Four : But they rather a gossip about a famous person breaking the rules

2.9K 272 37
                                    

8 – 8 – 2016

Tanggal yang bagus di hari yang baik, bukan begitu? Delapan ditambah delapan sama dengan enam belas, bukankah tanggal yang bagus untuk Lisa debut dengan membernya? Semuanya dibanjiri tangisan, bukan sedih, namun tangisan haru yang membuat keempat gadis itu seperti mendapat lotre ketika sedang kehabisan uang di siang hari panas. Semuanya menangis, termasuk staff yang membantu berhasilnya showcase pertama mereka. Rose sudah menangis bahkan sebelum gadis itu memasuki backstage membuat Lisa ikut menangis karena berjalan disamping gadis Australia itu. Dibelakangnya menyusul Jennie dengan Jisoo yang saling menenangkan satu sama lain. Mereka semua berpandangan bangga, hari ini kembali mengingatkan mereka tentang hari gelap dimana mereka terjatuh bahkan hampir menyerah. Tentang malam yang menjadi saksi bisu tangisan keempat gadis karena kecewa terhadap dirinya sendiri. Sekarang mereka disini, dihadapan beribu-ribu penggemar yang menantikan mereka keluar dari tempat tersembunyiannya. Meneriaki nama mereka dengan keras hingga membuat tenggorokan sakit serta senyuman lebar. Ini menyenangkan sekaligus menyakitkan. Menyenangkan karena mereka telah berhasil pada tahap awal, dan menyakitkan karena mereka tidak tau apa yang menunggunya disana.

Lisa kembali teringat kejadian beberapa menit yang lalu. Kakinya bergerar hebat ketika satu persatu nama member disebutkan. Lisa yang terakhir, namanya akan disebutkan terakhir. Hal ini membuat Lisa gemetar, tangannya berkeringat dingin dan basah membuat seorang staff wanita yang menemaninya mengusap punggung gadis itu pelan, berusaha menenangkan dirinya yang terlalu gugup. Hari ini, untuk pertama kalinya, dia menatap wajah dengan orang-orang yang telah mendukungnya. Bahkan Lisa memakai lensa kontak agar dapat melihat mereka dengan jelas – padahal sebelumnya Lisa tidak berani untuk memakainya.

"Gwenchana Lisa-yaa. Kau yang terbaik, fighting!" ujar Staff Eun sambil menepuk-nepuk punggung Lisa pelan membuat gadis itu tersenyum lebar sambil menoleh "Unnie. Apa kau fikir aku pantas berada disana?" tanya Lisa membuat Staff Eun mendelik tidak suka. Siapa yang akan suka mendengar pertanyaan yang pesimis seperti tadi?

"Itu pertanyaan bodoh yang akan menimbulkan jawaban bodoh! Jangan bertanya seperti itu, semua orang pantas berada disana" ujar Staff Eun sambil bertepuk tangan karena nama Rose yang sudah dipanggil menuju panggung, dia melihat Lisa. Gadis itu selalu menahan dirinya untuk bersinar, dia memiliki rasa percaya diri, namun dia tidak ingin orang-orang melihatnya secara berlebihan. "Aniyo, lupakan saja. Aku hanya gugup Unnie. Jangan jawab pertanyaanku yang tak mendasar itu" ujar Lisa seraya mengepalkan tangannya kuat-kuat karena sebentar lagi namanya akan dipanggil.

"Dari pada kau berfikir apakah kau pantas berada disana, bukannya lebih baik berfikir bagaimana memantaskan dirimu ketika sudah berada disana? Kau terpilih menjadi terbaik dari yang terbaik. Aku berada disana ketika kau berumur empat belas tahun, kau bergerak lincah dan melompat-lompat sehingga semua orang kagum denganmu. Kau mengalahkan beribu-ribu orang di audisi pertamamu, kau menjadi trainee asing pertama di agensi ini, kau berlatih dan belajar tanpa henti dan sekarang kau masih berfikir apakah kau layak berada disana?" ujar Staff Eun sambil menggeleng-gelengkan kepalanya "Sekarang! Angkat kepalamu. Lihatlah kedepan dan berjalan dengan percaya diri. Jadilah dirimu sendiri dan buat orang lain menyukai dirimu apa adanya"

Kata-kata itu yang menguatkan Lisa, menguatkan Lisa menatap kedepan ketika sang pembawa acara memanggil namanya. Lisa berjalan tanpa ragu – bahkan terkesan angkuh, namun dalam dirinya dia sangat gugup dan jangan lupakan bahwa dia belum terbiasa dengan lampu kamera yang mengagetkannya.

"Kau akan terus memegangi ponselmu itu? Kau tidak berniat menelpon orang tuamu dan mengatakan bahwa kau berhasil?" celetuk seorang laki-laki yang mengagetkan Lisa. Gadis itu mendongak dan menampilkan wajah terkejutnya ketika melihat Hanbin datang pada acara debutnya "Eoh? Oppa. Kau sedang apa disini? Kau sendirian? Dimana rekan segrup-mu?" tanya Lisa seraya berdiri dari tempatnya. Kepalanya menoleh kesana-kemari untuk melihat orang-orang yang tadi ditanyakan oleh gadis itu.

Hollywood Whore (Jilice)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang