Taylor's POV
Dear Crazy Diary,
Sudah 2 hari menjelang 3 hari aku bersekolah disini, ya walaupun sudah banyak kejadian-kejadian yang tidak aku inginkan terjadi. Seperti misalnya selalu terlambat, ugh kapan aku bisa melepas kebiasaan burukku itu. Tetapi pindah ke sekolah ini tidaklah buruk, maksudku guru music disini cukup baik dan konyol haha. mmm Sebenarnya, hal yang paling diutamakan bukan gurunya sihh tapi siswanya, mereka semua juga baik, seru, asik dan masih banyak hal lagi dehh. Mungkin ini semua belum seberapa namun yang sudah kuketahui hanya beberapa, tapi mungkin saja itu akan berubah nantinya, hmm idk.
bye, love.
kututup buku diary ku lalu menaruhnya di balik bantalku.
hmm aku mengantuk, lelah, dan arghh lebih baik aku tidur saja.
perlahan tapi pasti aku memejamkan mataku, namun baru 10 detik aku menutup mataku, mom sudah meneriakiku.sial.
"Taylorrr" teriaknya lagi.
"wait aku segera turun mom" Dengan jalan yang amat malas aku menuruni setiap anak tangga perlahan.
"hurry up honey" my mom said.
"what?" setelah aku sampai tepat dibelakang momku yang sedang mengobrol dengan seseorang di balik pintu rumahku, mom mempersilahkanku untuk bertemu dengannya.
dan ternyataaa.......yang datang....... si rambut pirang ituu, tunggu sebentar akan kuingat-ingat lagi.... Ohmygod dia benar-benar lelaki yang diperpustakaan itu.Aku mencubit pipinya dan ia agak meringis kesakitan, ternyata benar. okay kenyataannya begitu. Tapi by the way mau apa dia kesini?
Sebelum aku sadar dari lamunanku, ia sudah menggerak-gerakan tangannya tepat didepan wajahku sambil berkata "Hello".
"Ah iyaa ada apa kau kesini?" "dan bagaimana kau bisa tau---" lanjutku namun ia langsung memotong perkataanku.
"Ohya saat kau pulang tadi, sebenarnya aku satu arah denganmu dan ternyata yaa kita bertetangga" Jelasnya padaku dan aku hanya ber-Oh ria saja.Selang beberapa menit kita hanya berdiam diri. Akhirnya aku kembali bertanya padanya "dan mengapa kau kesini malam-malam begini?"
"Ohya kau benar aku hampir lupa, karena aku tetangga barumu disini aku hanya ingin memberimu kue ini, yaa sebenarnya ini ide sepupuku agar memberikan kue kesetiap tetangga termasuk kau" jelas Niall sambil memberikan kuenya padaku, lalu aku menerimanya. "Kau tinggal dengan sepupumu disini?" tanyaku dengan bodohnya."yaa, aku dan dia hanya berdua" jawabnya, Niall melanjutkan perkataannya lagi "Oke, tugasku selesai disini aku pulang Taylor, see you" Ujar Niall sambil berlari kecil meninggalkan halaman rumahku dengan tangannya yg melambai kearahku. Aku hanya bisa melambaikan tanganku balik.***
Pagi yang cerah, tapi aku masih mengantuk. Aku terus berjalan menuju kelasku sambil mengerjapkan mata berkali kali. Oh god aku masih ingin tidur, karna kekurang konsentrasianku saat berjalan alhasil aku menabrak liam yeahh liam "umm sorry liam aku tak sengaja" kataku cepat "yeah" ujarnya singkat lalu segera pergi meninggalkanku beserta buku-buku ku yang berserakan dilantai. shit.
Setelah menunggu selama 4 jam akhirnya aku bisa ke kafeteria, ughh tenggorokanku rasanya kering sekali setelah pelajaran vokal group tadi. "wtf kenapa ramai sekali" ujarku sedikit kecewa, tiba-tiba ada yang memanggil namaku aku langsung mencari sumber suaranya dan aku mendapatkan seorang perempuan yang tengah duduk bersama teman-temannya yang lain. Aku segera berjalan menuju mejanya, namun disaat aku hampir 4 langkah lagi ke meja tersebut aku melihat Liam yang melirikku, dengan cepat aku memalingkan wajahku ke ele dan perrie, yeahh dia temanku sekarang. Karena tempat duduk disamping Ele dan Perrie sudah penuh aku memilih duduk diseberang Ele dan disampingku Harry. Aku heran Harry tak menyapaku sama sekali sifatnya berubah drastis, bahkan saat aku duduk disampingnya ia tidak menoleh sama sekali dan tetap fokus ke hp nya, ughh menyebalkan. tunggu, apa yang aku pikirkan?
selang beberapa waktu aku hanya mendengarkan ele bicara, ya walaupun aku tak mengerti apa yang ia bicarakan. Namun keadaan berubah menjadi menegangkan saat aku menumpahkan sedikit jus strawberry ku ke handphone yang berada tepat di dekat gelas jus ku itu. Oke aku panik. "so--sorry" ujarku gagap sambil melihat kearah Harry perlahan "WHAT THE HELL" teriak Liam sambil melihat kearahku bergantian dengan handphone tersebut, wait kenapa Liam yang teriak? bukankah itu handphone milik Harry?. Aku melirik Harry sedikit dia memegang handphone?
"Apa yang kau lakukan ceroboh" teriak Liam lagi sambil bangkit dari tempatnya lalu mengambil handphone yang aku tumpahi tadi. "a--aku, apa itu milik mu?" pertanyaan macam apa ini?. bodoh. "kau memang bodoh" ujar Liam seakan bisa membaca pikiranku. Dia langsung mengambil handphone nya itu lalu mengelapnya dengan tissue. Huft lagi pula hp nya itukan canggih dan mahal, mana mungkin akan secepat itu rusaknya. Liam menatapku sinis sebelum ia akhirnya pergi.
Aku yang masih shock akibat kejadian tadi hanya bisa melihat Liam yang berjalan kian menjauh dari kafeteria ini, namun saat ia ingin menuju lorong kelas tiba-tiba ia terdiam dan langsung memeluk orang yang tepat didepannya. Sekilas aku melihat orang yang berpelukan dengan Liam dan ternyata ia lelaki, sepertinya aku belum melihatnya sebelumnya?. Aku masih tetap memperhatikan mereka yang sedang berbicara santai sambil sesekali tertawa.
"Tay bagaimana kau ikut atau tidak?" Aku yang merasa dipanggilpun menoleh, ele lagi-lagi menyadarkanku dari lamunan. Omong-omong apa yang ia katakan tadi? aku ikut atau tidak? memangnya ia mau mengajakku kemana?
"memangnya kau mau mangajakku kemana?" tanyaku "Perrie akan mengadakan pesta di... di.." aku menatapnya dengan pandangan kau-mau-mengajakku-kemana?
"di New York" Sambung Perrie sehabis meminum jus nya. Tunggu dulu? aku mencerna kembali perkataannya barusan. Tadi ia bilang apa? New York? tentu saja aku tidak akan ikut! Memanngnya pesta apa sih yang akan diadakan Perrie? semeriah itukah sampai-sampai diadakannya di New York?
"AHAHAHAHAHAHA look at your face Tay" mengapa tiba-tiba Perrie tertawa? apa ada yang lucu? "Tenang Tay aku hanya bercanda aku mengadakan pestanya di villa ku kok, yang tidak jauh dari sini"
Oh. Oke, kau berhasil menipuku Perrie.
Disaat aku dan yang lain sedang asyik mengobrol dan tertawa Liam datang menghampiri kami lagi tapi ia tidak sendirian. Sepertinya lelaki yang bersama Liam sekaranng lelaki yang tadi berpelukan dengannya.
YOU ARE READING
Best School Musical
Fanfictionperempuan pindahan dari france, berambut pirang ini pindah ke sekolah music terkenal di London.