CTY : 22). Tidak percaya!

124 28 4
                                    

Loser - Big Bang
.
.
.

"Astaga! Ada apa ini?!"

Misella menatap kearah pintu dengan ekspresi tak senang, gadis mengangkat kakinya dari perut  Mirabelle lalu duduk ditempat tidur.

Seorang pelayan rumah tangga tua berdiri didepan pintu dengan wajah kaget, mulutnya menganga tak percaya dengan pemandangan didepannya.

"Dimana Brandon? Aku ingin bicara dengannya," desis Misella sembari memijat pelipisnya, kenapa masalah datang bertubi - tubi seperti ini?

"Bibi... tolong! Dia menyik - saku, akh! Dia... hiks... wanita jahat!" Tangis Mirabelle saat pelayan tua itu membopongnya dan membantunya duduk di satu sofa yang ada dikamar itu.

"Apa yang kau lakukan nona? Kenapa kau menyiksa Ira?" Tanya pelayan itu dengan tatapan tajam, seolah - olah Misella adalah orang paling berdosa didunia.

He? Ira?

"Entah. Aku ingin bertemu Brandon, katakan dimana pria itu, ngomong - ngomong, nama gadis disampingmu itu Mirabelle, bukan Ira," ujar Misella tanpa berniat menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya, gadis itu bangkit dari tempat tidur dan memegang lengan pelayan tua itu.

"Jangan... jangan beritahu dimana tuan bibi... dia itu me- memanfaatkan... tuan...," kata Mirabelle lemah.

"Hei! Jangan terlalu banyak bicara! Cukup beritahu dimana Brandon berada! Jangan mencari masalah denganku!" Kesal Misella dengan tatapan menajam.

"Kau... silahkan keluar dari rumah ini!" Usir pelayan tersebut kepada Misella.

"Hah? Kau tidak berhak mengusirku!"

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi Misella, Misella menatap tak percaya pada pelayan tua didepannya itu "apa? Yang kau lakukan?!" Teriak Misella marah.

"Keluar!"

"Kubilang keluar! Kau membuat pelayan kesayangan tuan Brandon sakit!" Teriak pelayan tua itu lebih nyaring.

"Apa - apaan?!" Ujar Misella tak terima.

Dibelakang pelayan tua itu, terlihat Mirabelle yang tertawa tanpa suara, matanya terlihat mengejek keadaan Misella.

"Baik. Terserah! Aku akan mengingat hari ini!" Ujar Misella lagi lalu keluar dari kamar itu.

Brak!

Tubuh Misella menabrak seseorang saat baru saja melangkah.

"Eh, hati - hati!" Ujar Brandon sembari menahan tubuh Misella yang hampir terjatuh.

"Tuan! Tuan! Tolong aku!" Teriak Mirabelle langsung setelah melihat Brandon.

Brandon menautkan alisnya melihat keadaan Misella, tangan besarnya memegang pipi Misella yang tergores "apa yang terjadi dengan wajahmu?" Tanyanya khawatir tanpa memperdulikan panggilan Mirabelle dari dalam kamar tamu.

"A- ah, bukan... apa- apa, aku ingin pergi. Terimakasih bantuanmu," jawab Misella bohong.

Sudah cukup masalah hari ini, ia tidak mau menambah masalah lagi.

Gadis itu menurunkan tangan sang pria dari pipinya lalu melangkah pergi.

"Tunggu! Jangan pergi Misella!" Panggil Brandon.

"Ya! Jangan biarkan penjahat itu pergi tuan!!" Pekik pelayan tua tadi sembari berlari dari dalam kamar.

"Bibi? Ada apa? Kenapa berlari?" Tanya Brandon heran.

"Dia... dia! Wanita itu menyerang Ira!" Ujar pelayan itu berapi - api sembari menunjuk wajah Misella.

Tangan Brandon menurunkan tangan pelayan tua itu "tidak boleh menunjuk wajah orang, tidak sopan!"

"Tapi tuan... Ira! Ira terluka! Lihat didalam kamar!" Ujar pelayan itu sembari menunjuk pintu kamar tamu.

Brandon menatap pelayan itu sebentar, lalu berjalan memasuki kamar yang ditunjuk pelayan tadi.

"Astaga! Ira?!"

Tiba - tiba saja pelayan tua tadi menangkap lengan Misella kuat "hei! Apa maksudmu!" Ujar Misella tak suka lalu berusaha melepaskan dirinya.

Brandon kembali dengan wajah memerah "Misella apa yang kaulakukan?"

"Kenapa aku?! Dia duluan yang mengangguku!" Marah Misella sembari mendorong pelayan tua itu menjauh.

Brandon nampak menimang, matanya menatap kedalam kamar melalui pintu yang terbuka, melihat sekilas keadaan Mirabelle, lalu menatap Misella.

"Terserah kau percaya atau tidak! Aku pergi!"

Gadis itu langsung berlari keluar dari rumah besar Brandon, meninggalkan Brandon dan pelayan tua itu didepan kamar tamu.

Brandon menghela nafas berat, pria itu mengajak pelayan tua itu masuk kedalam kamar tamu untuk menanyakan keadaan Mirabelle.

"Tuan... aku tidak percaya kau memilihku...," kata Mirabelle sok lembut.

Brandon tersenyum lalu mengelus rambut Mirabelle pelan, senyumnya menular pada Mirabelle dan juga pelayan tua tadi. "bibi, tolong obati luka Ira ya, lalu... siapkan barang kalian berdua dan angkat kaki dari rumah ini," Ujarnya dengan suara berat.

Hilang sudah senyuman Mirabelle dan pelayan tua tadi "a- apa maksud tuan?"

"Kau pikir aku tidak tahu kalau kalian bersekongkol untuk selalu membuat semua wanita yang kubawa merasa tidak nyaman saat kemari? Bibi selalu mau membantu Ira karena mendapatkan uang tambahan, Tidak, tentu saja aku tahu, aku juga tahu, kalau tadi, Ira yang memulai perkelahian dengan Misella, bukan ia yang menyerang tanpa alasan apa - apa, satu lagi. Aku tahu, kalau kau, Ira, sebenarnya adalah artis yang menyamar, iyakan? Mirabelle?" Jelas Brandon panjang lebar membuat kedua wanita jahat didalam ruangan itu membisu.

"Jujur saja, CCTV yang ada diseluruh penjuru rumah ini semuanya terhubung ponsel milikku, aku selalu memantau keadaan, aku tidak bodoh." Lanjut Brandon.

"Jadi sekarang, urusan kita selesai, tidak ada permohonan maaf, angkat kaki kalian! Pergi!"

.
.
.

Tbc...

27 - 11 - 2019.

Brandon tidak bodoh teman - teman😆



Closer To You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang