"Kadang-kadang ketika segala sesuatu berjalan dengan terlalu lancar dan tiada halangan malah akan membuat kita merasa khawatir. Ibarat kondisi laut sebelum akan terjadi badai , tenang padahal sedang bersiap-siap menyimpan kekuatan untuk menghantam kita."
Segala sesuatu berjalan dengan lancar, ibunya juga sudah menyetujui hubungan mereka dan rencana pernikahan mereka kemarin malam. Dan ajaibnya Hana yang pertama kali menentang habis-habisan juga tidak berbicara apa-apa lagi malah memberinya ucapan selamat meskipun dengan agak berat hati. Tentu saja ini membuat Haneul merasa bahagia sekali. Meskipun masih belum berbicara kepada ayah Hyun Bin, paling tidak dari pihak ibu dan kakaknya sudah tidak ada masalah lagi.
Beberapa hari yang lalu, Hyun Bin datang ke rumah untuk makan malam sekaligus melamar Haneul kepada ibunya. Pertama Haneul mengira ibunya akan mempersulit, ternyata....
"Tentu saja aku tidak keberatan," jawab ibunya waktu Hyun Bin mengajukan lamaran malam itu. Saat itu mimik wajah Hana berubah. Ibunya melanjutkan lagi," Namun kupikir lebih baik kalian bertunangan dulu, dan menunggu hingga Haneul lulus universitas tahun depan baru menikah. Tentu saja Ibu hanya menganjurkan kepada kalian dan ini semua terserah kalian."
"Ibu keterlaluan, masa ibu menyetujuinya? Ibu tidak memikirkan perasaanku sama sekali. Aku tidak akan pernah menyetujui pernikahan mereka," tukas Hana langsung sebelum Hyun Bin dan Haneul mau menjawab.
Segera Hana naik ke lantai atas ke kamarnya. Terdengar suara bantingan pintu. Ibu hanya tersenyum minta maaf kepada Hyun Bin.
" Maafkan ketidaksopanan Hana, Hyun Bin. Jangan khawatirkan Hana, aku akan berbicara dengannya."
Hyun Bin hanya tersenyum memaklumi. "Tidak apa-apa kok, tante. Sudah malam juga, aku minta diri dulu, dan terima kasih atas kepercayaan anda menyerahkan Haneul kepadaku. Masalah perhikahan, lain kali kita baru bahas lagi. Yang penting tante tidak menentang, aku sudah sangat berterima kasih."
" Ibu, aku akan mengantar opa keluar dulu." ucap Haneul sambil berjalan keluar mengantar Hyun Bin sedangkan ibunya hanya mengangguk dan naik ke lantai atas. Sementara itu, Haneul dan Hyun Bin akhirnya memutuskan bersantai duduk di taman sebentar. Haneul bersandar di bahu Hyun Bin menikmati kehangatan tubuhnya. Lama mereka tidak berbicara, seolah-olah tanpa berbicara pun mereka sudah berbicara dalam hati mereka. Akhirnya Haneul dulu yang membuka suara.
"Opa," panggilnya pelan,membuat Hyun Bin menatap ke arahnya.
"Opa, kamu tahu, hari ini aku merasakan hidupku lengkap sudah bahkan hampir sempurna yang mana membuatku sangat bahagia, namun..." ucapannya terhenti membuat Hyun Bin menatapnya lagi dengan pandangan bertanya yang akhirnya membuatnya melanjutkan lagi,
"Namun semakin banyak yang telah aku dapatkan, entah mengapa hati ini semakin cemas. Cemas seolah sewaktu-waktu aku akan terbangun dan menyadari bahwa ini hanyalah sebuah mimpi saja. Dan semuanya akan hilang dari genggaman tanganku. Sebab semua ini rasanya terlalu indah untuk menjadi kenyataan." Haneul melanjutkan lagi ketika Hyun Bin terlihat akan berbicara.
" Namun kupikir ini hanya perasaanku yang berlebihan saja. Sebab apapun yang terjadi, opa akan selalu berada disisiku," ucapnya dengan sorot mata penuh keyakinan membuat Hyun Bin terharu atas kepercayaan Haneul begitu besar. Hyun Bin merengkuhnya ke dalam pelukannya.
"Aku berjanji akan selalu berada disisimu selamanya,'' sumpahnya membuat Haneul tersenyum bahagia.
Sementara Haneul masih diluar bersama Hyun Bin, Hana yang masuk ke dalam kamar tadi menangis di tempat tidurnya. Tak lama kemudian, ibunya mengetuk pintu dan ketika tidak digubris, langsung masuk mendapati Hana yang menangis. Mendengar ada suara pintu dibuka, Hana menolehkan kepalanya dan wajahnya langsung berubah ketika melihat ibunya.
" Mengapa Ibu datang kemari? Bukannya Ibu sudah punya anak kesayangan lain? Jelas-jelas Ibu tahu aku juga mencintai Hyun Bin opa, tapi..... ucapannya terputus sebentar, aku benci Ibu, Ibu juga tidak usah memperdulikan aku lagi." Dengan sikap kekanak-kanakan Hana menyembunyikan wajahnya dibantal.
Ibunya mendekatinya dan berkata,"Sayang, kamu dengar dulu, Ibu melakukan semua ini demi kamu. Kalau kamu memang ingin mendapatkan Hyun Bin, kamu harus mengikuti rencana Ibu, dan Ibu mau kamu berpura-pura menyetujui rencana pernikahan mereka. Jangan khawatir, sayang, pada akhirnya yang akan mendapatkan Hyun Bin adalah kamu. Ibu juga tidak ingin pria sehebat Hyun Bin malah bersama dengan Haneul. Kamu yang lebih pantas," ucap Ibunya tegas membuat Hana berhenti menangis dan menatap Ibunya dengan pandangan bertanya.
" Begini rencana Ibu,".....sambil membisikkan rencananya kepada Hana membuat Hana akhirnya tersenyum puas. Dan segera memeluk ibunya.
"Aku tahu Ibu memang paling sayang kepadaku,'' Hana tersenyum senang sekali.
"Anak bodoh, tentu saja. Siapa lagi anak kesayangan ibu,'' tukas ibunya sambil balas memeluknya.
Lama setelah itu, disebuah kamar terlihat sosok seorang wanita berdiri ditepi jendela melihat pasangan kekasih itu berjalan bersama.
"Kim Haneul, nikmatilah kebahagiaanmu selagi bisa. Sebentar lagi kamu bahkan akan melupakan cara untuk tersenyum lagi!" Wanita itu tersenyum penuh kemenangan. Sebentar lagi permainan akan dimulai.

KAMU SEDANG MEMBACA
the revenge
RomanceDipenjara atas pembunuhan yang tidak dilakukannya, membuat Kim Ha Neul kehilangan segalanya. Cintanya, kekasihnya, bahkan tiada lagi masa depan baginya. Kini cuma satu tujuannya sekeluarnya dari penjara, mencari pembunuh sebenarnya yang diyakininya...