Sudah setengah jam Saskha berjalan mondar-mandir di koridor rumah sakit dengan bibir gemetar dan ponsel di genggamannya.
Tadi setelah berpisah dengan Kiara di persimpangan jalan, tentunya setelah beberapa menit berdebat mengenai isi pikiran Saskha. Ia berniat singgah ke taman kota sebentar untuk meluruskan semua benang-benang kusut yang ada di kepalanya.
Tapi sayangnya rencananya harus tertunda. Sekarang Saskha disini, seperti orang linglung yang bingung harus melakukan apa.
Karena kesalahan pengemudi ojek yang ia tumpangi, ada seorang anak SMP yang tidak sengaja tertabrak.
Ini bukan salah Saskha. Tapi, dia tetap ketakutan. Takut anak itu kenapa-kenapa.
Karena Saskha tau remaja lelaki yang sedang ditangani oleh dokter di dalam sana itu siapa.
"Semesta, tolong beritahu gimana cara mengubungi Arsa yang sekarang aku nggak tahu dia ada dimana," harap Saskha.
Lalu, ia ingat Kiara.
Ia langsung cepat-cepat mencari kontak Kiara. Tapi, niatnya diurungkan. Saskha ingat tadi Kiara cerita kalau dia sudah lama tidak ketemu, dan lost contact.
Perlahan, Saskha menjatuhkan dirinya di kursi. Masih berpikir keras mencari cara untuk memecahkan masalahnya.
Tak lama dokter keluar, mencari kerabat anak itu.
"Gimana ya, Dok? Saya kenal anak itu tapi saya nggak tau gimana cara ngehubungin keluarganya."
Tak lama pengemudi ojek tadi datang. "Mbak, gimana kalau hubungi sekolahnya? Di seragamnya tertera nama sekolahnya, kan? Nanti nomornya bisa dicari di internet."
Saskha mengangguk setuju. Bisa-bisanya ia tidak berpikir sampai sana. "Oh iya, bisa dicoba. Sebentar saya mau beli pulsa di supermarket depan dulu ya."
Tanpa mengulur waktu, ia berlari kecil memasuki lift. Setelah pintu lift terbuka, Saskha sempat terdiam mengerjapkan matanya berulang kali untuk memastikan ia tidak salah lihat.
Sampai pintu lift mulai menutup lagi baru Saskha segera berlari keluar sebelum yang dilihatnya hilang dari pandangan.
"Arsa! Arsa!"
Walau bertahun-tahun Saskha tidak pernah bersua lagi, tapi ia masih ingat bagaimana wujud Arsa.
Merasa ada yang memanggil, Arsa berhenti mendorong kursi roda di depannya.
Ketika sampai di depan Arsa, Saskha membeku tak percaya melihat seseorang yang berada di kursi roda. Begitu pula sebaliknya. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorai - RAWS Festival 2019
AléatoireJika ada rasa sakit karena emosi yang tertahan. Maka, bersorailah agar mereka tahu apa yang sedang kamu rasakan. [Setiap part satu dan yang lainnya bukan cerita bersambung.] = Sebuah karya berupa drabble, dribble atau trabble yang ditulis dalam bula...