CTY : 20). khawatir

163 30 9
                                    

Miley Cyrus - Wrecking Ball

.
.
.

Selama perjalanan, Brandon tak henti - hentinya menatap khawatir Misella.

"Aku baik - baik saja," ujar Misella sembari tersenyum tipis pada Brandon.

Dengan senyum tak enak Brandon berkata "sebenarnya aku sedari sore hari memiliki firasat buruk, jadi petang ini aku ingin melihat keadaanmu, dan malah mendapati hal buruk terjadi padamu."

Pipi Misella merona, kenapa pria ini bisa datang disaat yang tepat "terimakasih."

Brandon mengangguk, satu tangannya mengelus puncak kepala Misella "bukan masalah."

Blush.

Pipi Misella bertambah merah, bahkan sekarang telinganya juga memerah, dengan gugup Brandon mengangkat tangannya "maaf," ujar pria itu lalu berdehem.

"Bukan masalah, um... aku ingin bertanya, darimana kau tahu lokasi rumahku?" Tanya Misella dengan satu alis terangkat.

"Ah, emm...." Brandon nampak kebingungan untuk menjawab pertanyaan Misella.

"Sudahlah, yang pasti terimakasih karena sudah ada diwaktu yang tepat... dan... terimakasih untuk baju ini juga," ujar Misella menatap mata Brandon tulus.

Brandon menelan air liurnya berat, mata sayu Misella benar - benar menggoda jiwa lelakinya.

Apalagi baju kebesaran miliknya yang membungkus tubuh ramping Misella, paha mulus wanita itu benar - benar menggodanya... uh....

"Ayo menikah denganku Misella."

***

Hah? Apa yang barusan kudengar? Kutatap wajahnya bingung "apa?"

"Ti- tidak, bukan apa- apa," ujarnya lalu memalingkan wajahnya dan kembali menatap lurus jalanan.

Telinganya memerah, ya ampun, sangat lucu.

"Baiklah kalau begitu...," kataku lalu ikut menatap lurus jalanan.

Tiba - tiba saja aku merasakan bahwa tubuhku terangkat, "e- eh? Brandon apa yang kau lakukan?" Tanyaku panik.

Posisi ini benar - benar tidak baik, aku duduk diatas pahanya dengan posisi berhadapan, tidak banyak jarak diantara kami, karena punggungku sudah mengenai stir mobil. Kulihat sekeliling, ini jalanan sepi.

"Ijinkan aku mencium - mu satu kali," katanya dengan suara berat.

"Apa? Tidak!" Kataku tegas sambil menekan dadanya, memberi jarak diantara kami. Sedikit.

Ia tidak menjawab pertanyaanku, matanya yang tajam seolah menusuk diriku, membuatku merasa menciut "Bran...," cicitku pelan.

Ku alihkan tatapanku kesamping, aku tidak mau!

Tangannya yang besar memegang leherku, memaksaku menatap matanya lagi, wajahnya semakin lama semakin dekat. Oh Tuhan!

Saat itulah kurasakan bibirnya yang hangat menyapu bibirku dengan lembut, ciumannya sangat membuai, oh yaampun, kakiku bergetar, ini ciuman keduaku, aku tidak tahu apa - apa tentang hal seperti ini.

Suaranya menggeram seakan menahan sesuatu, akhirnya pria itu melepaskan ciumannya "engh, maafkan aku, duduklah kembali, jika terlalu lama aku takut melewati batas dan merusakmu," ujarnya lalu menurunkan ku dari pangkuannya.

Jantungku kembali berdetak kuat, apa yang sudah kulakukan! Aku berciuman dengan pria yang tak memiliki hubungan apapun denganku....

"Maaf," katanya lagi, tangannya menepuk kepalaku lembut.

Aku hanya mengangguk, tidak tahu harus menjawab apa.

***

Mobil akhirnya berhenti bergerak, kuedarkan pandanganku ke lingkungan sekitar, ini adalah perumahan bukit Mediterania, perumahan elite.

Woah.

"Ayo," kata Brandon yang ternyata sudah membukakan pintu mobil untukku.

Kuturunkan kakiku perlahan, setelah kedua kakiku menapak ditanah, udara dingin langsung menerjang tubuhku, woah, benar - benar....

Brandon berjalan lebih dulu, diikuti oleh diriku dibelakangnya. Ia nampak sangat mengerti dengan keadaanku, dengan segera ia memasuki rumahnya disambut dengan banyak pelayan.

"Tuan muda butuh sesuatu?" Tanya seorang asisten rumah tangga bermata biru, sangat cantik.

"Carikan pakaian Selena, bawakan satu padaku," kata Brandon dingin lalu segera menggaet tanganku dan melenggang pergi.

Sebelum benar - benar menghilang dari pandangan mereka, aku sempat melihat bagaimana tatapan gadis bermata biru tadi, ia melihatku dengan tatapan penuh kebencian. Apa salahku? Ah, pasti ia menyukai Brandon.

"Ini kamarku, lebih baik kau bersihkan dirimu dulu, nanti akan ada pelayan yang mengantarkan pakaian milik adikku padamu," jelasnya dengan tatapan yang tak henti - hentinya memperhatikan tubuhku.

Apa aku salah datang kemari? Kuharap tidak.

Aku mengangguk paham "maaf merepotkan."

Pria itu menggeleng "bukan masalah."

***

Misella kembali mengangguk, gadis itu kemudian memasuki kamar milik Brandon, sedangkan sang empunya? Pria itu masih berdiri didepan pintu kamarnya sambil mengacak rambutnya kesal.

"Akh! Berdekatan dengannya benar - benar membuat jiwa laki- lakiku bangkit! Sial! Aku harus setia! Pada gadis itu! Ayolah Brandon... kau harus setia padanya sampai menemukannya...," ujar Brandon kesal bercampur lirih.

"Benar - benar...." kesal pria itu lalu segera pergi dari depan kamar itu.

Tak lama setelah Brandon pergi, datanglah pelayan bermata biru dengan pakaian wanita ditangannya.

"Wanita sialan, beraninya mendekati Brandonku! Aku tidak akan membiarkanmu!" Desis wanita itu dengan mata penuh kebencian.

Wanita itu menyibak rambut hitamnya yang ternyata hanya rambut palsu, hingga nampaklah warna aslinya, berwarna blonde "Aku, mirabelle, tidak akan menyamar sia - sia, aku akan menghabisi semua wanita yang dekat dengan Brandon."

.
.
.

Tbc...

Btw aku baru tahu kalau cerita ini masuk kedalam favorit mingguan loh 😆😂 17 hari setelah pengumuman, parah emang aku😂😂 makasih buat semua yang support sampai sejauh ini❤

17- 11 - 2019.
 

Closer To You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang