bagian satu

2.1K 105 3
                                    


.

.

.

.

Selamat membaca.

Warning : terlalu mainstream, typo dimana-mana, sangat OOC.

Re-Incarnation

Disclaimer: Not Me (Masashi Kishimoto)

Perang dunia Shinobi ke IV telah mencapai batasnya, dimana tanah yang sebelum perang terdapat tumbuhan, hutan dan bukit-bukit kecil namun kini hanya menyisahkan tanah gersang dimana banyak mayat semua Shinobi yang tergeletak akibat melawan Obito dan pasukan nya.

Jika dilihat lebih jelas akan nampak sebuah pohon besar berdiri tegak dengan sekuncup kelopak bunga yang belum mekar terlihat diatasnya, aneh memang tapi itulah alat yang digunakan oleh Obito untuk menciptakan 'perdamaian'. Namun rencana itu gagal akibat jubi lepas kendali dan mengakibatkan seluruh Shinobi tewas tak terkecuali Kuro Zetsu, hanya menyisakan dua orang.

Naruto melihat seorang pria paruh baya yang berada di seberangnyadengan tatapan putus asa, bisa dikatakan ia adalah legenda dunia shinobi, hanya dengan mendengar namanya saja Naruto yakin semua Negara Elemental akan langsung berpindah status, yang semula menjadi tenang, damai dan tentram akan langsung merubah status mereka menjadi siaga, khawatir dan resah. Dia adalah Uchiha Madara.

Disaat Juubi lepas kendali Madara dengan sangat mudah menyerap Bijuu ekor sepuluh itu tanpa kesulitan yang berarti. Naruto yang melihat itu menurunkan kesiagaan nya, untuk apa bertarung ? melawan Madara saja dia kewalahan apalagi ketika Madara sudah menyerap Juubi. Itu sama saja menancapkan Kunai ke jantungnya sendiri.

Di sisi lain Madara mengehembuskan nafas beratnya, apa artinya semua yang dilakukan nya setelah ini ? membunuh Naruto itu sama saja tidak akan menghasilkan apa apa. Pada akhirnya ia sadar semua yang telah ia lakukan semenjak keluar dari Konoha adalah salah. Dalam batin ia menjerit keras menyesali semua ini. '...Kau menang Hashirama.'

"Kita berdua sama-sama memiliki hal yang sangat kita inginkan, tapi sepertinya tidak mungkin untuk kita dapatkan! " ucap lemah Naruto yang terdengar oleh Madara.

"Tak ada yang bilang itu mudah. " Jawab Madara.

"Inilah batas dari apa yang bisa kita lakukan ketika kita masih hidup. Itulah sebabnya aku terus berjuang melawanmu untuk mewujudkan arti kedamaian sejati, meskipun itu terdengar mustahil namun tak menutup kemungkinan itu bisa terwujud. " Naruto mengungkapkan semua yang tersisa dalam tekad api miliknya.

"Kau masih sangat naif, fufu...yah kau masih selalu jadi yang optimis. "

Rasa putus asa menyelimuti tekad api Naruto, dulu dia sering berkoar-koar tentang impian nya untuk menjadi Hokage tehebat yang mampu melindungi teman dan desa yang ditempatinya, akan tetapi apa yang dilihatnya sekarang seakan-akan menampar keyakinan nya dengan sangat keras. Teman, sahabat, guru bahkan semua Shinobi yang menaruh harapan terhadap dirinya kini telah tiada.

"Mungkin seharusnya ... aku juga seperti itu. " Madara berucap lirih sembari menatap langit luas yang bertabur bintang seakan-akan tidak peduli dengan apa yang telah terjadi di sini.

Naruto hanya mampu menatap sedih Madara yang lemah seperti ini, dia bisa mengerti perasaan Madara karena dia juga memimpikan hal yang sama yaitu kedamaian.

"Impianku sudah berakhir... namun impianmu belum. " lanjut Madara.

"Apa maksudmu bodoh, semua telah berakhir. " hardik Naruto.

"Aku akan mengirim mu kembali supaya kau bisa mencegah semua hal ini. " Tukas cepat Madara sembari merapal juts-,..eh bukan ?! Kinjutsu.

"Bertahanlah ... ini akan terasa sedikit sakit. "

Re-inkarnasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang