[4]☀️

2.7K 94 2
                                    

Jangan lupa Vote+komen+follow

Awas typo

Selesai Revisi

*****

Pagi 06:09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi 06:09

Aluna datang lebih awal dari biasanya, semalam Bara ingin bertemu sebelum bel masuk berbunyi. Entah apa yang ingin dibicarakan, yang jelas Aluna bahagia bisa bertemu dengan Bara. Semenjak mengikuti lomba, mereka jarang sekali bertemu. Bara terlalu sibuk berlatih, Aluna bangga tetapi terkadang kesepian.

" Kira-kira Bara ada apa ya nyuruh gue ketemuan?." Gumam Aluna masih penasaran.

Aluna duduk dikursi kayu yang ada dibelakang sekolah. Tepat disamping gudang. Ia mengayunkan kedua kakinya sembari menunggu kedatangan Bara.

" Pagi "  Sapa seseorang.

" Bara." Panggilnya antusias.

Bara duduk disamping Aluna.

" Oh iya gue kesini cuma mau bilang sesuatu sih."

" Apa?." Potong Aluna cepat.

" Nanti malem lo ada waktu gak?."

Aluna mengingat kembali apakah nanti malam ada jadwal wkwkw. Untuk Bara Aluna rela mengosongkan jadwalnya bahkan bisa mengutamakan Bara lebih tepatnya.

" Ada kok gue gak sibuk sih."

" Ok bagus kalo gitu, nanti malem ikut aku yuk."

" Kemana?? Nonton pertandingan? emang kamu tanding dimana?."

Bara terkekeh kecil melihat tingkah Aluna.

" Enggak... gue gak ada jadwal tanding masih lama dua minggu lagi, cuma gue mau ajak lo Dinner."

Dinner? Apakah tidak salah dengar. Sudah lama mereka tidak pergi bersama. Tapi kali ini berbeda. Mereka dinner berdua.

" Gimana lo mau kan???." Aluna masih tersipu malu.

" Iya gue mau." Aluna memperlihatkan deretan giginya.

" Yaudah entar malem gue jemput, jam delapan malam ya." Bara mengacak rambut Aluna lalu pergi meninggalkan Aluna

Aluna bersorak bahagia, ini adalah momen langka untuknya.

***

Arkan masih berada dirumah sakit menunggu neneknya yang sedang terbaring diatas bankar. Setelah pembicaraan malam itu, Sarah jatuh sakit lantaran tidak terima akan penolakan keluarga. Mereka membahas antara perjodohan Arkan dengan Aluna. Saat itu Arkan menolak begitupun Laras. Arkan merasa kecewa dengan dirinya sendiri. Sarah memang tidak pernah meminta apapun, untuk pertama kalinya Sarah hanya meminta Arkan menerima perjodohan tersebut dan Arkan tidak mampu untuk mengabulkannya.

Arkan dengan siaga menjaga Sarah dengan aman. Arkan kini duduk di samping neneknya sambil mengusap tangan yang sudah keriput karena faktor usia.

" Arkan dengerin nenek." Arkan menatap neneknya.

Arkan & Aluna (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang