Chapter 2

20 8 4
                                    

Hari ini hari minggu, matahari tersenyum dengan cemerlang menapikkan keperkasaannya. Sengaja Quinza membuka jendela kamarnya lebar-lebar membiarkan sang bayu lewat dengan mudah. Sinar matahari sepertinya juga tak sungkan-sungkan mampir ke kamarnya membuat penghuni kamar itu sedikit memicingkan mata.

Hari ini Quinza sedang membersihkan kamarnya, sebenarnya kamarnya tidak terlalu berantakan hanya ada beberapa sudut saja yang kotor, tapi karena sahabat-sahabat terkampretnya hendak ke sini, jadi ia harus bersih-bersih terlebih dahulu. Sesekali Quinza terbersin, ia sedikit alergi pada debu sehingga harus memakai masker dobel untuk mengantisipasinya.

"Quinza!!!" Suara lembut mamanya dari bawah membuatnya menghentikan pekerjaannya yang hampir rampung.

"Iya ma?" Kepalanya sedikit ia tongolkan di tangga

"Udah mau selesai?"

Quinza mengangguk membenarkan.

"Bantuin mama ya? nyiapin camilan, katanya Brayan sama Adrian mau ke sini" mamanya kini ternyata tengah menenteng-nenteng beberapa camilan.

"Oh iya-iya ma bentar" Quinza menuruni tangga dengan cepat menuju dapur, ternyata mamanya sudah di sana mempersiapkan beberapa toples. Tiba-tiba teman-teman cogannya datang.

"Ting tong....ting tong"

"Iya...tunggu sebentar!!" Teriak mama Quinza sambil berlari ke pintu utama.

"Assalamu'alaikum ma..." pintu dibuka menyambut wajah sumringah kedua sahabat Quinza.

"Aduh ternyata cogan-cogan, ayo masuk dulu"

"Iya ma..." kedua lelaki itu mengekori mama Quinza.

"Silahkan duduk nak" kata mama Quinza

"Qiunza mana ma? kok belum keluar?" ucap Brayan

"Oh iya bentar, Za...cepet turun, temanmu udah nungguin!"

"Iya ma.." teriak Quinza dari kamarnya, Quinza langsung turun dan menghampiri temannya.

"Ya udah ma, kita pamit bawa anak gadis mama pergi dulu ya..." Pamit Brayan pada mamanya Quinza.

"Loh... kok buru-buru, mamakan baru mau nyiapin minuman"

"Aduh ma, gak usah repot-repot. Kalo gitu kita pergi dulu... Assalammualaikum," ujar Adrian, dan setelah itu mereka berpamitan, lalu pergi meninggalkan rumah megah Quinza. Mereka memasuki mobil putihnya Brayan dan melanjutkan perjalanan menuju mall untuk belanja dan makan. Setelah mereka sampai mall dan memarkirkan mobilnya, mereka turun dari mobil putihnya Brayan dan masuk ke mall.

"Eh iya mau makan di mana kita?" ucap Quinza

"Makan di dapur korea aja, itu makanannya enak-enak, gue udah pernah nyobain masakannya, enak kok dijamin ketagihan" kata Brayan

"Ok kenapa nggak? Ayo berangkat gueudah kelaparan nih"

Mereka bertiga pun makan di dapur korea. Setelah itu mereka melanjutkan shopping untuk membeli beberapa kebutuhan sekolah.

"Eh iya guemau beli kebutuhan sekolahku dulu ya, kalian juga belanja nanti biar cepet gak buang-buang waktu di mall" ujar Quinza

"Ok gue juga mau beli kebutuhan sekolah," kata mereka berdua serempak.

"Habis kalian belanja nanti gue chatting kalian biar ketemuan di depan mie setan, habis itu kita langsung pulang aja, gue yakin nanti kita pasti bakal kecapekan."

"Ok..." ucap serentak Brayan dan Adrian

Beberapa jam kemudian mereka pulang membawa belanjaannya sendiri-sendiri, dan pulang menuju rumah Quinza.

About HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang