Aku pernah berjanji pada alam, bahwa aku tak akan berhenti berjuang selama jantungku masih berdetak. Selama aku masih tetap ada di sampingmu. Aku akan menjagamu, sekuat yang aku mampu, sebagaimana aku menjaga diriku sendiri.
🥀🥀🥀
Dia Senja. Senja Arsenio. Memiliki kemampuan bisa melihat masa depan selama beberapa menit. Sahabat pertamaku setelah beberapa tahun menyendiri. Dia unik, bisa mengerti sikapku yang sangat labil.
"Senja, ayo! Kamu lama banget deh jalan kaki ke sana aja kayak siput!" Cecarku gemas melihatnya tak mempercepat langkah sama sekali. Senja masih santai berjalan. Menikmati angin sore yang sedari tadi menyibakkan rambut depannya.
"Iya, iya, jangan bawel gitu. Aku jadi suka nanti," Senja berlari kecil menyusulku. Sejenak aku menoleh, nampak tatapannya terkejut. Sarat memperingatkanku akan terjadi sesuatu yang buruk. Benar saja, hari itu, adalah hari terakhirku merasakan pelukan hangat Senja.
"Keanooo! Jaga kesadaranmu, Ke! Jangan menutup mata! Jangan tidur! Keano, dengarkan aku. Dengarkan! Maafkan aku karena terlambat memperingatkanmu! Maaf! Jangan meninggalkanku! Grizzelle!" Samar samar kulihat jika Senja sempat memelukku sangat erat. Bisa kurasakan kehangatannya menjalar ke seluruh tubuhku.
"Jangan... khawatir," aku tersenyum meyakinkannya, diiringi dengan menutup mata secara perlahan dan membuat Senja seketika berteriak panik.
🥀🥀🥀
Dia Grizzelle Keano. Gadis sederhana dengan kemanisan maksimal. Ia baik, bahkan bisa mengerti sifat yang tak dapat ditebak sepertiku. Aku pertama kali bertemu dengan Keano, saat waktu telah memasuki senja. Seperti namaku, Senja.
"Apa kau sudah gila, duduk dan bermain bersama kucingmu di tengah badai hujan seperti ini?" Ucap seorang gadis cantik, rambutnya terurai, matanya bulat, dan pipi yang sedikit tampak 'tembam' serta jangan lupakan dia berdiri sambil memayungiku yang sedang memeluk seekor kucing hitam yang kutemukan tadi.
"Namaku Keano. Grizzelle Keano terserah kamu mau memanggilku apa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja-Ku
Ficção AdolescenteKeano sempat kehilangan sebagian besar ingatannya setelah insiden menyedihkan itu. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuatnya kembali mengingatku setelah setahun tak sadarkan diri. Aku tak berharap hal ini terjadi padaku, maupun Keano. Namun...