Pulang sendiri atau,

8 2 0
                                    

"Ci, lo gapapa kan?" Tepat dengan perginya Reka dan teman-temannya Caca datang dengan dua susu cokelat.

"Aku gapapa Ca, tadi dia dateng ke aku. Aku belum siap Ca" lirih Reci dan mengelus tangannya, dia benar-benar merindukan hal tadi.

"Ci, Udah ya, sini liat gue"

"Lo gak pantes dapet dia, dia perusak", tegas Caca, membuat Reci sedikit sesak.

"Sudah ya, ini minum susu cokelatnya, gue belikan sesuai kesukaan lo. Jangan buat gue lebih khawatir lagi Ci"

"Iya Ca, makasih", Reci akhirnya meminum susu cokelat yang dibelikan oleh Caca dan tersenyum padanya.

---

Kringgggggg

Bel pulang sekolah telah berbunyi, sontak semua murid termasuk Caca bersorak senang.

"Ci, langsung pulang atau gimana?"

"Aku masih ingin di kantin, bertemu dengan Bu Ida"

"Astaga Ci, Lo seneng banget si ketemu sama Bu Ida penjaga warung di kantin itu. Pulangnya sampe sore lagi?"

"Hehe, iya Ca, kamu tau kan, aku gak mau balik dulu", Caca hanya tersenyum sekilas.

"Yaudah, gue pulang dulu gapapa kan? Soalnya udah dijemput nih"

"Yaudah, hati-hati Ca!"

Caca pun bergegas pergi untuk pulang dan Reci berjalan menuju kantin tercintanya.

---

"Halloo Bu Idaaaaa", sontak yang dipaggil menoleh dan tersenyum.

"Hallo Ci, sendiri Mulu ya kamu"

"Kan emang lebih suka gini Bu"

"Kamu kan ada temennya biasanya"

"Dia sibuk Bu"

"Yaudah, kamu mau makan?"

"Iya deh Bu, pesen lonte (lontong sate) satu yaaaa!"

"Oh jangan lupa sama jus mangga!"

Bu Ida hanya menganggukkan kepalanya sambil bergegas membuat racikan lonte dan membuat jus mangga pesanan Reci.

Sembari menunggu pesanannya datang, Reci membetulkan letak kacamatanya dan mengeluarkan hpnya untuk menghilangkan bosannya.

Reci hanya sendiri, penjual di kantin saja sudah banyak yang membereskan dagangannya karena sudah sepi. Tapi Bu Ida biasanya ditemani Reci untuk membereskan dagangannya dan menutup warungnya.

Reci mengenal Bu Ida semenjak kelas 10, dari awal pertemuan itu membuat Reci dekat dengan salah satu penjual di kantin.

Saat sedang serius-seriusnya melihat hp, Reci dikagetkan oleh bola yang tiba-tiba datang menghantam kepalanya.

"Aw"

Terlihat ada seseorang datang menghampirinya berlari. Namun, Reci sudah sangat merasa pusing tak tertahan. Dan, semua gelap. Reci pingsan.

---

"Heyy, bangun"

Samar-samar Reci dapat melihat, dan tersadar tubuhnya sudah ada di atas ranjang empuk lumayan luas. Dan Reci langsung kaget bukan main karena ada cowok dihadapannya.

"Kamu! Jauh-jauh!", Sentak Reci

"Gue cuman mau nolongin Lo duduk"

"Gausah!"

Reci berusaha duduk dari tidurnya, namun karena pusingnya belum juga hilang Reci tak bisa duduk sendiri.

"Kan gue udah bilang", ucap cowok itu sambil membantu Reci duduk.

"Aku dimana?"

"Rumah gue"

"Hah! Aku mau pulang", Reci langsung mencoba berdiri dan ingin berlari saja rasanya. Tapi tangan seseorang menahannya.

"Apa? Aku mau pulang! Sekarang!"

"Gue anterin"

"Enggak, aku bisa sendiri"

"Gue anterin, ayo! Kalo gak, Lo gak boleh pulang", tegas cowok itu.

"Kamu seenaknya banget si Reka! Aku mau pulang sendiri"

Yap, dia Reka. Cowok yang banyak menjadi primadona para cewek SMA Nubu.

"Gak!", Reka menggenggam tangan Reci dan membawanya keluar dari ruangan itu.

---

"Dasar keras kepala"

"Sapa yang Lo maksud?", Tanya Reka yang sekarang sudah ada di belakang kemudi mobilnya.

"Kamu!"

"Bodo amat"

Reci mendengus kesal, kesal, benar-benar kesal. Kenapa dia bisa ada di rumah cowok yang sangat menyebalkan ini.

"Lo juga, tetep aja kayak dulu, sama-sama keras kepala!"

Reci hanya diam dan melihat ke arah jalan. Walau ia ingin membalas ucapan Reka, itu tak akan membuatnya mengalah.

---





Sampai sini bener-bener gajelas cerita ini. Aku masih baru memulai, maklumi ya :) Haha, semoga tak membosankan untuk selanjutnya. Terimakasih yang suda mampir jugaa.

PilihlahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang