Aku, Mommy dan kedua Kakak ku sudah berada di luar halaman. Tidak seramai di Vegas, hanya ada beberapa orang saja disini. Mereka memperhatikan kami dengan tatapan aneh dan senyum yang tidak diinginkan. Entahlah, mereka memakai jaket dan kami memakai baju santai, karena menurut kami udara segini belum terlalu dingin karena jika di Vegas musim dingin terasa lebih dingin, dan musim panas lebih panas.
" Hi, tetangga baru! " Seorang wanita menyapa ibuku dan kami melakukan adat London yang sudah dilelajari sebelum kami sampai disini.
" Hi, senang sekali mendapatkan tetangga baru seperti kalian! " Jawab ibuku basa-basi. Ibuku memperkenalkan Aku dan kedua Kakak ku, dan sebaliknya.
Tetangga baru itu bernama Emily, dia mempunyai 1 anak perempuan bernama Rose yang usianya sama dengan ku, tapi dia terlihat sangat pemalu. Dia menatap Kak Leonardo dan Kak Orlando seperti terpesona.
" Mereka kembar? " Tanya Rose.
" Ya, Leonardo and Orlando! " Aku menunjuk mereka sambil tersenyum.
" Bagaimana cara membedakannya? " Tanyanya lagi.
" Mudah saja,Leonardo! Lebih tampan!" Jawab Kak Leonardo dengan gayanya. Dan hanya mendapat gelengan dari Kak Orlando dan tawa dariku.
Perkenalan dengan para tetangga baru berjalan dengan baik, mereka tidak sombong seperti yang Ku kira, mereka sangat ramah. Tapi ada satu orang yang menakutkan, dia bernama Eliza. Rose bilang Eliza bisa melihat sesuatu yang tidak kita lihat seperti indra ke enam. Tapi aku berasal dari Amerika, Aku tidak percaya dengan hal seperti itu. Saat aku dan Eliza berkenalan, entah dia malu atau memang dia terus menatap kotak yang aku bawa. Tapi aku yakin jika dia terus menatap kotak yang aku bawa, dia seperti mencari tahu sesuatu tentang kotak itu, mengingatnya dengan cerita-ceritanya yang entah aku akan percaya atau tidak. Tapi yang pasti aku harus tetap menjaga pertemanan yang baru saja aku buat ini.
🍁🍁🍁
Kali ini Aku terbangun dengan suasana kamar yang baru, nyaman rasanya namun tetap kehilangan. Aku beranjak dari ranjangku menuju jendela disana. Aku menghela nafas panjang dan segera bersiap untuk mengikuti kuliah pertamaku. Tidak lama, Kak Orlando dan Kak Leonardo sudah menungguku didalam mobil, bawelnya mereka hingga mengklakson ku berkali-kali. Aku bergegas cepat dan meninggalkan sarapanku." Lama! " Sambut Kak Orlando saat Aku memasuki mobil.
Aku dan Kakak Laki-laki ku bersekolah di Birkbeck, University of London, sekolah yang sangat mewah dan besar dengan murid yang tidak terlalu banyak. Saat memasuki halamannya orang-orang melihat kearah kami dan ya, banyak yang menyambutku saat aku memasuki kelas pertamaku, entah yang terjadi dengan kedua Kakak ku paling mereka dekelilingi oleh para gadis yang entah masih perawan atau hanya sebutan.
Jam istirahat Aku menuju kantin bersama teman baruku bernama Anna dan Micael, mereka ramah dan aku senang bisa berteman dengan mereka. Lagian hobi mereka sama denganku, jika tidak nonton film horor atau thiller ya musikan. Sedang asik berbincang sambil mengisi perut kami benar saja Kakak laki-laki ku tengah dikerubungi oleh para wanita jalang itu, mereka sangat genit dan aku tidak menyukainya.
" Permisi dulu ya! " Pamit ku pada kedua temanku. Aku berjalan menghampiri Kakak ku dan langsung berbicara pada mereka dengan nada yang kurang baik " Kak! " Wanita yang mengelilingi kakakku nampak terkejut dengan kehadiranku, mungkin mereka pikir aku sama seperti mereka, seorang wanita yang ingin menggeniti Kakak ku.
" Ya? " Jawab Mereka bersamaan.
" Aku pulang duluan abis ini gak ada kelas lagi, dosennya gak ada. Kalian have fun aja disini! " Ucap ku lalu pergi begitu saja.
" Hei Rub! " Panggil Kak Leonardo, namun aku menghiraukannya. Ya, Kakak ku bilang aku mempunyai sifat cemburuan yang amat tinggi, namun aku coba untuk menghadang itu, tapi kadang tidak kuat.
Aku dan beberapa temanku kembali ke rumah masing-masing kecuali mereka yang masih menginginkan untuk tinggal di sini. Aku bingung, sangat bingung. Aku tidak tahu kemana arah jalan pulang, baru dua hari aku di London dan baru kali ini aku keluar jauh dari rumahku.
"Rubbie! " Panggil seseorang dengan nada datar. Aku menoleh ke belakang dan mendapati Eliza yang berdiri tidak jauh dariku. Dia mendekat " Kau pasti kebingungan kan? " Aku hanya mengamggukan kepalaku " Aku akan mengantarmu pulang! " ucapnya masih sama dengan nada dinginnya.
Eliza berdiri di samping jalan, dia melambaikan tangannya kemudian sebuah taksi berhenti didepannya. Dia bercerita tentang sebuah kotak yang aku temukan kemarin, dia menyuruhku untuk sebaiknya menghancurkan kotak itu sesegera mungkin atau penyesalan akan terjadi pada-ku. Tentu aku tidak percaya begitu saja, itu hanya sebuah kotak antik yang jika dijual lumayan.
" Apa buktinya jika kotak itu mengerikan? " Tanyaku
" aku pernah membukannya, dan sesuatu yang buruk terjadi padaku untungnya aku berhasil kembali " Jelas Eliza. Aku mengerutkan keningku tak paham. " Aku masuk ke dimensi lain dan didunia ini orang-orang tidak mengenaliku sampai aku menyelesaikan tugasku "
Aku tersenyum tak percaya
" Imajinasimu sangat tinggi! "🍁🍁🍁
Sampai dirumah aku mendapati rumah yang sepi. Aku memutar sebuah lagu kesukaanku di Handpohne lalu mencari kotak yang kemarin aku temukan, sialnya aku lupa menaruhnya dimana. Aku terus mencari kotak itu karena penasaran apa yang ada di dalamnya, bisa saja kan itu harta karun. Ketemu, kotak itu berada di bawah ranjang kasurku. Aku duduk diatas kasurku dan membolak balik kotak itu. Sial lagi, ini terkunci. Tidak ingin rasa penasaran terus menyelimuti diri ini, aku pergi ke dapur untuk mencari pisau. Aku mencongkel dan merusak gembok itu dan akhirnya terbuka, senyum merekah dibibirku." Akhirnya! " Tapi hanya ada dua kertas disana. Tentu aku membacanya, aku membaca kertas pertama yang bertuliskan 'it's just real game, baca mantranya dan kau akan mulai bermain' karena disana hanya mengatakan Game jadi aku harus takut pada apa? Imajinasi yang Eliza katakan saat di taxi? Tidak akan, dimensi waktu itu hanya sebuah dongeng.
Aku membuka kertas ke dua dan membacanya
' Selamat datang dipermainan dimensi waktu, kau akan kami bawa untuk menjelajahi berbagai kisah yang menarik, bersiap-siaplah mereka menunggumu 'Tidak terjadi apa-apa, aku masih berada di kamarku di atas ranjangku masih memegang kertas itu. Aku menghembuskan nafas kasar.
" Is a joke! " umpat ku.
Aku menuruni tangga dan mendapati keluargaku sudah berkumpul disana, mereka berbincang seperti ingin pergi kesuatu tempat.
" Mom! " Teriakku namun Ibu seperti tidak mendengarnya ia mengacuhkan panggilanku tidak seperti biasanya, dia selalu merespon saat aku memanggilnya.
" Semuanya sudah siap, anggota keluarga lengkap dan ayo kita berangkat! "
Keluargaku meninggalkan rumah dan menguncinya, air mataku menetes saat ibuku bilang semua anggota keluarga sudah lengkap, dia tidak menganggapku, dia tidak menyadari keberadaanku dan tidak mendengar panggilanku. Kenapa?
Sebuah surat kini tiba-tiba berada di tanganku. Aku membuka kertas itu dan kembali membacanya.
' Pemberitahuan bermain
1. Tidak boleh jatuh cinta
2. Jika berhasil melewati satu rintangan Anda akan masuk ke tantangan selanjutnya
3. Seandainya Anda nyaman atau jatuh cinta maka anda akan tetap berada disana meski anda tidak mau
4. Jika anda mati disana anda akan mati didunia anda
5. Anda tidak akan terlihat, diingat, dan bahkan anda tidak pernah ada di dunia anda saat permainan dimulai
6. Jika anda berhasil, anda masih tetap bisa mengingat apa yang anda alami di game ini'Kata-kata ke-5 membuatku terdiam, ternyata kata-kata Eliza benar. Aku menyesal bagaimana jika aku gagal? Bisakah permainannya digagalkan? Aku tidak mau bermain.
" Rubbie, permainan dimulai " Suara itu entah datang dari mana tapi begitu jelas dan nyata. Aku masih berfikir positif jika aku hanya bermimpi atau kakak-kakak ku mengerjaiku. Sampai akhirnya aku tidak sadarkan diri, semuanya gelap, sunyi.
~•...•~•...•~•...•~
🌍 ^o^
Cuma imajinasi, sekalian ngisis waktu luang. Jangan lupakan
LIKE COMMENT yang belum follow Follow ya ntar di follback DM aja. Oke makasih Jangan lupa SHARE
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensi Waktu
RandomSeorang gadis yang dengan kebodohannya tidak percaya akan suatu hal, yang membuatnya terjerumus dalam semua rintangan yang harus ia lewati. Harus menjalani banyak kisah dengan banyak aturan. Membuatnya serasa mati tapi hidup.