tre

504 71 3
                                    

Difficile da Fare__

Renjunku yang manis,

Masa Sekolah Menengah Atas adalah bagian yang paling sulit bukan? Sulit bagi kita berdua, terlebih bagimu. Hal-hal bergejolak datang menerpa tanpa ampun--memaksa kita menemukan jati diri, haus pengakuan, mengejar mimpi, kehilangan hal-hal yang kita sukai.

Kau mendadak benci dirimu. Kau bilanh kau benci pipi gembulmu yang berharga itu, kau benci makanan manis, dan kau benci berada di klub SAINS. Kau pergi kemudian lebih memilih klub tari.

Kau membuatku sedih dengan meninggalkanku sendirian beserta percobaan-percobaan yang awalnya kita susun bersama, memaksaku berfikir keras sendirian, meneliti dan kebingungan sendiri, kesal dan bosan sendirian. Hal terburuknya, kau membuatku berfikir ternyata klub SAINS tidak semenyenangkan ketika kau berada di dalamnya.

Aku berusaha mengikuti jejakmu seperti yang kerap kita lakukan sedari dulu. Tapi ternyata mengimbangimu tidak semudah yang terlintas di benakku. Lantaran lambat laun kau menjadi penari terbaik di sekolah, kau kehilangan banyak berat badan, kau kehilangan pipimu yang menggemaskan, Huang Renjun... Kau mengejutkanku dengan berubah menjadi sangat tampan.

Renjun, kau tampan, populer, dan menarik. Tapi kau begitu berubah. Sangat berubah. Aku berfikir bahwa mungkin kau jadi benci padaku juga.

Tapi ternyata aku keliru.

Setelah sekian lama akhirnya kau kembali datang mengendap-endap ke kamarku, memanjat lantai dua dan menyelinap melalui jendela. Kau bilang ayahku tak mengijinkan kau berkunjung lewat dari jam 12 malam, jadi kau menerobos masuk hanya untuk menemuiku tanpa memikirkan bagaimana jika sampai tertangkap basah masuk ke kamar gadis layaknya penjahat.

Aku tertawa lepas.
Aku lega. Sangat.
Aku nyarus menangis.

Kau tidak membenciku, Renjun. Kau masih menyisakan aou seorang diri dari segala kepingan yang telah kau buang jauh-jauh dari dalam hidupmu.

Lalu kau di sana, meringkuk di atas ranjangku yang kau sebut-sebut sebagai kasur terbaik di dunia. Dan kau berusaha membawa kasur empuk dan sejuk itu kabur bersamamu.

Tentu saja aku tak mengijinkannya tapi kau justru mengejutkanku karena menangis setelahnya. Renjun, apa kau ingat? Kau lari ke dalam pelukanku. Menyembunyikan wajahmu pada pundak ku. Aku kehilangan kata-kata dan super kebingungan.

"Ayah dan Ibu bercerai." Isakmu ringkih.

Hatiku terbelah, Renjun. Aku ingat betapa sakitnya itu, merasakan tangismu yang tumpah di bajuku.

Kita menangis bersama dan terisak dalam pelukan yang kian erat sepanjang malam. Jatuh tertidur hanya selama dua jam dan berakhir dengan pergi ke sekolah membawa serta sepasang mata bengkak dan wajah pucat.

Well, saat itu aku sangat sedih Renjun, percayalah. Aku menyayangimu ayah ibumu seperti kau menyayangi kedua orang tuaku.

Namun di sisi lain, aku berbahagia karena menjadi satu-satunya yang kau percaya untuk menunjukan air mata. Maafkan dosaku ini, Renjun. Pada akhirnya hari ini kau mengetahui bahwa aku tidak sepenuhnya bersedih hari itu.

 Difficile da Fare (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang