"Ci, apa kamu tidak mendengarku sedari tadi?" Ucap seorang perempuan.
"Caca, ada kamu", Reci sedang membetulkan jilbab yang ia kenakan. Ia sedang bercermin menampilkan wajahnya yang penuh tinta hitam.
"Ci? Kamu kenapa? Kok banyak tinta-tinta gini?" Tanya perempuan yang disebut Caca itu.
"Gapapa kok Ca, sudahlah"
"Apa kamu diganggu lagi ya sama Sella?"
"Iya"
Hari ini hari sial untuk Reci, Reci Yokka lengkapnya. Hari ini ia berhasil di bully habis-habisan oleh geng tak bermutu SMA Nubu. SMA Nusa Budaya.
Reci sudah biasa dengan ini, sudah biasa dengan tinta-tinta hitam diwajahnya. Sudah biasa mendengar namanya sebagai alat pertengkaran. Bukan pertengkaran untuk direbutkan. Namun, pertengkaran untuk di bully dengan sengaja.
Kini Reci duduk di bangku SMA kelas 11. Dia memiliki teman bernama Caca yang kurang lebih Caca mengerti Reci. Caca juga sering heran dengan Reci yang selalu saja, hanya bisa tersenyum dan diam saat Reci menjadi bahan bully geng itu.
Geng yang biasa disebut Sezza itu beranggotakan lima orang pembuat masalah di sekolahnya. Mereka tipikal orang yang pembuat rusuh se Antero sekolah. Namun, walaupun demikian. Mereka adalah anak orang kaya yang sekali minta pasti di turuti.
Mereka, Sella Dara Ferri, Etdo Satya, Zeya Serian, Zeyfa Serian, dan Agro Febian. Beranggotakan 3 perempuan yang cantik dan 2 lelaki yang tampan. Membuat mereka selalu dijuluki, CCS (Cowok Cewek Sempurna) oleh teman-temannya.
Reci, dia hanya pemeran sampingan untuk mereka yang serba ada. Reci, seorang perempuan penyuka novel dan berkaca mata. Yang selalu menunduk jika berjalan, selalu diam ketika ditanya, selalu bungkam jika di perhatikan. Namun, itu yang membuat Reka terkesan padanya.
Reka, seorang lelaki dari dunia imajinasi menurut Reci. Karena Reka yang putih bersih dan memiliki ginsung kanan kiri membuatnya tampak tampan disemua pasang mata, Reci terutama.
Pertemuan pahit mengantarkan mereka dengan ujung perkenalan.
"Lo bisa gak sih kalo jalan liat-liat dong", ucap kasar Reka saat itu, karena tak sengaja tertabrak oleh tubuh mungil Reci.
"Maaf", ucap Reci setelahnya dan langsung bergegas pergi.
Sanyup-sanyup terlihat senyuman tergambar diwajah Reka yang tampan.
Apa benar senyum itu pertanda?
#Sekian dulu dari saya :")
Saya masih terlalu amatir untuk mendapat pujian.
Saya masih terlalu kecil untuk mendapat cacian.
Semoga kalian suka dengan setiap ejaan.
Karena saya membuatnya dengan hati dan perasaan.
Tak lupa untuk mengetiknya agar sesuai harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihlah
Teen FictionBukannya hakikat pilihan untuk dipilih? Mengapa hanya berterus terang untuk menunggu tanpa ada kepastian? Apa bisa lebih dari sekadar untuk mengutarakan kebingungannya? Seorang perempuan perasa bernama Reci hendak memutuskan suatu hal yang tak perna...