One : What doesn't belong to you, this was a rape

4.6K 366 51
                                    

13 – 01 - 13

Di YG Entertaiment – gedung agensi besar yang terletak disudut kota. Terdapat sebuah cerita yang berkembang menjadi urban legend dikalangan anak-anak pelatihan. Tentang seorang pria yang memiliki tatapan dingin dan selalu tampil dengan senyum lebar khas, seorang rapper yang menumpahkan isi otaknya pada kalimat yang dilontarkan secara cuma-cuma, seorang yang menjadi panutan berkembangnya agensi itu. Tentang Kwon Jiyong. Lelaki tak tersentuh yang tatapannya membuat para Trainee bergigik ngeri. Lisa masih ingat kata-kata yang selalu dilontarkan unnie-unnienya. "Lisa-yyaa, kau harus berlari jika bertemu GD sunbaenim" , "Lisa-yya, jangan menatap mata GD sunbae. Kau akan kencing dicelana" , "Lisa-yya, kalau berpapasan dengan GD sunbaenim kau harus membungkuk Sembilan puluh derajat, kalau tidak, kau akan diperlakukan seperti dineraka" Lisa hanya tidak mengerti, Lisa pernah bertanya dan hanya jawaban 'Jangan' yang diterimanya. Apakah lelaki itu sangat berbahaya sampai orang-orang menjauhinya?

Lisa hanya seorang anak pelatihan yang merantau jauh dari negeri gajah untuk menggapai impiannya. Hanya berbekal Bahasa Inggris yang minim, Lisa berani mempertaruhkan hidupnya untuk merantau ke negeri gingseng ini. Dia tidak muluk-muluk, dia hanya ingin debut dan membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa dia berhasil menggapai impiannya. Bahasa Koreanya masih payah dan pelafalannya membuat banyak orang tertawa, hal itu membuat Lisa sedikit mendorong dirinya kebelakang, namun dia berusaha meyakinkan dirinya untuk tidak menjadi cengeng, ini masih setitik dari perjalanan panjangnya ketika debut nanti.

"Kau masih ingin berlatih?" tanya Jennie mengagetkan Lisa yang sedang melamun. Kepalanya menoleh menatap gadis yang bermandi air keringat itu. Lisa mengangguk kecil "Unnie ingin langsung pulang? Aku tidak apa ditinggal sendirian. Lagipula belum tengah malam dan lampu jalan masih terang. Selama lampu itu belum padam, aku masih berani untuk berjalan ke asrama seorang diri" ujar Lisa yang matanya menatap jam besar yang terletak tepat diatas tembok yang berhadapan dengannya.

"Kau tak apa sendirian disini? Sebenarnya aku tidak ingin meninggalkanmu, tapi besok aku ada jadwal, mau tak mau aku harus pulang sekarang. Kalau kau takut sendirian, aku akan menelpon Chaeng untuk menemanimu" ujar Jennie sambil mengeluarkan ponselnya membuat Lisa menahan tangan gadis itu seraya menggeleng.

"Tak apa, Unnie. Tak usah mengganggunya. Chaeng pasti sedang sibuk menonton drama, dia akan mengoceh selama tiga jam jika kau menyuruhnya kemari" Jennie terkekeh mendengarnya.

Mereka sangat dekat, bahkan mereka tinggal bersama karena sajangnim telah memberikan mereka nama grup. Lisa ingat betapa mengerikan wajahnya ketika dia menangis karena dia masuk dalam list 'murid pelatihan yang akan debut'. Dia menangis seperti tidak ada hari esok, dia benar-benar menumpahkan semua air matanya. Di dalam asrama. Lisa tinggal dengan tiga orang gadis lainnya. Yang pertama Kim Jisoo – gadis cantik khas negeri gingseng, pemilik suara berat yang menyejukkan telinga. Lisa masih inget pertama kali dia melihat gadis itu. Lisa kira malaikat memang benar ada, namun dia menarik kembali fikirannya begitu melihat Jisoo bermain mobil-mobilan dengan sampah bungkusan ayam gorengnya. Jisoo hanya gadis cantik dengan fikiran yang aneh. Yang kedua Kim Jennie – Lisa mengenal Jennie lebih dulu dari pada yang lain karna Jennie sudah cukup lama menjadi murid pelatihan. Wajahnya keras seakan mengatakan jangan bertingkah bodoh didepanku, atau kau akan mati namun ternyata gadis itu takut pada serangga dan hal-hal yang mengagetkannya, seperti dentuman keras. Yang terakhir Park Chaeyoung – gadis Australia yang selalu mendahulukan makanan dari pada apapun. Hidupnya selalu dikelilingi dengan makanan, gitar, dan makanan.

"Arraso. Aku akan meninggalkan kunci di kenop pintu. Jangan berlatih terlalu keras, Chaeng akan menangis kalau melihatmu terluka. Dan jangan pulang terlalu larut, Jisoo Unnie akan menyeretmu pulang jika kau membuatnya khawatir" wanti Jennie sambil menunjuk Lisa tepat didepan wajah gadis itu membuat Lisa terkekeh sambil mengangguk "Nee Unnie. Aku menyimpan telah ucapanmu diotakku" balas Lisa dengan senyum lebarnya sambil menunjuk kepalanya.

Hollywood Whore (Jilice)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang