Bab 4

30 0 0
                                    


Cinta Venna Terhalang Issac Newton

Setelah adegan pertemuan puppy love yang sangat menggemaskan kemarin, maka besoknya setelah terdengar bel pulang sekolah berbunyi, Venna langsung menyimpan buku catatan mungilnya ke dalam tote bag-nya dan kemudian berbenah diri. Touch up pipi kiri dan pipi kanannya. Tampol sana tampol sini dengan bedak Marcks warna pink agar bisa memerah jambukan suasana hatinya. Tidak lupa semprot sana semprot sini dengan Eskulin Disney Series. Pewangi anak sekolahan yesss. Lalu dia memandangi wajahnya di cermin kecil yang selalu ready dibawa kemanapun juga. Dia memastikan bahwa tidak ada celah di wajahnya. Dia tersenyum semringah seolah mengatakan kepada dunia bahwa dia sudah syantik sempurna. Flawless dan glowing kalau kata para beauty vlogger. Padahal mah, tolong tidak usah dijelaskan takut Venna drop.

Venna sudah sangat siap menunggu kedatangan mas gebetan untuk menjemputnya di kelas dan mengajaknya jalan bareng lagi. Suit suit suit...Venna mulai gila dengan asumsinya sendiri.

Sudah berlalu setengah jam namun Moses tidak kunjung muncul juga. Kalau sudah seperti ini, Venna ingin rasanya punya nomor ponsel Moses dan langsung SMS si doi. Tapi terlihat murahan enggak sih? Disangkain Venna kegatelan lagi. Jangan! Pertahankan harga dirimu Venna. Sebab kamu adalah wanita dengan unsur-unsur Puteri Indonesia sejati. Wanita yang diperlengkapi dengan 3B. Brain, Beauty and Behaviour. Emmm halunya ya kan.

Kejadian tersebut terulang sampai hari ke-5 dari pertemuan mereka pertama. Moses bak ditelan bumi. Kalau dihitung secara peluang versi Matematika, kans Venna dan Moses bisa bertemu secara tidak sengaja sangatlah banyak, mengingat lokasi kelas mereka yang tidak terlalu jauh. Kalau Venna duduk di kelas XI IPA 3 maka Moses ada di kelas XI IPA 1. Namun anehnya, mereka bahkan tidak pernah berpapasan ala-ala film India yang disorot dengan teknik zoom in zoom out dengan durasi yang agak lama dan diiringi dengan soundtrack dramatis yang membuat penonton gemes pengen ngejorokin si pemeran cowok agar langsung bertubrukan dengan si pemeran cewek. Tapi itu tidak pernah terjadi saudara-saudara.

"Moses serius nggak sih sama gue?" gerutu Venna di tengah kegalauannya yang masih berusaha menerawang isi hati Moses.

Ingin rasanya Venna curhat sama Leo tapi masak iya sih, Venna harus nanya-nanyain si Moses duluan, kesannya Venna ngebet amat sama doi. Padahal mah iya yesss.

Apalagi faktanya sampai dengan detik ini si Leo sama sekali tidak pernah lagi membahas tentang Moses kepadanya dan entah kenapa juga Leo akhir-akhir ini sudah jarang main ke rumah Venna. Venna semakin tidak punya alasan untuk membahas si mas gebetan dengan Leo.

"Apa Moses nggak tertarik sama gue yah? Masak iya sih? Buktinya dia mau nganterin gue pulang kok waktu itu." Venna bertanya kepada dirinya sendiri lalu membela dirinya sendiri. Ckckck.

Venna semakin uring-uringan. Malarindu kalau kata orang.

***

Akhirnya weekend yang ditunggu-tunggu menyapa juga. Artinya Venna tidak perlu mengikuti aturan-aturan weekdays dari mamanya yang super bikin jengkel itu. Di mana setelah pulang sekolah, Venna kudu makan, dipersilahkan nonton tv namun hanya sejam saja, lalu Venna bisa bobo atau belajar, intinya tidak boleh nongkrong di depan tv lagi, terus makan lagi dan belajar lagi hingga akhirnya bobo lagi. Itu adalah aturan Mama dan harus dituruti oleh Venna, sementara bapaknya bertugas mensupervisi kelakuan putri nakalnya itu, tapi kenyataannya bapaknya mah tidak terlalu ketat dalam mengawasi Venna. Dia tidak terlalu mempermasalahkan kalau intensitas bobo Venna lebih banyak dari intensitas belajarnya. Buat bapak yang penting Venna sehat, tetap waras dan tidak melenceng ke jalan yang salah. Lho, bukannya kebanyakan bobo dan nggak belajar juga salah yah Pak? Wadoooh...

MERASA CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang