipandang, namun kadang aku suka kasihan pada tukang sapu jalanan yang membersihkannya.

     Sekitar 2 jam perjalanan dari bandara menuju rumah baruku, mobil kami berhenti disebuah bangunan besar yang kuno dan mempunyai halaman besar dengan pohon besar yang terdapat ayunan disana.

" Mom! Seriusan? " Tanyaku heran melihat rumah sebesar ini yang nantinya akan dihuni oleh 10 orang saja termasuk pembantu dan supir.

" Of course! " Jawab Ibuku tanpa melihat kearahku.

" Udah jangan bawel, bawa tuh kopernya jangan nyusahin! " Perintah Kak Orlando kakak laki-laki ku.

" Come on Rub, rumahnya kuno gini serem tau. Nanti ada penghuni yang merhatiin kamu loh ! " Ucap Kak Leonardo Kembaran Ka Orlando, menakutiku.

" Kak~ " Teriak ku sambil mengambil Koperku dari mobil lalu berlari mendekat pada Kakak ku.

    Entah kenapa meski saat di pesawat sudah tidur rasanya capek sekali hari ini. Aku langsung berbaring di kasur kamarku yang sudah ditetapkan oleh Ibuku, meski Kak Orlando tidak setuju dengan keputusan itu karena ia ingin kamarku menjadi kamarnya. Baru saja aku ingin memejamkan mataku dan mengakhiri kelelahan ini, suara yang begitu menyebalkan kembali menyadarkanku.

" Hei Rubbie, Kita di suruh keliling-keliling rumah ini sama Mommy, terus nanti disuruh nyapa tetangga yang kita temui " Ajak Kak Leonardo

" Cape aku tuh Kak " Rengek ku, berharap belas kasihan dari Kak Leonardo dan berkata " yaudah kamu tidur aja kasihan "  Dan mengelus kepalaku. Namun semuanya hancur.

" Buruan woi jangan manja, dimarahi si Orlando tau rasa loh " Kak Leonardo mendekat dan menarik tangan ku.

    Aku berjalan menuruni tangga sambil menggandeng tangan Kak Leonardo. Aku berjalan seperti tubuh tanpa raga, seperti zombie tidak beraturan untung saja kaki ku tidak terkilir dan jatuh.

     Udara diluar begitu sejuk entah apa yang membuat ku merasa jika udaranya begitu sejuk, karena aku hanya merasakan udaranya begitu sejuk. Entah memang karena ada banyak pohon disini atau memang aku jarang mendapati udara seperti ini di Vegas.

Aku menghirup udara ini dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara kasar
" Udaranya sejuk ya Kak! " Ucap ku basa-basi agar kakak-kakak - laki-laki ku ini tertarik dan menyimpan ponsel mereka.

" hm ! " Respon kedua Kakak ku bersamaan membuat mood ku tidak nyaman bersama mereka, jadi aku memilih untuk pergi kesisi lain dari halaman ini.

     Halaman yang indah dan hijau membuatku berpikir jika sebaiknya kita tidak usah adakan lagi acara tamasya ke suatu tempat yang hijau dan nyaman, cukup pergi ke halaman rumah saja lalu bertamasya riang. Cukup lelah mengelilingi rumah ini, aku memutuskan untuk duduk di ayunan yang tadi aku lihat. Aku tidak tahu dimana keberadaan kakak-kakak ku itu mereka sangat lamban, tidak seperti melihat wanita cantik, kecepatannya bisa mengalahkan cahaya. Aku mengayunkan tubuh ku kedepan dan kebelakang hingga ayunannya berjalan sesuai keinginanku. Aku mendongkak-kan kepala ku keatas memejamkan mataku sekejap lalu mendapati sesuatu yang disimpan diatas sana. Aku menghentikan ayunanku dan memfokuskan pandanganku hanya pada itu. Terlihat seperti sebuah kotak, aku ingin menggapainya namun tentu tidak sampai. Aku berlari menuju kakak ku yang sudah dekat dengan halaman depan rumah.

" Kak bantuin dong! " Pinta ku

" Apa? " Tanya Kak Orlando langsung menyimpan ponselnya kedalam saku.

" Ambilin kotak diatas pohon ! " Ucap ku sambil menunjuk pohon besar tadi.

" Oke, ntar si Leo yang ambil ! " Kak Orlando Mendekati pohon tadi.

" What~ ? " Tentu kak Leonardo terkejut dan aku hanya bisa tersenyum manis saja padanya.

" Ini tinggi Do, mana bisa nyampe " Ucap Kak Leonardo.

" Panjat ! " Jawab Kak Orlando dingin.

" Hah? Are you Crazy ? Ntar ketauan Mommy dimarahin. Lagian kenapa tidak kau saja, kau kan Kakak " Seribu alasan Kak Leonardo dimulai.

" Justru karena aku adalah kakak tugas ku itu untuk menjaga kalian agar tetap aman, jadi aku akan menjagamu di bawah sini " Seribu Jawaban Kak Orlando dimulai.

    Memang kakak-kakak ku ini memang sangat sering sekali menghabiskan waktu bersama dari pada menghabiskan waktu bersama pacar mereka. Kak Orlando itu Kakak pertama Ku dan dia bersifat dingin, penyuruh, cuek, tidak sabaran, tapi sangat perhatian dan penyayang. Kalau kak Leonardo itu cuma beda 5,3 menit dengan kak Orlando makannya kak Leonardo, dia bersifat jail, ngeselin, tidak sabaran, pemaksa, friendly, dia juga penyayang banget dan khawatiran. Tapi intinya mereka bedua sangat posesif padaku.

    Aku menyatukan kedua tanganku, mengepalkannya seperti anak kecil yang sedang berharap pada bintang yang jatuh, sambil melihat kearah kakak-kakak ku yang sedang bekerja sama mengabilkan permintaan ku. Oh ya, Kak Orlando dan Kak Leonardo itu selalu mengabulkan apapun yang aku minta, contohnya saja ini aku menyuruh mereka untuk mengambil kotak itu dan mereka bekerja sama agar kotak itu berhasil mereka ambil. Ibuku bilang saat mereka masih sekolah si kecil mereka sangat menginginkan adik perempuan, makanya mereka sangat menyangiku sepenuhnya.

    Kak Leonardo nampak tersiksa dengan adanya kaki Kak Orlando diatas pundaknya, mereka bekerja sama mengambil kotak itu. Lucunya baru kali ini mereka sangat berusaha. Aku tersenyum melihat tingkah kedua kakak ku itu mereka menggemaskan tapi kadang aku khawatir mereka saling jatuh cinta karena sering menghabiskan waktu berdua meski aku yakin itu tidak mungkin.

" Hey boys, what are you doing? " Sial Mommy datang. Kita pasti kena marah. Terkejut dengan teriakan Mommy Kak Leonardo kehilangan kekuatan untuk menahan beban Kak Orlando lagi, sontak Kak Leonardo dan Kak Orlando terjatuh untungnya dia sudah berhasil membawa kotak itu. Aku dan Mommy berlari mendekat pada mereka, jujur aku ingin sekali tertawa tetapi ada Mommy aku harus selalu menjaga etika ku.

" Are you okay, boys ? " Tanya Mommy panik dan hanya diberi acungan jempol oleh kedua Kakakku itu. " Kenapa kalian ngelakuin itu, huh? Taukah kalau itu bahaya! " Kak Orlando dan Kak Leonardo hanya menunduk.

" Salah ku Mom, sorry " Akuku, tidak tega melihat kedua Kakak ku dimarahi.

   Mommy menghela nafas berat lalu mengelus kepalaku dan menyuruh kami bertiga ikut dengannya untuk menyapa tetangga sebelah, walah malas tetap kami lakukan.

                      ~•...•~•...•~•...•~
                            🌍 ^o^
Cuma imajinasi, sekalian ngisis waktu luang. Jangan lupakan
LIKE COMMENT yang belum follow Follow ya ntar di follback DM aja. Oke makasih Jangan lupa SHARE.

Dimensi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang