0.2

465 79 35
                                    


Changbin duduk di ranjang UKS dengan wajah linglung. Sesekali ia menggaruk kepala yang menurutnya bodoh untuk lupa apa yang terjadi

"Aissh" Changbin membanting kepalanya ke bantal

Dia hanya ingat sampai bagian tentakel yang menyentuhnya, sisanya ngeblur kayak liat info bias dating

Changbin merogoh kantongnya, berharap handphonenya masih setia menunggunya disana.

Changbin membuka handphonenya hanya untuk mngecek Jam.

8.50

Changbin segera menutup handphonenya namun sesuatu yang janggal terasa

"Jam berapa tadi?" Changbin kembali membuka Handphoneny

8.51

Hening sejenak,

"ANJAYYY" teriakan Changbin menggelegar ke segala penjuru di gedung 2 sekolahnya

Untuk melepas rasa takutnya, Changbin meringkuk dlm selimut dan bermain handphone

Sedangkan oknum bernama Hyunjin yang sebenarnya juga tertidur pulas di ranjang lain yang tertutupi oleh tirai hijau tosca itu mulai merasakan ketidak nyamanannya.

"Nggh" lenguhan Hyunjin terdengar sampai ke telinga Changbin, membuatnya bergidik ngeri sendiri.

SREK

Tirai hijau yang menutupi Hyunjin dan Changbin terbuka, membuat Changbin gelisah tak karuan. Jantungnya sudah ingin lompat dari tempatnya yng semula. Keringatny juga bisa ditampung untuk minum Changbin malam ini.

"Sudah bangun? Mau pulang?" Hyunjin tanpa sadar bertanya - tanya tanpa memperdulikan betapa takutnya Changbin saat bertatapan dengannya

Changbin tidak menjawab, dia hanya bergerak semakin ke pinggir kasurnya. Dan Hyunjin malah melangkah semakin mendekatinya.

"Hey nanti kau jat-"

Gubrak!

Changbin benar - benar jatuh. Mungkin terasa sekian kali lebih sakit karena terhantup ranjang sebelahnya dan kejatuhan tirai beserta tiangnya

"-tuh"

Changbin tidak bisa mangeluarkan kata selain desisan krna sakit yang terasa tubuhnya.

Hyunjin sndiri sibuk membenahi tirai dan tiangnya yang ambruk menimpa Changbin kemudian menarik tangan Changbin untuk membantunya berdiri.

Changbin masih meringis menahan sakit saat bokong bertemu dengan ranjang

"Aduh sakit banget" rengeknya sambil mengusap - usap kepala belakangnya yang barusan terbentur sisi ranjang lain

Hyunjin menghela nafas berat lalu bertanya lagi "Mau pulang atau gak nih?"

Dengan takut - takut Changbin menganggukkan kepalanya

"M-mau" cicitnya pelan

"Ku tunggu di parkiran"

Hyunjin langsung berjalan keluar UKS. Changbin panik, rumor UKS bekas kamar mayat terputar di otaknya. Dengan cepat dia langsung lari untuk mengekor Hyunjin

"Kenapa sampe lari - lari?" Tanya Hyunjin masih dengan tatapan lurus kedepan

"Gila aja, ga pernag denger cerita sekolah ini bekas rumah sakit apa?" Ucap Changbin sambil terus mengekori Hyunjin

Tawa renyah Hyunjin membuat Changbin terkejut. Tawanya memecah kesunyian secara tiba - tiba tentu saja Changbin terkejut.

"Sepertinya semua sekolah di negara ini bekas rumah sakit ya? Apa negara ini sebegitu kekurangan lahannya sampe semua sekolah d bangun d rumah sakit tidak terpakai" tawa renyahnya kembali menyusul d penhujung ucapannya

Changbin menggaruk tenguknya yang tidak gatal. Ya benar juga apa kata Hyunjin. Tapi tetap saja itu mengambang mengenai mana yang benar dan salah. Kalau sekolah ini beneran bekas rumah sakit kan serem.

Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai keparkiran. Awalnya Changbin ragu tapi di tidak mau berlama - lama di sekolah jadi dia memustuskan untuk menerima tawaran Hyunjin untuk mengantarkannya pulang.

Hyunjin tidak seburuk itu pikir Changbin, sejenak ia melupakan fakta bahwa dia melihat Hyunjin bersetubuh dengan salah satu gadis sekolahnya di depan mata dia namun kejadian itu terlintas kembali saat Hyunjin membuka suara.

Changbin sudah turun dari motor Hyunjin, saat hendak mengembalikan helm Hyunjin menyela

"Soal di lab, ku harap kamu bisa mengunci rapat - rapat mulutmu atau"

Hyunjin menarik tangan Changbin lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Changbin yang gugup.

"Anak - anakku akan menggantungmu secara terbalik" Hyunjin mendengus pelan kemudian memakai helmnya

Sebelum menancap gasnya ia kembali berkata "ingat baik - baik, Bin"

Setelah itu dia melaju dengan motornya. Changbin sendiri langsung bersandar ke pagar rumahnya kemudian menarik nafas dalam - dalam.

"Ya Tuhan" ia mengusap dadanya agar berdetak dengan tenang sebelum masuk kerumahnya dengan langkah gontai

***


Hyunjin membaringkan tubuhnya di kasur miliknya. Namun ketenangannya tidak berlangsung lama saat sebuah ketukan terdengar.

Hyunjin buru - buru bangkit dan duduk dengan kepala sedikit menunduk kala pria berumur tersebut masuk

Pria tersebut meletakkan kotak di nakas kemudian dengan dingin berucap "Suntikan pada tubuhmu besok pagi. Jangan membuat masalah dengan membantah"

Hyunjin sedikit mengangguk "baik, Ayah"

Hyunjin mengela nafas lega setelah kepergian orang yang ia sebut 'Ayah' tersebut

Iya mengambil kotak hitam tersebut kemudian membukanya. Satu suntikan dan botol kecil berisi cairan berwana keunguan sebanyak 3 ml dosis yng kecil namun menyakitkan.

Ia taruh kembali kotaknya lalu mematikan lampu kamarnya

Deretan suspek terpampang di langit - langit kamarnya. Ia menatapnya dan mempelajari semua hingga ia terlelap dengan sendirinya bersamaan dengan hologram yang juga ikut menghilang dari pengelihatannya.

***

Hey

Ada yang msih nyimpen book ini d perpus?

Book ini memang Changjin sebagai pasangan utamanya. Namun ga semua berfokus ke changjin jadi harap maklum kalau nanti ad part dimana momen mereka gada sama sekali.

Maaf juga karena buku ini ditangguhkan selama setahun lebih

Saya emng ga begitu aktif wp sepanjang tahun 2020

Baru mulai aktif tahun ini, jadi saya mohon maaf sebanyak2nya karena sudah membuat beberapa pihak menunggu tanpa kepastian

Semoga book ini bisa selsesai tahun

Buat yg bakal us uas atau pts

Semngat belajarnya, saya juga ngerasain selama pandemi makin susah paham materi

Sekian, see you in next chapter

🌟vomentnya jangn lupa🌟

MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang