Misi

24 3 0
                                    

---


---

'Woahh bintangnya banyak banget' kata gadis kecil dengan piama tidurnya. Ia menatap kagum dengan pemandangan di hadapannya.

'Kan udah Bii bilang, langit malam itu bakal lebih indah dilihat kalo tengah malam' kata anak lelaki yang terlihat seumuran dengan anak gadis itu. Anak lelaki itu pun mengambil tempat di samping gadis kecil yang sedang menatap keluar jendela.

'Tapi nanti Lala jangan cerita ke Bunda kalo kita gak tidur buat liat bintang ya, nanti Bii diomelin Bunda ga boleh nginep kesini lagi.'

Gadis kecil itu tak menghiraukan ucapan anak lelaki di sampingnya. Matanya masih sibuk mengagumi indahnya langit malam bertabur bintang. Namun tak lama mata gadis kecil itu membulat.

'Bii! Lihat! Ada bintang jatuh. Kata Bunda kalo kita buat permohonan sama bintang jatuh pasti bakal di kabulin'

Anak lelaki itu pun ikut melihat ke arah pandangan anak gadis di sebelahnya. Dan benar ada bintang jatuh di sana.

'Ayo buat permohonan' ucap anak gadis itu lalu menutup matanya. Dan langsung diikuti oleh anak lelaki itu.
.

.

.

Angel mulai terbangun dari mimpi anehnya (lagi). Setelah selesai menjalankan misinya, Angel pasti akan bermimpi seperti itu.

Angel sendiri bingung mengapa ia selalu bermimpi seperti itu, ia bahkan tak mengenali kedua anak kecil itu. Ia akui anak gadis itu sedikit mirip dengannya jadi mungkin saja itu dirinya sewaktu kecil, tapi siapa anak lelaki itu? Yang pasti anak lelaki itu bukan bagian dari keluarganya. Angel yang tak mau pusing memikirkan siapa anak lelaki itu lebih memilih melupakannya.

Waktu menunjukkan pukul 12.45 siang dan asistennya atau kita panggil saja Melvin tidak membangunkannya. Itu artinya ia tak punya jadwal apa pun untuk hari ini.

Angel mulai melangkahkan kakinya menuruni kasur dan berjalan ke jendela besar yang menampilkan halaman bunga yang luas. Angel selalu ingin ke sana, namun sayang ia tak bisa. Untuk keluar dari kamarnya saja ia tak diizinkan. Ia hanya akan keluar jika ada misi atau jadwal pemotretan, itu pun ia akan langsung kembali pulang.

Lama Angel memandangi halaman luas itu dan sekarang ia mulai bosan. Ia butuh teman, ia butuh seseorang setidaknya bisa ia ajak untuk berbagi ceritanya. Sayangnya ia tak punya orang yang mau berteman dengannya. Bagaimana mau berteman? Untuk keluar dari mansion megah ini saja ia tak bisa.

Angel kemudian beranjak dari tempatnya lalu memencet tombol merah yang berada di dekat kasurnya. Tak lama datanglah Melvin dengan jaket kulit hitam dan jeans berwarna senada.

Angel tebak, Melvin baru saja pulang dari misinya atau mungkin ia baru mau berangkat menjalankan misi?

"You call me?" ucap Melvin setelah masuk dan menutup kembali pintu kamar Angel.

"You are busy?"

"Tidak juga, hanya baru pulang setelah menyelesaikan misi."

Benar tebak kan Angel. Melvin baru saja diberi misi. Angel mulai berjalan kembali ke arah jendela, lalu disusul oleh Melvin.

Terjadi keheningan di antara keduanya, Melvin masih setia berdiri di samping Angel. Menunggu gadis itu untuk berbicara.

Angel bingung harus berbicara apa, ia kesepian dan butuh seseorang. Tapi ia juga tak bisa sepenuhnya percaya pada Melvin.

Meskipun Melvin adalah asisten pribadinya tapi sebenarnya Melvin sama seperti dirinya, sama-sama di didik keras sejak kecil, sama-sama hidup untuk memenuhi perintah sang Daddy.

Secret AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang