"tetap diposisi kalian" teriak seseorang. Otomatis aku dan Maryam tersentak kaget atas teriakan seseorang. Suaranya itu lho, macam toa masjid yang gak pernah disetel.
"mau kemana kalian?" ucap seorang cowok yang kuyakini kakak kelas. Posisiku dan Maryan masih membelakangi sumber suara.
"balik badan kalian" titah orang tersebut bak raja selangit.
Maryam langsung membalikan badannya menghadap sicowok toa masjid, dan wajahnya menunduk dalam. Sedangkan aku tetap diposisi awal. Membelakanginya.
"kamu yang disitu. Saya bilang balikan badanmu. Apa kamu punya telinga" sumpah pedes banget nih cowok ngomongnya. Dengan kesal kubalikan badanku, melihat cowok nyebelin itu.
Ketika wajahku telah menemukan si toa masjid nyebelin, yang menggagalkan rencanaku, aku terdiam.
Kenapa dia ganteng ya Allah. Kenapa semua pikiranku tentang cowok versi novel mengarah kedia.
Tapi, tunggu. Diakan nyebelin. Percuma ganteng kalau suara macam singa plus serigala diatas bukit.
"kenapa kalian terlambat?" tanyanya dengan nada dingin. Bodoamat deh terserah dia. Sekarang fokusku kedia bukan omongannya.
Sudah kuduga, dia ini pasti Panitia MOS, dan salah satu pengurus Osis. Lihat saja pakaiannya. Dia menggunakan almemater berwarna merah marron dengan list hitam dipinggiranya, persis seperti panitia lainnya yang sebelumnya kujumpai.
Kini mataku menancap tajam disebuah nametag yang ada di almematernya. Hasan Firdaus Malik. Oh namanya Hasan.
"kenapa diem. Bisukah? " ucapnya pedes sepedes samyang warna item.
"gak kak. Nih buktinya saya ngomong" balasku kesal.
"bagus. Kenapa dari tadi diem aja?" nih anak,,, untung lo cowok ganteng kak, kalau tidak sudah kupalu kau menggunakan kapak karatan Opaku.
"lagi loading otak saya kak" jawabku santai. Kulirik dia sepertinya tengah kesal denganku.
"bagus kalian berdua telat" ucap toa masjid ini dengan memasukan tangannya kesaku almet. Aku yang melihatnya seperti itu, dengan polos aku melihat langit. Bodoh? Tidak aku tidak bodoh.
"ngapain kamu liat keatas, pikir kamu muka saya disana" Cowok bernama Hasan yang kuyakini sekarang juga melihat kelangit. Maryam pun sama malakukan hal pintar seperti ku.
"kak liat kebelakang deh ad... Ada zombie lagi photo prewed" ucapku drama. Tak butuh waktu lama si Hasan ini pun membalik badannya melihat objek yang ku bualkan. Mau-an aja dibohongi. Mana ada zombie foto preweding, adanya mbak kunti sama mas pocong kali.
Oke. Ini kesempatanku untuk kabur. Sebelum Si Hasan ini tau, sebaiknya aku ngacir terlebih dahulu. Dengan extra full aku menarik tangan Maryam pergi dari hadapan si pangeran macan ini.
Tapi, sial sebelum aku melangkahkan kaki. Seseorang menarik kerudungku dari belakang. Untung gak copot. Kalau copot sudah ku amputasi orang tersebut. Dan dia adalah... Jeng... Jeng... Jeng... Si Hasan Berwajah macan, tapi ganteng.
"Apa-apaan sih kak Narik-narik kerudung saya" ucap ku marah sambil membenarkan letak hijabku. Maryam pun turut membantu.
"maaf" ucapnya singkat. Bodoamat dah, aku kesel sama dia sekarang.
"ada niat kabur lagi dari saya?" tanyanya penuh ancaman. Aku hanya memandang datar.
Dan Maryam. Dia sedari tadi hanya menunduk sambil menggenggam tanganku. Apa dia takut yah sama cowok didepan kami ini?
"oke,,,,ikut saya" titahnya lagi. Dan kami mau tak mau mengikutinya. Semerdeka dia aja deh.
Kini aku dan Maryam berjalan dibelakangnya, seperti dayang-dayang istana. Sumpah, niatku gak kayak gini Mos perdana. Karna makhluk didepan ini yang membuat rencanaku semua jadi kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doa Dari Surga
SpiritualJangan baper..... Romantis.... Misteri... Dakwah.❤❤❤ Mengingatkan manusia dalam kebaikan itu tidaklah mudah, perlu perjuangan habis-habisan untuk memancing mereka dalam kebaikan. Mungkin ini hal yang sama dialami oleh Aisyah dan Maryam, dua sahabat...